Jalan Baru Menuju Republik Indonesia [1948] bag 1

Diposting oleh poentjak harapan on Selasa, 20 Maret 2012



Rapat Polit-Biro CC PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948 di Yogyakarta, setelah mendengar uraian Kawan Musso tentang pekerjaan dan kesalahan Partai dalam dasar-dasar organisasi dan politik serta setelah mengadakan diskusi sedalam-dalamnya memutuskan, mengambil resolusi sebagai berikut :

I

Lapangan Organisasi


Untuk dapat memahamkan kesalahan-kesalahan PKI di lapangan organisasi, sebaiknya diuraikan lebih dahulu sedikit riwayat PKI.
Dalam tahun 1935 PKI dibangunkan kembali secara illegal atas inisiatif Kawan Musso. Selanjutnya PKI illegal inilah yang memimpin perjuangan anti-fasis selama pendudukan Jepang. Kesalahan pokok di lapangan organisasi yang dibuat oleh PKI illegal ialah, tidak dimengertinya perubahan-perubahan keadaan politik di dalam negeri sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya pada saat itulah, PKI harus melepaskan bentuknya yang illegal dan muncul dalam masyarakat Indonesia Merdeka dengan terang-terangan.
Akan tetapi karena pada saat itu dan seterusnya bentuk yang illegal ini masih dipegang teguh, maka dengan demikian PKI telah mendorong orang-orang yang menghendaki adanya PKI, untuk mendirikan PKI legal, dan telah memberi kesempatan kepada anasir-anasir avonturir yang berhaluan Trotskis untuk mendirikan PBI. Dengan berdirinya PKI legal dan PBI ini, maka timbullah keharusan bagi PKI illegal untuk merebut selekas-lekasnya pimpinan atas partai-partai ini, supaya perjuangan klas buruh jangan sampai menyimpang dari rel revolusioner. Dengan sendirinya keharusan ini mengakibatkan terbagi-baginya kader illegal kita, yang sudah tentu melemahkan organisasi.
Oleh sebagian kawan-kawan dari PKI illegal, didirikan Partai Sosialis Indonesia yang, kemudian membuat kesalahan besar karena mengadakan fusi dengan Partai Rakyat Sosialis dari Sutan Syahrir dan menjelma menjadi Partai Sosialis. Dengan adanya fusi ini, maka terbukalah jalan bagi Sutan Syahrir dan kawan-kawannya untuk memperkuda Partai Sosialis. Kejadian ini dimungkinkan oleh kurang sadar dan kurang waspadanya kawan-kawan dari PKI illegal yang turut mengemudikan Partai Sosialis.
Kemudian tidak sedikit jumlah kader-kader illegal kita yang diperlukan baik di dalam Pemerintahan maupun di dalarn Badan Pekerja KNIP. Sehingga dengan sendirinya tidak mungkin lagi bagi kawan-kawan ini mencurahkan segenap tenaganya kepada pekerjaan dalam ketiga Partai tersebut diatas (PKI legal, PBI, Partai Sosialis). Hal ini lebih melemahkan organisasi.
Berhubung dengan semua ini, maka kedudukan dan rol Partai Komunis Indonesia sebagai partai klas buruh dan pelopor revolusi telah diperkecil. PKI ditempatkan pada tempat yang tidak semestinya, sehingga sebagai partai dan organisasi sama sekali tidak mewujudkan kekuatan yang berarti. Dengan demikian sangat berkuranglah tradisi baik dan popularitas PKI dalam waktu sebelum dan selama Perang Dunia ke-II. Kesalahan besar dalam lapangan organisasi ini diperbesar lagi, karena kaum Komunis sangat mengecilkan kekuatan klas buruh dan rakyat seluruhnya dan karena kaum Komunis terpengaruh oleh propaganda dan ancaman Amerika. Oleh sebab itu telah menjadi takut dan kurang percaya kepada kekuatan tenaga anti-imperialis yang dipelopori oleh Uni Soviet. Dengan demikian PKI membesar-besarkan kekuatan imperialisme umumnya dan imperialisme Amerika khususnya. Dengan demikian pula PKI memberikan terlampau banyak konsesi kepada imperialisme dan klas borjuis.
Adanya tiga partai klas buruh sampai sekarang (PKI legal, PBI dan Partai Sosialis), yang semuanya dipimpin oleh Partai Komunis illegal, mengakui dasar-dasar Marxisme-Leninisme dan sekarang tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat serta menjalankan aksi bersama berdasarkan program bersama, telah mengakibatkan ruwetnya gerakan buruh seumumnya. Hal ini sangat menghalangi kemajuan dan perkembangan kekuatan organisasi klas buruh, juga sangat menghalangi meluas dan mendalamnya ideologi Marxisme-Leninisme yang konsekwen. Dengan demikian telah memberi banyak kesempatan kepada musuh klas buruh untuk menghalangi kemajuan gerakan Komunis dengan jalan mendirikan bermacam-macam partai Kiri yang palsu dan yang memakai semboyan-semboyan yang semestinya menjadi semboyan PKI (di antaranya : "Perundingan atas dasar Kemerdekaan 100%").
Oleh karena sikap yang anti-Leninis dalam hal politik organisasi ini, maka di lapangan serikat buruh pun kaum Komunis dengan demikian telah sangat menghalangi tumbuhnya keinsafan politik kaum buruh seumumnya sebagai pemimpin Revolusi Nasional. Kaum Komunis yang memimpin gerakan buruh (serikat buruh) lupa, bahwa menurut Lenin serikat buruh itu adalah sekolahan untuk Komunisme. Melalaikan propaganda Komunisme di kalangan kaum buruh, berarti dengan langsung menghalangi bertambah sadarnya kaum buruh sebagai pemimpin Revolusi Nasional yang anti-imperialisme dan anti-feodalisme. Berarti melupakan arti gerakan kaum buruh sebagai sumber yang terpenting bagi PKI untuk mendapat kader-kadernya.
Pengaruh daripada kesalahan dalam lapangan organisasi yang telah dilakukan oleh kaum Komunis dengan jelas dan terang nampak juga di kalangan perjuangan tani, di mana pengaruh PKI juga sangat lemah. Padahal kaum tani amat besar artinya sebagai sekutu kaum buruh dalam Revolusi Nasional. Dengan tidak adanya bantuan yang aktif dari kaum tani, Revolusi Nasional tentu akan kalah.
Dari sudut organisasi kaum Komunis mempunyai pengaruh yang tidak kecil di kalangan pemuda, terutama dalam Pesindo. Akan tetapi karena gerakan ini tidak langsung terkenal sebagai massa organisasi PKI, sedangkan PKI sebagai Partai tidak terang-terangan memeloporinya, maka ideologi Komunisme di kalangan pemuda terbukti kurang terang dan ruwet, sehingga pendirian pemuda ragu-ragu. Akibat yang langsung dari politik organisasi semacam ini ialah, terhalangnya kemajuan perkembangan propaganda Komunisme di kalangan pemuda.
Pun di kalangan wanita, kaum Komunis tidak mempunyai pengaruh yang agak penting. Terang bahwa kaum Komunis mengecilkan peran penting kaum wanita dalam Revolusi sekarang.
Di kalangan prajurit, kaum Komunis mempunyai pengaruh yang agak penting juga. Akan tetapi karena adanya tiga Partai kaum buruh, maka kaum proletar dan kaum tani yang bersenjata ini dalam prakteknya tidak bersikap terang terhadap PKI dan dengan demikian simpati golongan prajurit pada Komunisme tidak dapat diperluas.
Di lapangan organisasi, PKI tidak mempunyai akar yang kuat dan dalam di kalangan prajurit.
Semua keruwetan dalam lapangan organisasi juga menyebabkan tidak kuatnya PKI dalam gerakan sosial dan kebudayaan seperti sport, kesenian, dll, baik dalam lapangan organisasi maupun dalam lapangan ideologi.
      Berhubung dengan kesalahan-kesalahan yang mengenai azas dalam lapangan organisasi seperti tersebut diatas dan menarik pelajaran dengan sebaik-baiknya dari kejadian di Yugoslavia, maka rapat Polit-Biro PKI memutuskan untuk mengadakan perubahan yang radikal, yang bertujuan supaya :
1. Selekas-lekasnya mengembalikan kedudukan PKI sebagai pelopor klas buruh.
2. Selekas-lekasnya mengembalikan tradisi PKI yang baik pada waktu sebelum dan selama Perang Dunia ke-II.
3. PKI mendapat HEGEMONI (kekuasaan yang terbesar) dalam pimpinan Revolusi Nasional ini.
Dalam pekerjaan yang maha sukar ini, Polit-Biro yakin, bahwa PKI akan dapat melakukan perubahan radikal tersebut di atas dengan cepat. Waktu akhir-akhir ini, kalangan kaum Komunis sendiri, oleh karena pekerjaan sehari-hari di kalangan rakyat lebih diperhatikan dan bertambah terasanya keruwetan dan kekacauan, telah mulai mencari jalan untuk keluar dari jurang reformisme dengan mengadakan kritik dan self-kritik, terutama di dalam rapat pleno CC PKI tanggal 10-11 Juni 1948 dan dalam rapat Polit-Biro tanggal 2 Juli 1948. Akan tetapi oleh karena kritik dan self-kritik ini belum benar-benar merdeka dan bersifat bolshevik, maka rapat tersebut belum dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang benar-benar mengenai strategi dalam lapangan organisasi maupun politik. Akan tetapi selama pertukaran pikiran dengan Kawan Musso dalam rapat Polit-Biro kritik dan self-kritik dijalankan dengan leluasa. Semua anggota Polit-Biro seiya-sekata mengakui kesalahan-kesalahannya dengan terus terang dan sanggup akan memperbaiki selekas-lekasnya.
Jalan satu-satunya untuk melikwidasi kesalahan pokok itu dengan cara radikal ialah mengadakan hanya SATU Partai yang LEGAL daripada klas buruh. Ini berarti dihapuskannya pimpinan PKI yang illegal. Seperti tersebut di atas, PKI yang dibangunkan kembali oleh Kawan Musso secara illegal pada tahun 1935 itu melanjutkan perjuangannya pada waktu penjajahan Jepang sampai zaman Republik, dan hingga waktu ini masih memimpin gerakan anti-imperialis.
PKI illegal ini hingga sekarang dijadikan sasaran oleh kaum Trotskis yang langsung atau tidak langsung tergabung dalam Pari, dengan maksud untuk mengacaukan gerakan Rakyat dengan mengatakan, bahwa PKI itu adalah PKI yang diperkuda oleh Belanda atau "PKI Van der Plas", artinya PKI yang didirikan untuk kepentingan Belanda. Tuduhan ini lebih-lebih lagi menunjukkan kecurangan golongan Trotskis untuk membusukkan PKI illegal, yang benar dibangunkan kembali oleh Kawan Musso dengan kawan-kawan yang lain, diantaranya kawan-kawan almarhum Pamuji, Sukajat, Abdul Aziz, Abdul Rakhim dan kawan-kawan jokosujono, Akhmad Sumadi, Ruskak, Marsaid, kemudian diteruskan oleh kawan-kawan Amir Sjarifuddin, Wikana, Sudisman, Sarjono, Subijanto almarhum, Sutrisno, Aidit, dll.
Semua kesalahan-kesalahan di lapangan politik organisasi yang tersebut di atas, pada pokoknya ialah mengecilkan peran Partai Komunis Indonesia sebagai satu-satunya kekuatan yang seharusnya memegang pimpinan daripada klas buruh dalam menjalankan revolusi. Berdasarkan itu, maka rapat Polit-Biro PKI telah memutuskan, bahwa seterusnya harus hanya ada satu Partai yang berdasarkan Marxisme-Leninisme dalam kalangan kaum Buruh. Polit-Biro PKI memutuskan mengajukan usul, supaya di antara tiga Partai yang mengakui dasar-dasar Marxisme-Leninisme yang sekarang telah tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat serta telah menjalankan aksi bersama, berdasarkan program bersama, selekas-lekasnya diadakan fusi (peleburan), sehingga menjadi SATU Partai klas buruh dengan memakai nama yang bersejarah, yaitu Partai Komunis Indonesia, disingkat PKI. Hanya Partai sedemikian itulah yang akan dapat memegang peran sebagai pelopor dalam gerakan kemerdekaan sekarang ini.
Revolusi kita adalah Revolusi Nasional atau Revolusi Demokrasi Borjuis dalam zaman imperialisme dan Revolusi Proletar dunia. Menurut kodratnya dan dipandang dari sudut sejarah maka hanya klas buruhlah, sebagai klas yang paling revolusioner dan konsekwen anti-imperialisme, yang semestinya memimpin revolusi ini, dan bukan klas lain.
Adapun cara mewujudkan fusi ini dengan selekas-lekasnya hendaknya sebagai berikut:
1. Membersihkan PKI dari anasir-anasir yang tidak baik.
2. Membentuk Komite Fusi yang berkewajiban:
a. Mendaftar anggota-anggota PBI dan Partai Sosialis yang dapat diusulkan dengan segera menjadi anggota PKI.
b. Menyiapkan masuknya anggota-anggota lainnya yang masih kurang maju dengan memberi kepada mereka, kewajiban untuk mempelajari buku-buku Marxisme-Leninisme, kursus-kursus, pekerjaan yang tertentu, dsb.
3. Setelah semua ini selesai, lalu mengadakan Kongres Fusi daripada ketiga Partai, di mana ketiga Partai dilebur menjadi satu dengan memakai nama Partai Komunis Indonesia dan dipilih Central Comite yang baru secara demokratis.
Dengan adanya hanya satu partai klas buruh yaitu PKI, maka pekerjaan akan menjadi lebih sederhana dan rasional.
Adanya satu PKI yang legal, memudahkan dan menegaskan pekerjaan tiap-tiap Komunis dalam serikat buruh, dalam perjuangan tani, pemuda, wanita, dalam gerakan sosial, dll.
Oleh karena PKI adalah partai klas yang miskin dan yang tertindas, seharusnya susunan pimpinan dan susunan partai seluruhnya sebagian besar terdiri dari elemen-elemen proletar sedangkan kaum intelektual seharusnya menjadi pembantu yang tidak dapat diabaikan dalam semua hal terutama dalam pekerjaan pembentukan kader-kader dan dalam mempertinggi tingkatan teori anggota PKI. Kesalahan-kesalahan pokok hingga sekarang, disebabkan pula oleh karena kurangnya elemen-elemen proletar dalam pimpinan Partai.
Rapat Polit-Biro memperkuat putusan CC PKI untuk membentuk suatu organisasi-massa baru, ialah : "Lembaga Persahabatan Indonesia-Uni Soviet ". Ini perlu sekali, oleh karena di Indonesia terdapat sangat banyak orang yang bersimpati kepada Uni Soviet dan yang masih segan memasuki PKI. Perlu sekali adanya lembaga itu, supaya rakyat jelata mengetahui lebih banyak tentang Uni Soviet, supaya rakyat jelata mempunyai kepercayaan lebih besar kepada gerakan demokrasi rakyat yang dipimpin oleh Uni Soviet. Kekuatan Uni Soviet dan kekuatan-kekuatan anti-imperialis lainnya di seluruh dunia sebenarnya adalah jauh lebih besar daripada kekuatan blok imperialisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat, yang juga berniat menjajah kembali tanah air kita.

Sumber: Yayasan Pembaruan, Jakarta, 1953, Cetakan ke-VII

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar