PERJUANGAN KLAS DI DESA

Diposting oleh poentjak harapan on Minggu, 25 Maret 2012



Apakah perjuangan klas itu? Ia adalah perjuangan dari satu bagian Rakyat terhadap bagian lainnya; perjuang yang dilakukan oleh massa yang bekerja, tertindas, dan tak mempunyai hak, melawan kaum yang berhak istimewa, kaum penindas, kaum parasit; perjuangan kaum buruh upahan, atau kaum proletar, melawan kaum pemilik harta, atau burjuasi. Perjuangan yang besar ini telah senantiasa berlangsung di desa Rusia juga, meskipun tidak setiap orang melihatnya, dan meskipun tidak setiap orang mengerti akan artinya. Dalam waktu sistim perhambaan seluruh massa petani berjuang melawan penindas-penindas mereka, klas tuan tanah, yang dilindungi, dibela dan disokong oleh pemerintah tasr. Kaum tani pada waktu itu tidak dapat bersatu, mereka samasekali tertekan oleh kegelapan; kaum tani tidak mempunyai pembantu-pembantu dan saudara-saudara di kalangan kaum buruh kota; sekalipun demikian mereka berjuang semampu-mampunya dan dalam batas kesempatannya. Kaum tani tidak takut-takut akan pengejaran yang ganas dari pihak pemerintah, mereka tidak gentar karena pencambukan dan pelor, kaum tani tidak percaya pada kaum pendeta yang mencoba dengan sekuat-kuatnya untuk membuktikan bahwa sistim perhambaan itu diperkenankan oleh Kitab Suci dan disyahkan oleh Tuhan (itulah yang betu-betul dikatakan oleh Uskup Agung Philaret!); kaum tani bangkit berontak, sekarang di satu tempat, nanti di tempat lain, dan akhirnya pemerintah mengalah, khawatir kalau-kalau terjadi pemberontakan umum dari semua petani.
Sistim perhambaan dibatalkan, tetapi tidak samasekali. Kaum tani tetap tanpa hak-hak, mereka merupakan pangkat sosial rendahan, pangkat yang membayar- pajak- kepala, pangkat “hitam”, mereka tetap dalam cekaman perbudaan perhambaan. Kegelisahan di kalangan kaum tani berlangsung terus, mereka terus menunut kebebasan yang penuh, yang sungguh-sungguh. Sementara itu sesudah pembatalan perhambaan, sudah sempat tumbuh suatu perjuangan klas yang baru, perjuangan proletariat melawan burjuasi. Kekayaan bertambah besar, jalan-jalan keretaapi dan pebrik-pabrik besar dibangun, kota-kota menjadi semakin padat penduduknya dan semakin ewah, tetapi kekayaan ini semuanya dimiliki oleh beberapa gelintir  orang yang sangat kecil jumlahnya, sedang Rakyat menjadi semakin melarat, menjadi semakin miskin dan kelaparan, dan orang pergi bekerja dengan kerja upahan di tengah-tengah orang-orang asing. Kaum buruh kota mulai perjuangan baru yang besar dari semua kaum miskin melawan semua kaum kaya. Kaum buruh kota bersatu di dalam Partai Sosial-Demokrat dan sedang melakukan pejuangan mereka dengan tegar, kukuh dan rukun, dengan maju selangkah demi selangkah, mempersiapkan diri untuk perjuangan besar yang terkahir, menuntut kemerdekaan politik bagi seluruh Rakyat.
Akhirnya kaum tanipun kehilangan kesabarannya. Dalam musim semi tahun yang lalu, 1902, kaum tani di Gubernia-Gubernia Poltawa, Kharkoc dan lainnya bangun dan menentang tuan tanah-tuan tanah, mendobrak lumbung-lumbung mereka sendiri, membagi-bagikan kepada yang lapar gandum yang telah ditanam dan dipaneni oleh muzyik-muzyik tetapi dirampas oleh tuan tanah-tuan tanah, dan menuntut pembagian kembali tanah. Kaum tani tak dapat menahan lagi penindasan yang tak ada habisnya dan mulai mencari nasib yang lebih baik. Kaum tani mengambil keputusan – dan keputusan ini adalah tepat sekali – bahwa lebih baik mati dalam perjuangan melawan kaum penindas daripada mati karena kelaparan tanpa perjuangan. Tetapi kaum tani itu tidak memenangkan nasib yang lebih baik untuk diri mereka sendiri. Pemerintah tsar menyatakan mereka sebagai perusuhperusuh serta peranpok-perampok biasa (karena mereka merebut dari tuan tanah-tuan tanah perampok gandum yang telah ditanam serta dipaneni oleh petani-petani itu sendiri!); pemerintah tsar mengirimkan pasukan-pasukan untuk melawan mereka sebagai melawan musuh, dan petani-petani itu dihancurkan; petani-petani ditembaki, banyak yang tewas; dengan kejamnya petani-petani itu dicambuki, banyak yang dicambuk sampai mati; penganiayaan  terhadap mereka begitu jahat hingga tak pernah terjadi pada orang-orang turki ketika mereka menganiaya  musuh-musuh mereka, orang-orang Kristen. Wakil-wakil tsar, para gubernur, adalah penganiaya-penganiaya yang paling jahat, betul-betul algojo. Serdadu memperkosa para istri serta anak-anak perempuan petani-petani. Dan sesudah semuanya ini petani-petani itu diperiksa oleh pengadilan yang terdiri dari amtenar-amtenar, mereka dipaksa membayar delapan ratus ribu Rubel kepada tuan tanah-tuan tanah, dan tidak diperkenankan pada pengadilan-pengadilan, pengadilan-pengadilan rahasia yang memalukan itu, pengadilan-pengadilan dalam kamar-siksaan, mengatakan bagaimana petani-petani telah dianiaya serta disiksa oleh para wakil tsar, Gubernur Obolenski dan abdi-abdi tsar lainnya.
Kaum tani berjuang untuk tujuan adil. Klas buruh Rusia akan selalu mengenag dengan hormat para syahid yang ditembaki dan dicambuki sampai mati oleh abdi-abdi tsar. Para syahid itu adalah pejuang-pejuang  untuk kebebasan dan kebahagiaan Rakyat pekerja. Kaum tani dihancurkan, tetapi mereka senantiasa akan bangkit kembali, mereka tak patah hati karena kekalahan yang pertama ini. Kaum buruh yang berkesadaran klas akan berusaha sekuat tenaga mereka untuk memberikan penerangan kepada Rakyat pekerja yang sebanyak-banyaknya di kota dan di desa tentang perjuangan kaum tani serta untuk membikin mereka bersia-siap untuk perjuangan yang lain lagi dan lebih sukses. Kaum buruh yang berkesadaran kals akan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk membantu petani-petani supaya jelas mengerti mengapa pemberontakan ini yang pertama (1902) ditindas dan yang harus dikerjakan untuk memperoleh kemenangan bagi kaum tani serta kaum buruh dan bukan bagi abdi-abdi tsar.
Pemberontakan tani telah ditindas sebab ia merupakan suatu pemberontakan dari massa yang gelap pikirannya dan tak sadar, suatu pemberontakan tanpa tuntutan-tuntutan politik yang jelas dan tegas, yaitu, tanpa tuntutan untuk mengubah tata aturan-tata aturan negara. Pemberontakan tani itu ditindas karena tidak ada persiapan-persiapan yang dilakukan untuk itu. Pemberontakan tani itu ditindas sebab kaum proletar desa belum mempersatukan diri dengan kaum proletar kota. Itulah tiga sebab dari kegagalan perjuangan petani yang pertama. Supaya sukse, suatu pemberontakan harus mempunyai tujuan yang sadar, harus diadakan persiapan sebelumnya, ia harus mencakup seluruh Rusia dan berlangsung dalam persekutuan dengan kaum buruh kota. Dan setiap langkah dalam perjuangan kaum buruh kota, setiap brosur atau surat kabar Sosial-Demokratis, setiap pidato yang diucapkan oelh seorang buruh yang berkesadaran klas bagi kaum proletar desa mendekatkan saat di mana pemberontakan demikian akan diulangi dan berakhir dengan kemenangan.
Kaum tani bangun tanpa suatu tujuan yang sadar, semata-mata karena mereka tidak bisa lagi menahan penderitaan, karena mereka tidak mau mati seperti binatang bisu tanpa perjuangan. Kaum tani telah begitu banyak menderita karena berbagai macam perampokan, penindasan serta siksaan sehingga mereka tidak bisa lain daripada percaya, kalaupun untuk sesaat saja, pada kabar angin yang samar-samar mengenai kerahiman tsar, mereka tidak bisa lain daripada percaya bahwa setiap orang yang berakal akan memandang adil kalau gandum dibagi-bagikan kepada orang-orang yang kelaparan, kepada mereka yang telah bekerja  seumur hidupnya untuk orang lain, yang telah menanam serta memaneni gandum, dan sekarang mati kelaparan, sedang lumbung “tuan-tuan” penuh dengan gandum. Kaum petani seolah-oleh telah lupa bahwa semua tanah yang terbaik, semua pabrik dan bengkel digenggam oleh kaum kaya, digenggam oleh kaum tuan tanah dan burjuasi, justru untuk meksud memaksa orang-orang yang kelaparan itu pergi bekerja bagi pemilik-pemilik harta. Kaum tani lupa bahwa bukan hanya para pendeta saja yang mengucapkan khotbah-khotbah untuk membela klas kaya, tetapi juga seluruh pemerintah tsar dengan birokrat-birokrat serta serdadu-serdadunya yang amat besar jumlahnya itu bangun membelanya. Pemerintah tsar memperingatkan kaum tani akan hal itu. Pemerintah tsar dengan kekejaman yang bengis, menunjukkan kepada kaum tani kekuasaan negara apa ia itu, abdi serta pelindung apa ia itu. Kita hanya perlu mengingatkan pelajaran ini kepada kaum tani lebih sering dan mereka akan mudah mengerti mengapa perlu mengubah tata aturan negara, dan mengapa kita memerlukan kebebasan politik. Pemberontakan-pemberontakan tani akan mempunyai tujuan yang sadar apabila makin banyak lagi jumlahnya orang-orang yang mengerti hal itu, apabila setiap muzyik yang dapat membaca dan menulis dan yang berfikir sendiri menjadi maklum akan tiga tuntutan pokok yang pertama-tama harus diperjuangkan. Tuntutan petama – memanggil bersidang Dewan perwakilan seluruh Rakyat dengan maksud membentuk pemerintah yang dipilih dan bukan pemerintah otokratis. Tuntutan kedua – kebebasan bagi semua dan setiap orang untuk menerbitkan segala macam buku atau surat kabar. Tuntutan ketiga – pengakuan oleh undang-undang akan kesamaan hak-hak yang penuh dari kaum tani dengan pangkat-pangkat sosial lainnya dan pembentukan panitia-panitia tani yang dipilih, dengan tujuan terutama menghapuskan segala bentuk perbudakan perhambaan. Itulah tuntutan-tuntutan yang terutama serta fundamentil dari kaum Sosial-Demokrat, dan sekarang akan menjadi musdah sekali bagi kaum tani untuk memahaminya, untuk mengerti dengan apa perjuangan untuk kebebasan Rakyat harus dimulai. Apabila kaum tani mengerti akan tuntutan-tuntutan ini, maka mereka akan mnegerti pula bahwa mereka harus lebih dahulu mempersiapkan dirinya untuk pemberontakan itu dengan ulet dan tekun, dalam waktu yang lama, dan tidak secara sendirian, tetapi bersama-sama dengan kaum buruh kota – kaum Sosial-Demokrat.
Biar setiap buruh dan tani yang berkesadaran klas menghimpun dirinya di sekitar kawan-kawan yang paling cerdas, dapat dipercaya serta berani. Biar dia berusaha keras untuk menerangkan kepada mereka apa yang dikehendaki oleh kaum Sosial-Demokrat, sehingga setiap orang dari mereka dapat mengerti perjuangan apa yang harus dilakukan dan tuntutan-tuntutan apa yang harus diajukan. Biar kaum Sosial-Demokrat yang berkesadaran klas secara selangkah-demi selangkah, hati-hati, tetapi terus menerus mengajarkan kepada kaum tani ajaran-ajaran Sosial-Demokratis kepada mereka untuk dibaca dan menjelaskan brosur-brosur itu dalam pertemuan-pertemuan kecil dari orang-orang yang dapat dipercayai.
Tetapi ajaran-ajaran Sosial-Demokratis tidak boleh diajarkan dari buku-buku saja; setiap hal, setiap peristiwa penindasan serta ketidak adilan yang kita lihat disekitar kita harus dipergunakan untuk maksud ini. Ajaran Sosial-Demokratis adalah ajaran tentang perjuangan melawan segala macam penindasan, melawan segala macam perampokan, melawan segala macam ketidak adilan. Hanya dialah yang tahu sebab-musabab daripada penindasan dan yang selama hidupnya menentang setiap peristiwa penindasan, yang  menjadi seorang Sosial-Demokrat yang sejati. Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Kaum Sosial-Demokrat yang berkesadaran klas, dengan berkumpul di kota atau di desa mereka sendiri, harus menentukan sendiri bagaimana hal itu harus dilakukan, asal saja ini lebih bermanfaat bagi seluruh klas buruh. Sebagai contoh akan saya kutip satu atau dua cara. Baiklah kita andaikan bahwa seorang buruh Sosial-Demokrat datang berkunjung ke desanya, atau bahwa seorang Sosial-Demokrat datang ke sutau desa. Seluruh desa itu berada dalam cekauan tuan tanah tetangga seperti seekor lalat dalam sarang labah; ia terus berada dalam keadaan perbudakan selama hidupnya dan tak dapat meloloskan diri dari padanya. Buruh itu harus segera memilih petani-petani yang paling sadar, cerdas dan dapat dipercayai, mereka yang mencari kebenaran dan yang tak akan menjadi ketakutan karena ada bajingan polisi pertama datang mendekati, dan menerangkan kepada mereka tentang sebab-musabab dari perbudakan yang tak terperikan ini, berceritera kepada mereka bagaimana  tuan tanah menipu kaum tani dan merampok mereka dengan bantuan  panitia-panitia bangsawan, berceritera kepada mereka bagaimana mereka itu disokong oleh pemerintah tsar dan  juga berceritera kepada mereka tentang tuntutan-tuntutan kaum buruh Sosial-Demokrat. Apabila petani-petani itu mengerti akan semua hal yang sederhana ini maka adalah perlu untuk memikirkan bersama dengan saksama apakah mungkin mengadakan perlawanan yang bersatu terhadap tuan tanah itu,  apakah kaum tani mungkin mengadakan tuntutan-tuntutannya yang pertama dan pokok (sama seperti kaum buruh kota mengajukan tuntutan-tuntutan mereka kepada pemilik-pemilik pabrik). Jika tuan tanah itu menguasai satu desa besar atau beberapa desa di bawah perbudakannya, maka yang terbaik kiranya yalah mendapatkan surat sebaran dari Comite Sosial-Demokrat yang terdekat melalui orang-orang yang dapat dipercayai. Di dalam surat sebaran itu Comite Sosial-Demokrat  tersebut akan melukiskan dengan saksama, dari awal mula, perbudakan apa yang diderita kaum tani dan merumuskan tuntutan-tuntutan mereka yang pertama-tama (pengurangan sewa tanah, aturan upah yang layak dan bukan aturan-aturan upah separo untuk penyewaan tanah pada musim dingin, penuntutan yang kurang keras terhadap pelanggaran, atau berbagai tuntutan lainnya). Dari suatu surat sebaran seperti itu semua petani yang dapat membaca dan menulis akan memahami dengan baik apa yang menjadi persoalannya, dan juga menerangkan hal itu kepada mereka yang tak dapat membaca dan menulis. Ketika itu petani-petani itu akan terang melihat bahwa kaum Sosial-Demokrat membela mereka, bahwa kaum Sosial-Demokrat menghukum segala perampokan. Ketika itu petani-petani itu akan mulai mengerti keringanan apa, walaupun sedikit sekali, tetapi bagaimanapun juga  toh suatu keringanan, yang dapat segera dan sekarang juga diperoleh jika semuanya berdiri bahu-membahu, dan perbaikan-perbaikan besar apa bagi seluruh negeri yang harus diusahakan dengan perjuangan luhur bersama-sama dengan kaum buruh Sosial-Demokrat di kota-kota.Ketika itu kaum tani kian lama kian mempersiapkan diri untuk perjuangan luhur itu, mereka akan mulai belajar bagaimana menemukan orang-orang yang dapat dipercaya dan bagaimana  berjuang bahu-membahu untuk tuntutan-tuntutan mereka. Mungkin mereka kadang-kadang dapat berhasil dalam mengorganisasi suatu pemogokan, seperti kaum buruh kota. Memang benar hal ini lebih sukar di pedesaan dari pada di kota-kota, tetapi bagaimanapun juga toh kadang-kadang mungkin; di negeri-negeri lain kadang-kadang pernah terjadi pemogokan-pemogokan yang berhasil baik, misalnya, dalam musim-musim yang sibuk, ketika tuan tanah-tuan tanah dan pengusaha-pengusaha pertanian kaya sangat sekali membutuhkan buruh. Jika kaum miskin desa sudah bersiap untuk mogok, jika suatu persetujuan telah lama tercapai mengenai tuntutan-tuntutan umum, jika tuntutan-tuntutan itu sudah diterangkan di dalam suratsebaran-suratsebaran, atau dijelaskan dengan seyogyanya biar dalam rapat-rapat, maka semuanya akan berdiri bahu-membahu dan tuan tanah akan mesti terpaksa mengalah, atau sekurang-kurangnya mengekang hasrat perampokannya. Jika pemogokan itu dengan suara bulat dan dicanangkan selama musim yang sibuk, maka tuan tanah bahkan pihak yang berwajibpun dengan pasukan-pasukannya akan merasa sukar untuk berbuat sesuatu – waktu terus hilang, tuan tanah terancam kebangkrutan, dan dia akan lekas menjadi lebih suka bersetuju. Sudah tentu pemogokan-pemogokan adalah barang baru dan barang-barang baru itu mula-mula sering tak berlangsung lancar. Kaum buruh kota pun mula-mula juga tidak mampu melakukan perjuangan yang bersatu, mereka tidak tahu tuntutan-tuntutan apa yang harus diajukan secara bersama-sama, mereka begitu saja pergi menghancurkan mesin-mesin dan merusak pabrik. Tetapi sekarang kaum buruh sudah belajar melakukan perjuangan yang bersatu. Setiap pekerjaan baru harus dipelajari lebih dahulu. Sekarang kaum buruh mengerti bahwa yang dapat diperoleh dengan segera hanyalah keringan-keringanan, asal saja mereka berdiri bahu-membahu; sementara itu, Rakyat sedang menjadi biasa mengadakan perlawanan yang bersatu dan makin lama makin bersiap-siap untuk perjuangan yang luhur dan menentukan. Begitu pula, kaum tani akan belajat bagaimana mereka harus mengadakan perlawanan terhadap kaum perampok yang paling bengis, bagaimana menuntut keringanan-keringanan dengan berdiri bahu-membahu dan bagaimana mereka harus selangkah demi selangkah mempersiapkan diri dengan tabah serta di mana-mana saja guna pertempuran luhur untuk kebebasan. Jumlah kaum buruh dan kaum tani yang berkesadaran klas akan makin bertambah besar dan persatuan-persatuan dari kaum Sosial-Demokrat desa akan menjadi semakin kuat; dan setiap peristiwa perbudakan oleh tuan tanah, pemerasan dari pihak pendeta, kekejaman polisi dan penindasan birokatis, akan semakin membantu membuka mata Rakyat, membiasakan mereka dengan mengadakan perlawanan yang bersatu dan dengan pikiran bahwa orang perlu mengubah tataaturan-tataaturan negara dengan kekerasan.
Pada awal mula dari brosur ini sudah kami katakan bahwa kaum pekerja kota kini keluar ke jalan-jalan dan lapangan-lapangan serta di muka umum menuntut kebebasan, bahwa mereka pada panji-panjinya mencantumkan serta menyerukan: “Lenyaplah otokrasi!” Akan segera tiba harinya di mana kaum buruh kota akan bangun tidak hanya untuk berbaris di sepanjang jalan-jalan dan berterik-teriak, tetapi juga bangun untuk perjuangan yang luhur dan terakhir, di mana kaum buruh akan menyakan sebagai satu orang: “Kita akan memperoleh kebebasan, atau mati berjuang!”, di mana tempat raturan orang yang tewas dan gugur dalam perjuangan akan diisi oleh ribuan pejuang-pejuang baru yang lebih gigih lagi. Dan juga petani-petani pada ketika itu akan bangkit di seluruh Rusia serta pergi membantu kaum buruh kota, pergi untuk berjuang sampai penghabisan untuk kebebasan kaum buruh dan kaum tani. Ketika itu tentara tsar apapun tak akan sanggup menahan serangan itu. Kemenangan akan jatuh pada Rakyat pekerja, dan klas buruh akan maju berbaris di sepanjang jalan yang terbentang dan lapang menuju pembebasan semua kaum pekerja dari segala macam penindasan. Klas buruh akan menggunakan kebebasannya untuk memperjuangkan Sosialisme!

Sumber: KEPADA KAUM MISKIN DESA / 1903, BAB 7
More aboutPERJUANGAN KLAS DI DESA

PERBAIKAN APA YANG SEDANG DIPERJUANGKAN OLEH KAUM SOSDEM BAGI PETANI?

Diposting oleh poentjak harapan

            
             Untuk mencapai pembebasan yang sempurna bagi semua kaum pekerja, maka kaum miskin desa, dengan bersekutu dengan kaum buruh kota, harus melakukan perjuangan menentang seluruh burjuasi, termasuk pula petani-petani kaya. Petani-petani kaya akan burusaha membayar buruh-buruh tani mereka sesedikit mungkin dan memaksa mereka bekerja selama serta sekeras mungkin; tetapi kaum buruh kota dan desa akan berusaha supaya kaum buruh-tani yang bekerja untuk petani-petani kaya juga memperoleh upah yang lebih baik, syarat-syarat kerja yang lebih baik, dan masa-masa istirahat yang tetap. Ini berarti bahwa kaum miskin desa harus membentuk persatuan mereka sendiri, tanpa petani-petani kaya. Hal ini sudah kami bicarakan, dan kami akan selalu meng-ulang-ulanginya.
             Tetapi di Rusia, semua petani, kaya atau miskin, dalam banyak hal masih merupakan hamba-hamba;  mereka semuanya adalah pangkat rendahan, pangkat “hitam”, pangkat pembayar pajak kepala; mereka semuanya diperhamba oleh amtenar-amtenar-polisi dan kepala-kepala Zemstwo; sering sekali mereka seperti dulu bekerja buat tuan tanah sebagai ganti pembayaran untuk tanah-tanah-potongan, tempat-tempat-minum-ternak, padang-padang penggembalaan, atau padang-padang rumput persis seperti mereka bekerja untuk tuan tanah di bawah sistim perhambaan. Semua petani ingin bebas dari sistim perhambaan baru ini, mereka semua ingin mempunyai hak-hak yang penuh, mereka semua membenci tuan tanah-tuan tanah yang sampai sekarang masih memaksa mereka melakukan kerja-hamba – membayar “rente-kerja” untuk pemakaian tanah serta padang-padang penggembalaan, tempat-tempat minum ternak dan padang-padang rumput dari tuan-tuan bangsawan, bekerja pula “untuk pelanggaran” dan mengirim kaum wanita mereka untuk memungut hasil ladang tuan tanah semata-mata “untuk penghormatan” saja. Semua rente kerja ini merupakan beban yang lebih berta bagi petani-petani-miskin daripada bagi muzyik-muzyik kaya. Muzyik-muzyik kaya kadang-kadang dapat membayar dengan uang kepada tuan tanah sebagai pengganti pekerjaan ini, tetapi muzyik-muzyik kayapun dalam kebanyakan hal diperas dengan kerasnya oleh tuan tanah. Jadinya, kaum miskin desa harus berjuang bahu-membahu dengan petani-petani kaya menentang ketiadaan hak-hak mereka, menentang setiap macam kerja hamba, menentang setiap macam rente-kerja. Kita akan dapat membebaskan diri dari segala macam perbudakan, segala macam kemiskinan hanya bila kita mengalahkan burjuasi dalam keseluruhannya (termasuk petani-petani kaya pula). Tetapi ada bentuk perbudakan yang dapat kita hapuskan sebelum waktu itu, sebab petani-petani kayapun sangat menderita karena bentuk-bentuk perbudakan itu. Di Rusia sampai sekarang masih banyak terdapat tempat-tempat serta distrik-distrik di mana sering kali semua petani dalam keseluruhannya hampir tetap merupakan hamba-hamba. Itulah sebanya maka semua kaum buruh Rusia dan semua kaum miskin desa harus melakukan perjuangan dengan kedua tangan dan di dua segi: dengan tangan yang satu – perjuangan menentang burjuasi, dengan bersekutu dengan semua kaum buruh; dan dengan tangan lain – perjuangan menentang pejabat-pejabat desa, menentang tuan tanah-tuan tanah feodal, dengan bersekutu dengan semua petani. Jika kaum miskin desa tidak membentuk persatuan mereka sendiri yang terpisah dari petani-petani kaya, maka mereka akan ditipu dan dipedayai oleh petani-petani kaya, yang akan menjadi tuan tanah-tuan tanah sendiri, sedang kaum miskin tidak hanya akan tetap miskin, tetapi bahkan tak akan diberi kebebasan untuk bersatu. Jika kaum miskin desa tidak berjuang berdampingan dengan petani-petani kaya menentang perbudakan perhambaar, maka mereka akan tetap terbelenggu serta terikat pada satu tempat, dan mereka juga tak akan mendapat kebebasan penuh untuk bersatu dengan kaum buruh kota.
            Kaum miskin desa harus lebih dulu menghantam tuan tanah-tuan tanah dan mencampakkan sekurang-kurangnya bentuk-bentuk perbudakan feodal yang paling jahat dan paling mencelakakan, dan di dalam urusan ini banyak petani-petani kaya dan pengikut-pengikut burjuasi akan juga memihak kaum miskin, sebab setiap orang sudah bosan dengan keangkuhan tuan tanah-tuan tanah. Tetapi baru kita berhasil mengurangi kekuasaan tuan tanah-tuan tanah, petani kaya akan segera menyingkapkan wataknya yang sebenarnya dan menunjukkan camarnya untuk mencekau segala apa saja; cakarnya yang rakus dan sudah banyak yang mereka cekau. Jadinya, kita harus awas-awas membentuk persekutuan yang kuat dan tak dapat dipatahkan dengan kaum buruh kota.  Kaum buruh kota akan membantu mencabut habis kebiasaan-kebiasaan lama yang keningrat-ningratan dari tuan tanah-tuan tanah dan agak menjinakkan juga petani-petani kaya (seperti mereka sudah agak menjinakkan majikan-majikan mereka, pemilik-pemilik pabrik). Tanpa persekutuan dengan kaum buruh kota kaum miskin desa kapan pun tak akan membebaskan diri mereka dari segala macam perbudakan, dari segala macam kemiskinan dan kesengsaraan; kecuali kaum buruh kota, tak ada seorang pun yang membantu kaum miskin desa dalam hal ini, mereka tak dapat mengandalkan pada siapapun kecuali pada diri mereka sendiri. Tetapi ada perbaikan-perbaikan yang dapat kita peroleh lebih pagi, yang dapat kita peroleh segera, justru pada awal mula perjuangan yang besar ini. Di Rusia terdapat banyak bentuk perbudakan yang sudah lama tak ada di negeri-negeri lain, dan dari perbudakan kepada amtenar-amtenar ini, perbudakan kepada tuan tanah-tuan tanah, perbudakan perhambaan ini, kaum tani Rusia dalam keseluruhannya dapat membebaskan diri dengan segera.
            Sekarang baiklah kita tinjau perbaikan-perbaikan apa pertama-tama sedang diperjuangkan oleh Partai Buruh Sosial-Demokrat guna membebaskan kaum tani Rusia dalam keseluruhannya sekurang-kurangnya dari bentuk-bentuk perbudakan perhambaan yang paling jahat, dan guna melepaskan tangan kaum miskin desa untuk perjuangan mereka menentang burjuasi Rusia dalam keseluruhannya.
           Tuntutan pertama dari Partai Buruh Sosial-Demokrat yalah segera dihapuskannya semua pembayaran ganti-rugi tanah, segala canon dan segala cukai yang dikenakan pada kaum tani yang “membayar-pajak-kepala”. Ketika panitia-paniatia bangsawan dan pemerintah bangsawan dari tsar Rusia “membebaskan” petani-petani dari ketergantungan perhambaan, petani-petani dipaksa menebus tanah mereka sendiri, menebus tanah yang mereka garap turun temurun! Itu adalah perampokan. Panitia-panitia bangsawan, dengan bantuan pemerintah tsar, betul-betul merampok petani-petani. Pemerintah tsar mengirim pasukan-pasukan ke banyak tempat untuk mendesakkan surat piagam pada petani-petani dengan paksa, menjalankan tindakan-tindakan hukuman militer terhadap petani-petani yang menolak menerima tanah-tanah pembagian “jembel” yang sudah dipotong. Tanpa bantuan pasukan-pasukan, tanpa siksaan serta penembakan, panitia-panitia bangsawan itu kapan pun tak akan dapat merampok petani secara begitu kurang ajar seperti yang mereka lakukan itu pada waktu pembebasannya dari ketergantungan perhambaan. Petani-petani harus senantiasa ingat bagaimana mereka dirampok serta dicurangi oleh panitaia-panitia bangsawan dan tuan tanah, sebab kinipun pemerintah tsar masih mengangkat panitia-panitia bangsawan atau amtenar bilamana saja timbul soal dikeluarkannya undang-undang baru mengenai kaum tani. Baru-baru ini, tsar mengeluarkan sebuah manifes (26 februari 1903) di mana dia menjanjikan akan meninjau kembali serta memperbaiki undang-undang mengenai kaum tani. Siapa yang akan meninjau kembali? Siapa yang akan memperbaikinya?  Kaum bangsawan lagi, para amtenar lagi! Kaum tani akan senantiasa dicurangi sebelum mereka mencapai pembentukan panitia-panitia tani untuk maksud memperbaiki hidup kaum tani. Sudah tiba waktunya untuk memperhentikan kemaharajalelaan tuan tanah-tuan tanah, kepala-kepala Zemstwo dan segala macam amtenar atas kaum tani! Sudah tiba saatnya untuk menghentikan ketergantungan perhambaan petani pada setiap agen polisi, pada setia orang keturunan bangsawan yang bangkrut karena banyak minum, yang disebut kepala Zemstwo, kepala polisi Uyezd, atau gubernur! Kaum tani harus menuntut supaya kepada mereka diberikan kebebasan untuk mengurus sendiri urusan-urusan mereka, memikirkan, menerima, dan menjalankan sendiri undang-undang baru. Kaum tani harus menuntut pembentukan panitia-panitia tani yang bebas, yang dipilih, dan selama mereka belum memperoleh kebabasan ini, mereka akan senanatiasa dicurigai serta dirampok oleh kaum bangsawan dan para amtenar. Tak seorangpun akan membebaskan muzyik-muzyik dari lintah-lintah amtenar jika mereka tidak membebaskan diri sendiri, jika mereka tidak bersatu supaya menggenggam nasib mereka dalam tangan mereka sendiri.
           Kaum Sosial-Demokrat tidak hanya menuntut dihapuskannya sama sekali dan segera pembayaran-pembayaran uang tebusan tanah, canon dan segala macam rente kerja; mereka juga menuntut supaya uang-tebusan-tanah yang sudah diambil dari Rakyat dikembalikan kepada Rakyat. Muzyik-muzyik diseluruh Rusia telah membayar ratusan juta Rubel kelebihan sejak mereka dibebaskan dari perhambaan oleh panitia-panitia bangsawan. Kaum tani harus menuntut supaya uang ini dikembalikan kepada mereka. Biar pemerintah mengenakan pajak khusus pada kaum bangsawan pemilik-tanah besar, biar tanah-tanah biara dan tanah-tanah Departemen Mahkota (yaitu, tanah-tanah milik keluarga tsar) diambil, biar Dewan perwakilan Rakyat menggunakan uang ini untuk kepentingan kaum tani. Di mana pun di dunia ini petani tidak begitu diijak-injak serta begitu menjadi melarat seperti di Rusia, di mana-mana pun tak ada jutaan petani yang mati kelaparan seperti di Rusia. Kaum tani di Rusia telah dibikin sampai mati kelaparan sebab mereka sudah lama dirampok oleh panitia-panitia bangsawan, sebab sejak hari itu mereka dirampok setiap tahun dengan dipaksa membayar upeti lama kepada ahli waris-ahli waris tuan tanah-tuan tanah pemilik hamba yang lama dalam bentuk pembayaran uang tebusan-tanah dan canon. Seharusnya mereka yang merampok harus bertanggungjawab terhadap kejahatan-kejahatan mereka. Seharusnya justru dari kaum bangsawan, kaum tuan tanah besar akan diambil uang untuk memberikan sokongan yang nyata kepada yang kelaparan.Muzyik yang kelaparan tidak membutuhkan kedermawanan, dia tidak membutuhkan sedekah; dia harus menuntut pengembalian uang yang telah dia bayarkan selama bertahun tahun kepada tuan tanah-tuan tanah dan kepada negara. Sesudah Dewan perwakilan Rakyat dan panitia-panitia petani akan dapat memberikan bantuan yang nyata dan sungguh-sungguh sefektif kepada yang kelaparan.
           Selanjutnya. Partai Buruh Sosial-Demokrat menuntut dihapuskannya segera tanggungjawab-kolektif dan semua undang-undang yang membatasi petani dalam mengurus tanahnya. Manifes tsar tranggal 26 februari 1903 menjanjikan penghapusan tanggungjawab kolektif. Undang-undang mengenai hal ini sudah diterima. Tetapi ini tidak cukup. Kecuali itu, semua  undang-undang yang menghalangi petani dalam mengurus tanahnya harus dibatalkan dengan segera; kalau tidak, sekalipun tanpa tanggungjawab-kolektif, petani tak akan menjadi bebas sepenuhnya dan akan tetap merupakan setengah hamba. Petani harus memperoleh kebebasan penuh untuk mengurus tanahnya: menyewanya atau menjualnya kepada siapa saja sesukanya tiada minta izin kepada siapapun juga. Inilah justru yang tidak diperkenankan oleh dekrit tsar: semua bangsawan, saudagar-saudagar dan burjuis kecil kota bebas mengurus tanah mereka, tetapi petani tidak. Muzyik diperlakukan sebagai seorang bayi, dia harus mempunyai seorang kepala Zemstwo untuk menjaganya, seperti seorang pengasuh. Muzyik tidak boleh dibiarkan menjual tanah-pembagiannya, sebab uang itu akan diboroskannya! Begitulah pertimbangan orang-orang pemilik hamba; dan nah, terdapat orang-orang naif yang mempercayai mereka dan, mengharapkan kebaikan bagi muzyik, mengatakan bahwa dia tidak boleh dibiarkan menjual tanahnya. Kaum Narodnikpun (yang sudah kita bicarakan) dan orang-orang yang menamakan diri kaum “Sosial-Revolusioner” juga menyerah kepada dalil ini dan berpendapat bahwa lebih baik jika muzyik tetap menjadi sedikit hamba daripada jika dia dibiarkan menjual tanahnya.
       Kata kaum Sosial-Demokrat: itu kemunafikan saja, omongan keningrat-ningratan melulu, kata-kata bermadu belaka! Apabila kita sudah mencapai Sosialisme, apabila klas buruh sudah mengalahkan burjuasi, seluruh tanah akan dimiliki bersama dan tak seorang pun akan berhak menjual tanah. Tetapi bagaimana sebelum itu?  Apakah orang bangsawan serta saudagar  diperkenankan menjual tanah mereka dan petani tidak? Apakah orang bangsawan dan saudagar bebas sedang petani tetap setenagh hamba? Apakah petani akan terus harus meminta izin kepada yang berwajib?
           Kesemuanya ini adalah penipuan belaka, biarpun yang ditiup-tiupi dengan kata-kata bermadu, tetapi bagaimanapun tetap penipuan juga.
          Selama seorang bangsawan dan saudagar diperkenankan menjual tanah, petani harus juga berhak penuh untuk menjual tanahnya dan mengurusnya dengan penuh kebebasan, persis sama seperti orang bangsawan dan saudagar.
            Apabila klas buruh sudah mengalahkan seluruh burjuasi, ia akan merampas tanah dari pemilik-pemilik besar dan akan menjalankan pengusahan pertanian secara koperatif di atas perusahaan-perusahaan pertanian besar, supaya kaum buruh menggarap tanah secara bersama-sama, bergotong royong, dan dengan bebas memilih orang-orang yang dapat dipercaya untuk mengurus perusahaan-perusahaan pertanian itu. Mereka akan mempunyai segala macam mesin yang meringankan kerja; mereka akan bekerja dalam regu-regu selama tidak lebih dari delapan jam (atau bahkan enam jam) sehari. Ketika itu petani kecil juga, yang lebih suka tetap meneruskan usaha-pertaniannya secara lama menurut garis-garis perorangan, tak akan menghasilkan lagi produksinya untuk pasar, untuk menjual kepada siapa saja yang datang lebih dulu, melainkan untuk koperasi-koperasi kaum buruh; petani kecil akan menyediakan gandum, daging, sayur-sayuran bagi koperasi-koperasi kaum buruh, dan kaum buruh sebagai balasannya akan memberikan, tanpa bayaran, kepadanya mesin-mesin, ternak, pupuk, pakaian dan apa saja  yang dia butuhkan. Tak akan ada lagi pergulatan untuk uang antara pengusaha-pertanian besar dan pengusaha-pertanian kecil, tak akan ada lagi kerja untuk orang lain untuk uang upahan; kaum pekerja semuanya akan bekerja untuk diri mereka sendiri, semua perbaikan dalam metode-metode produksi dan segala mesin akan menguntungkan kaum buruh itu sendiri dan membantu meringankan kerja mereka, memperbaiki taraf hidup mereka.
           Tetapi setiap orang yang berakal mengerti bahwa Sosialisme tak dapat dicapai dengan sertamerta; untuk mencapainya harus dilakukan perjuangan mati-matian melawan sluruh burjuasi, melawan semua dan segala macam  pemerintah; untuk itu semua kaum buruh kota di seluruh Rusia harus bersatu dalam persekutuan yang pokok dan tak terpatahkan dengan semua kaum miskin desa. Ini adalah suatu tujuan agung, dan untuk tujuan ini orang patut mengabdikan diri selama seluruh seluruh hidupnya. Tetapi selama kita belum mencapai Sosialisme, pemilik besar akan senantiasa bergulat dengan pemilik kecil untuk uang. Apakah pemilik tanah-besar harus bebas menjual tanahnya, sedang petani-kecil tidak? Kita ulangi: kaum tani bukanlah bayi dan mereka tak akan membiarkan siapapun juga untuk main kuasa atas diri mereka; kaum tani harus mendapat, tanpa suatu pembatasan, semua hak yang dinikmati oleh kaum bangsawan dan kaum saudagar.
             Juga dikatakan: tanah petani bukanlah kepunyaan sendiri, melainkan tanah komunal. Setiap orang tidak bisa dibiarkan menjual tanah komunal. Inipun suatu pembohongan. Tidakkah bangsawan-bangsawan dan saudagar-saudagar mempunyai komune-komune mereka sendiri? Tidakkah bangsawan-bangsawan dan saudagar-saudagar begabung untuk membentuk perseroan-perseroan guna membeli tanah dan pabrik-pabrik, atau sesuatu lainnya bersama-sama? Mengapa orang tidak mereka-reka pembatasan apapun bagi perserikatan-perserikatan kaum bangsawan, sedang semua bajingan polisi dengan giatnya membuat-buat pembatasan-pembatasan serta larangan-larangan bagi kaum tani? Kaum tani tak pernah mendapat sesuatu yang baik dari para amtenar, mereka cuma memperoleh pukulan-pukulan, pemerasan-pemerasan dan hardikan-hardikan. Kaum tani kapan pun tak akan mendapat sesuatu yang baik selama mereka belum memegang semua urusan mereka dalam tangan mereka sendiri, selama mereka belum memperoleh kesamaan derajat dan kebebasan penuh. Jika kaum tani menghendaki tanah mereka menjadi komunal, tak seorangpun akan berani campurtangan dengan mereka; dan mereka dengan persetujuan sukarela akan membentuk sebuah komune yang akan memasukkan di dalamnya siapa saja yang mereka sukai dan atas syarat-syarat apa saja yang mereka suaki; mereka akan bebas sekali menyusun perjanjian komunal dalam bentuk apapun juga sesuka mereka. Dan jangan ada seorang amtenarpun  yang  berani-berani  turut campur apapun juga sesuka mereka. Dan jangan ada seorangpun yang menggunakan akalnya terhadap petani-petani untuk mereka-reka pembatasan-pembatasan serta larangan-larangan bagi mereka.
* * *
            Akhirnya ada satu perbaikan penting lagi yang sedang diperjuangkan oleh kaum Sosial-Demokrat untuk dicapainya bagi kaum tani. Mereka menghendaki dibatasinya dengan segera, sekarang juga, perbudakan atas kaum tani oleh kaum bangsawan, kungkungan perhambaan atasnya. Sudah barang tentu, perbudakan tak dapat dihapuskan dalam keseluruhannya selama masih ada kemiskinan di dunia ini, sedangkan kemiskinan tak dapat dihapuskan selam tanah dan pabrik-pabrik ada dalam tangan burjuasi, selama uang merupakan kekuatan utama di dunia, dan selama masyarakat Sosialis belum ditegakkan. Tetapi di pedesaan di Rusia masih terdapat banyak perbudakan dari macam yang teristimewa jahatnya yang sudah tidak ada lagi di negeri-negeri lain, meskipun Sosialisme belum dijalankan di negeri-negeri itu. Di Rusia masih terdapat banyak kungkungan perhambaan  yang menguntungkan bagi semua tuan tanah, yang menindih semua petani dan yang dapat dan harus pertama-tama dihapuskan dengan segera dan sekarang juga.
           Baiklah kami terangkan macam perbudakan yang kami namakan kungkungan perhambaan.
         Setiap orang yang tinggal di desa tahu hal-hal seperti berikut. Tanah tuan-tanah berbatasan dengan tanah petani. Pada waktu pembebasan, tanah kaum tani yang dibutuhkan bagi mereka telah dipotong, telah dipotong juga padang penggembalaan, perumputan, hutan-hutan dan tempat-tempat minum ternak. Kaum tani tidak bisa tanpa tanah yang dipotong ini, tanpa padang-padang penggembalaan, tanpa tempat-tempat minum ternak. Suka atau tak suka kaum tani terpaksa pergi kepada tuan tanah meminta kepadanya supaya ternak mereka diperkenankan pergi ke tempat minum ternak, digembala di padang-padang rumput dan seterusnya. Dan tuan tanah tidak mengusahakan tanah sendiri dan, barangkali, tidak mempunyai uang sedikit pun, sedangkan hidup hanya dengan memperbudak kaum tani. Sebagai ganti untuk pemakaian tanah-tanah yang dipotong itu petani-petani bekerja untuk dia dengan cuma-cuma; mereka membajak tanah-tanahnya dengan kuda-kuda mereka, mereka memaneni gandumnya dan menyabit rumput untuknya, mereka menebah gandumnya dan di beberapa tempat malah mengangkut rabuk mereka ke ladang-ladang tuan tanah, atau membawa kain tenunan sendiri, dan telur serta ayam itik buat dia. Persis seperti di bawah sistim perhambaan! Di bawah sistim perhambaan kaum tani harus bekerja dengan cuma-cuma untuk tuan tanah di atas tanah siapa mereka berdiam, dan kini mereka sering sekali harus bekerja dengan cuma-cuma untuk tuan tanah sebagai ganti tanah itu juga yang telah dicuri dari mereka oleh panitia-paniatia bangsawan pada waktu pembebasan mereka. Itu sama saja dengan kerja hamba. Di beberapa Gubernia kaum tani sendiri menamakannya barsycina, atau pansycina [*17]. Nah, itulah yang kita sebut kungkungan perhambaan. Pada waktu pembebasan dari perhambaan panitia-panitia tuan tanah dana bangsawan dengan sengaja mengatur persoalannya begitu rupa sehingga kaum tani tetap dalam perbudakan seperti sediakala. Mereka dengan sengaja memotong tanah-tanah pembagian petani; memasukkan tanah tuan tanah di tengah-tengah antara tanah kepunyaan kaum tani sehingga tak memungkinkan kaum tani melepaskan bahkan ayam-itik mereka dengan tiada masuk melanggarnya; mereka dengan sengaja memindahkan kaum tani ke tanah yang paling buruk, dengan sengaja menutup jalan ke tempat minum ternak dengan sebidang tanah tuan tanah – pendeknya, mereka membuat-buat segala sesuatu sedemikian supaya kaum tani ternyata mendapatkan diri mereka berada dalam perangkap, supaya kaum tani itu seperti dulu mudah tertawan. Dan berapa banyak masih ada di negeri kita desa-desa di mana kaum tani berada dalam tawanan tuan tanah-tuan tanah setempat, persis seperti ketika mereka berada di bawah perhambaan; tak terhitung jumlahnya desa-desa demikian. Di desa-desa seperti itu, muzyrik kaya dan muzyrik miskin terikat kaki dan tangannya dan sepenuhnya dilemparkan di bawah kekuasaan tuan tanah-tuan tanah. Dalam suasana seperti itu muzyrik-miskin lebih buruh lagi keadaannya daripada muzyik-kaya. Muzyrik kaya kadang-kadang memiliki sendiri tanah dan menyuruh buruh taninya bekerja untuk tuan tanah guna menggantikan dia sendiri, tetapi bagi petani miskin sama-sekali tak ada jalan keluar dan tuan tanah berbuat sesukanya saja terhadapnya. Di bawah perbudakan ini petani miskin sering kali tak mempunyai tempo untuk tarik napas; dia bahkan tak dapat pergi mencari pekerjaan tambahan di tempat lain tersebab oleh pekerjaan yang harus dikerjakannya untuk tuan tanah; tak ada tempo baginya untuk memikirkan tentang bersatu secara bebas dalam satu persekutuan, dalam satu partai dengan seluruh kaum miskin desa dan kaum buruh kota.
         Apakah ada sesuatu jalan supaya menghapuskan perbudakan macam ini sekaligus, dengan serta-merta, dan segera? Untuk tujuan ini Partai Buruh Sosial-Demokrat mengusulkan dua jalan kepada kaum tani. Tetapi harus kami ulangi sekali lagi bahwa hanya Sosialisme-lah yang dapat membebaskan semua kaum miskin dari semua dan segala macam perbudakan, karena, selama kaum kaya mempunayi kekuatan, mereka selalu akan menindas kaum miskin dengan satu atau lain cara. Tidaklah mungkin menghapuskan seluruh perbudakan sekaligus, tetapi orang mungkin sangat membatasi bentuk perbudakan yang paling jahat, yang paling menjijikkan, perbudakan perhambaan, yang berat menindih tani-tani miskin, tani-tani sedang dan bahkan tani-tani-kaya juga; orang mungkin mendapatkan keringanan yang segera bagi kaum tani.
              Untuk tujuan ini ada dua jalan, yakni:
        Jalan pertama: pembentukan pengadilan-pengadilan yang dipilih secara bebas yang terdiri dari wakil-wakil terpercaya dari buruh-buruh tani dan petani-petani termiskin, dan juga dari petani-petani kaya serta tuan tanah-tuan tanah.
            Jalan kedua: panitia-panitia tani yang dipilih secara bebas. Panitia-panitia tani ini harus berhak tidak saja untuk membahas serta mengambil segala macam tindakan guna menghapuskan kerja hamba, untuk menghapuskan sisa-sisa peninggalan sistim perhambaan, tetapi panitia-panitia itu juga harus berhak untuk mensita tanah-tanah potongan dan mengembalikannya kepada petani-petani [*18].
         Marilah kita tinjau dua jalan ini agak lebih seksama lagi. Pengadilan-pengadilan yang terdiri dari wakil-wakil terpercaya yang dipilih secara bebas akan menimbang segala perkara yang timbul dari pengaduan-pengaduan kaum tani terhadap perbudakan. Pengadilan-pengadilan sedemikian itu akan berhak mengurangi sewa tanah jika tuan tanah, dengan mempergunakan kebutuhan kaum tani, menetapkan sewa itu terlalu tinggi. Pengadilan-pengadilan seperti itu akan berhak membebaskan petani-petani dari pembayaran-pembayaran yang di luar batas: misalnya, jika seorang tuan tanah mengupah seorang muzyik dalam musim dingin untuk pekerjaan musin panas dengan upah yang terlalu rendah, maka pengadilan itu akan mengadili  perkara itu dan menetapkan upah yang adil. Sudah barang tentu, pengadilan-pengadilan sedemikian itu tidak boleh terdiri dari amtenar-amtenar melainkan dari wakil-wakil terpercaya yang dipilih secara bebas, dan dari kaum buruh tani serta kaum miskin desa pasti harus ada wakil-wakil yang mereka pilih sendiri dan yang jumlahnya tidak kurang dari yang dipilih petani-petani kaya dan tuan tanah-tuan tanah. Pengadilan-pengadilan sedemikian itu harus pula memeriksa semua perselisihan antara kaum buruh dan majikan-majikan. Apabila pengadilan-pengadilan yang sedemikian itu ada, maka akan lebih mudahlah bagi kaum buruh dan semua kaum miskin desa untuk membela hak-hak mereka, untuk saling bersatu dan untuk menemukan dengan tepat orang-orang yang bagaimana yang dapat dengan terpercaya dan setia membela kaum miskin dan kaum buruh.
             Jalan lain lebih penting lagi. Ini adalah panitia tani yang bebas yang terdiri dari wakil-wakil terpercaya yang dipilih dari kaum buruh-tani dan kaun petani-miskin, petani-petani sedang dan petani-petani kaya di setiap Uyezd (atau jika kaum tani memandang perlu – beberapa panitia di setiap Uyezd; mungkin mereka bahkan lebih suka membentuk sebuah panitia tani di setiap Wolost dan di setiap desa besar). Tak ada seorang pun yang lebih baik mengetahui daripada petani-petani itu sendiri tentang perbudakan apa yang menindas mereka. Tak akan ada seorangpun yang dapat lebih baik menelanjangi tuan tanah-tuan tanah, yang sampai hari inipun hidup di atas punggung petani-petani yang diperbudak, daripada petani-petani itu sendiri. Panitia-panitia petani itu akan memutuskan tanah-tanah-potongan mana, padang-padang rumput, padang-padang-penggembalaan mana, dan seterusnya, yang telah diambil dari kaum petani secara tak adil; mereka akan memutuskan apakah atanh-tanah itu akan harus dirampas kembali tanpa ganti rugi, atau apakah orang-orang yang telah membeli tanah-tanah itu akan harus mendapat ganti rugi atas kerugian kaum bangsawan tinggi. Setidak-tidaknya panitia-panitia tani akan melepaskan kaum tani biarpun dari perangkap-perangkap ke dalam mana mereka sudah digiring masuk oleh banyak sekali panitia-panitia dari kaum bangsawan dan kaum tuan tanah. Panitia-panitia tani akan membebaskan kaum tani dari campur tangan para amtenar, mereka akan menunjukkan bahwa kaum tani hendak, dan dapat sendiri mengurus urusan-urusan mereka, mereka akan membantu kaum tani supaya mendapat pengertian umum tentang kebutuhan-kebutuhan mereka  dan supaya mengenal baik orang-orang yang mampu dengan setia membela kaum miskin desa dan persekutuan dengan kaum buruh kota. Panitia-panitia tani akan merupakan langkah pertama kearah memungkinkan petani-petani di desa-desa yang paling terpencilpun berdiri di atas kaki sendiri dan menggenggam nasib mereka dalam tangan mereka sendiri.
            Itulah sebabnya kaum buruh Sosial-Demokrat memperingatkan kaum tani: Jangan percaya pada suatu panitia bangsawan, atau pada suatu komisi yang  terdiri dari amtenar. Tuntutlah suatu Dewan perwakilan Rakyat. Tuntutlah pembentukan panitia-panitia tani. Tuntutlah suatu kebebasan penuh menerbitkan brosur-brosur dan suratkabar-suratkabar dari segala macam.
          Apabila semuanya dan setiap orang akan mempunyai hak untuk dengan bebas dan tiada takut-takut menyatakan pendapat-pendapat serta keinginan-keinginan mereka  di dalam Dewan Perwakilan seluruh Rakyat, maupun di dalam panitia-panitia tani dan dalam suratkabar-suratkabar, maka akan lekas sekali kelihatan siapa yang berpihak pada klas buruh dan siapa yang berpihak pada burjuasi. Kini, mayoritas yang amat besar dari Rakyat tidak memikirkan hal-hal ini sama sekali;  sementara orang menyembunyikan pandangan-pandangannya yang sesungguhnya, yang lain belum tahu pikirannya sendiri, dan yang lain lagi membohong dengan sengaja. Tetapi pada waktu itu setiap orang akan mulai memikirkannya, tak akan alasan untuk menyembunyikan suatu apapun, dan segala sesuatunya akan menjadi terang. Sudah kami katakan bahwa burjuasi akan menarik petani-petani kaya kepihkanya. Makin lekas dan makin banyak kita berhasil menghapuskan perbudakan penghambaan, dan makin nyata kebebasan yang akan dicapai kaum tani untuk diri mereka sendiri, maka makin lekas pula kaum miskin desa bersatu di kalangan mereka sendiri dan makin lekaslah juga petani-petani kaya bersatu dengan seluruh burjuasi. Biar mereka bersatu: kita tidak takut akan hal itu, meskipun kita tahu betul bahwa  hal ini akan memperkuat petani-petani kaya. Tetapi kitapun akan bersatu, dan persatuan kita, persatuan antara kaum miskin desa dengan kaum buruh kota, akan  menjadi  sebuah  persatuan  yang  tak  terhingga  lebih  banyak  jumlah  pesertanya, suatu persekutuan dari puluhan juta lawan sebuah persekutuan dari ratusan ribu. Kita tahu pula bahwa burjuasi akan berusaha (ia sekarang pun sudah berusaha!) menarik pada pihaknya petani-petani sedang dan bahkan  juga petani-petani kecil, berusaha menipu mereka, memikat mereka, menabur perpecahan di antara mereka dengan janji akan menarik setiap orang dari mereka  masuk ke dalam barisan-barisan kaum kaya. Kita sudah melihat muslihat-muslihat serta tipu daya-tipu daya yang mana yang dipergunakan burjuasi untuk merebut hati petani-petani sedang. Karena itu kita harus membuka mata kaum miskin desa sebelumnya, dan sebelumnya menkonsolidasi persatuan mereka yang khusus dengankaum buruh kota melawan seluruh burjuasi.
           Biar setiap orang desa melihat ke sekelilingnya dengan seksama. Betapa seringnya kita mendengar muzyik-muzyik kaya berbicara menentang kaum bangsawan, menentang tuan tanah-tuan tanah! Bagaimana mereka mengeluh tentang penindasan yang diderita Rakyat! Atau tentang tanah tuan tanah yang dibiarkan terbengkalai! Betapa sukanya mereka beromong-omong (dalam percakapan perseorangan) bahwa tanah itu sebenarnya, katanya, harus diambil-milik oleh muzyik!
           Dapatkah kita mempercayai apa yang dikatakan kaum kaya?  Tidak. Mereka tidak menghendaki tanah untuk Rakyat, melainkan bagi mereka sendiri. Mereka sudah sekarang menggenggam banyak tanah, yang langsung dibeli, atau disewa, tetapi toh mereka masih belum puas juga! Jadi kaum miskin desa tidak akan lama-lama berbaris berdampingan dengan kaum kaya menentang tuan tanah-tuan tanah. Hanya langkah pertamalah yang dapat kita ambil dengan dibarengi mereka, sesudah itu jalan kita akan berpisahan.
        Itulah sebabnya kita harus menarik garis pemisah yang terang antara langkah pertama ini dengan langkah-langkah berikutnya dan langkah kita yang terakhir dan terpenting. Langkah pertama di desa akan berupa pembebasan penuh petani, hak-hak penuh bagi petani dan pembentukan panitia-panitia tani dengan maksud mengembalikan tanah-tanah-potongan [*19]. Tetapi langkah terakhir kita akan sama baiknya di kota maupun di desa:  kita akan merampas seluruh tanah dan semua pabrik dari tuan tanah-tuan tanah dan burjuasi dan akan mendirikan masyarakat Sosialis [*20].  Kita akan harus mengalami perjuangan besar dalam periode antara langkah kita yang pertama dan yang terakhir, dan barang siapa mencampuradukkan langkah pertama dengan yang terakhir, maka ia merugikan perjuangan itu dan dengan tak disadari sendiri mengabui mata kaum miskin desa.
           Kaum miskin desa akan mengambil langkah pertama bersama-sama dengan semua petani: beberapa orang kulak mungkin keluar dari barisan, mungkin seorang dari seratus muzyik tidak merasa jemu akan perbudakan macam apapun. Tetapi sampai sekarang massa petani yang raksasa itu masih mau maju sebagai satu kebulatan: semua petani menghendaki hak-hak yang sama. Perbudakan tuan tanah-tuan tanah mengikat kaki dan tangan setiap orang. Tetapi langkah yang terakhir kapanpun tak akan diambil oleh semua petani bersama-sama: pada ketika itu semua petani-kaya akan berbalik menentang kaum buruh tani. Pada ketika itu, kita sudah akan membutuhkan sebuah persatuan yang kuat dari kaum miskin desa dengan kaum buruh Sosial-Demokrat kota. Barang siapa mengatakan kepada kaum tani bahwa mereka dapat mengambil langkah yang pertama dan terakhir sekaligus adalah menipu kaum tani. Dia lupa akan perjuangan besar yang berlangsung di kalangan kaum tani itu sendiri, perjuangan besar antara kaum miskin desa dan kaum tani kaya.
           Itulah sebabnya maka kaum Sosial-Demokrat tidak menjanjikan kepada petani-petani tanah yang banjir dengan susu dan madu dengan segera. Itulah sebabnya maka kaum Sosial-Demokrat pertama-tama menuntut kebebasan yang penuh bagi perjuangan, bagi perjuangan kerakyatan umum yang besar dan luas, dari seluruh klas buruh menentang seluruh burjuasi. Itulah sebabnya maka kaum Sosial-Demokrat menganjurkan langkah pertama yang kecil tetapi pasti.
          Sementara orang berpendapat bahwa tuntutan kita untuk pembentukan panitia-panitia tani untuk maksud membatasi perbudakan serta mengembalikan tanah-tanah-potongan merupakan suatu macam pagar, suatu macam penghalang, seolah-olah maksudnya yalah: berhenti di tempat itu juga dan jangan pergi lebih jauh lagi. Orang-orang ini sangat jelek memikirkan tentang apa yang dikehendaki kaum Sosial-Demokrat. Tuntutan untuk pembentukan panitia-panitia tani dengan maksud membatasi perbudakan serta mengembalikan tanah-tanah-potongan bukanlah suatu pagar. Ia adalah “sebuah pintu”. Kita harus melalui pintu pertama-tama supaya pergi lebih jauh, supaya maju sepanjang jalan yang lapang dan terbentang sampai pada ujungnya sekali, sampai pada pembebasan sepenuhnya seluruh Rakyat pekerja di Rusia. Selama kaum tani belum melalui pintu ini, mereka akan tetap dalam kegelapan serta perbudakan, tanpa hak-hak penuh, tanpa kebebasan yang penuh, yang sungguh-sungguh; mereka bahkan tak akan dapat menentukan sampai habis di antara mereka sendiri siapa kawan orang pekerja dan siapa musuhnya. Itulah sebanya maka kaum Sosial-Demokrat menunjukkan pintu ini dan mengatakan bahwa seluruh Rakyat pertama-tama harus bersama-sama mendobrak pintu ini dan merobohkannya sama sekali. Tetapi ada orang-orang yang menamakan diri kaum Narodnik dan kaum Sosialis-Revolusioner, yang juga menginginkan perbaikan bagi muzyik, yang bergembar-gembor dan ribut-ribut serta mengayun-ayunkan tangan mereka dan hendak membantu dia, tetapi mereka tidak melihat pintu itu! Orang-orang itu begitu buta sehingga mereka malah berkata: sama-sekali tak ada perlunya memberikan hak kepada muzyik untuk mengurus tanahnya secara bebas!   Mereka  menginginkan  kebaikan  bagi  muzyik, tetapi mereka kadang-kadang memberikan pertimbangan persis seperti kaum pemilik hamba! Tak ada orang harapkan banyak bantuan dari sahabat-sahabat sedemikian itu. Apa gunanya orang menginginkan segala kebaikan bagi muzyik jika ia tidak melihat pintu yang pertama sekali yang harus didobrak? Apa gunanya orang juga menghendaki Sosialisme jika ia tidak melihat cara keluar ke jalan perjuangan yang bebas, perjuangan Rakyat untuk Sosialisme tidak saja di kota-kota, tetapi juga di desa, tidak saja menentang tuan tanah-tuan tanah, tetapi juga menentang kaum kaya di dalam masyarakat, di dalam komune desa?
           Itulah sebabnya maka kaum Sosial-Demokrat dengan begitu tabah menunjukkan pinta yang pertama dan terdekat ini. Yang sulit pada tingkatan sekarang ini bukanlah menyatakan segala macam harapan-harapan yang baik-baik, melainkan menunjukkan jalan yang benar, untuk mengerti dngan jelas bagaimana seharusnya mengambil langkah yang pertama sekali itu. Bahwa muzyik Rusia digencet oleh perbudakan, bahwa muzyik Rusia tetap setengah-hamba, tentang itu semua sahabat muzyik telah berbicara dan menulis selama empat puluh tahun ini. Lama sekali sebelum ada  kaum Sosial-Demokrat di Rusia, semua sahabat muzyik telah menulis banyak buku yang melukiskan betapa kejinya tuan tanah-tuan tanah merampok serta memperbudak muzyik  dengan berbagai tanah potongan. Semua orang jujur sekarang sudah menginsyafi bahwa muzyik harus dibantu dengan segera, sekarang juga, lekas-lekas, bahwa dia sekurang-kurangnya harus mendapat sedikit keringanan dari perbudakan ini; bahkan amtenar-amtenar dari pemerintah kepolisian kita mulai berbicara tentang ini. Seluruh persoalannya yalah: bagaimana memulainya, bagaimana mengambil langkah pertama, pintu mana yang harus didobrak lebih dulu?
           Terhadap pertanyaan ini lain-lain orang (di antara mereka yang menginginkan kebaikan bagi muzyik) memberikan dua jawaban yang berlainan. Setiap proletar desa harus berusaha memahami dua jawaban ini sejelas-jelasnya dan membentuk suatu pendapat yang tegas dan pasti mengenai jawaban-jawaban tersebut. Satu jawaban diberikan oleh kaum Narodnik dan kaum Sosialis-Revolusioner. Yang pertama-tama harus dikerjakan, kata mereka, yalah mengembangkan segala macam perkumpulan (koperasi-koperasi) di kalangan kaum tani. Persatuan komune desa harus diperkuat. Tidak boleh memberi hak untuk mengurus tanah secara bebas kepada sebarang petani. Biar pada komune desa diberi hak-hak yang lebih luas dan biar secara berangsur-angsur seluruh tanah di Rusia menjadi komune desa [*21]. Kaum tani harus diberi segala macam keringanan dalam membeli tanah, supaya tanah itu bisa lebih mudah mengalir dari kapital kepada kerja.
          Jawaban lainnya diberikan oleh kaum Sosial-Demokrat. Petani pertama-tama harus memperjuangkan untuk dirinya sendiri semua hak yang dipunyai kaum bangsawan dan saudagar, semuanya tanpa perkecualian. Petani harus mempunyai hak penuh untuk mengurus tanahnya dengan bebas. Untuk menghapuskan bentuk-bentuk perbudakan yang paling menjijikkan haruslah mendirikan panitia-panitia tani dengan maksud mengembalikan tanah-tanah-potongan [*22]. Kita memerlukan bukan persatuan komune desa, melainkan persatuan kaum miskin desa dari berbagai komune desa di seluruh Rusia, persatuan kaum proletar desa dengan kaum proletar kota. Segala macam perkumpulan (koperasi-koperasi) dan pembelian tanah oleh komune desa selalu akan lebih menguntungkan petani-petani kaya, dan selalu akan membantu menipu petani-petani sedang.
           Pemerintah Rusia menginsyafi bahwa kepada kaum tani harus diberikan keringanan, tetapi ia hendak menyelesaikan persoalan dengan apa yang remeh-remeh saja, ia menghendaki segala sesuatunya dikerjakan dengan perantaraan para amtenar. Kaum tani harus waspada, sebab komisi-komisi amtenar itu akan mengakali mereka persis seperti mereka telah diakali oleh panitia-panitia bangsawan. Kaum tani harus menuntut pemilihan panitia-panitia tani secara bebas. Soalnya bagi kaum tani ialah bukan mengharapkan perbaikan dari amtenar-amtenar, tetapi menggenggam nasib mereka dalam tangan mereka sendiri. Baiklah kita mula-mula mengambil satu langkah saja, baiklah kita mula-mula membebaskan diri dari bentuk-bentuk perbudakan yang terjahat saja – asalkan kaum tani menjadi sadar akan kekuatan mereka, asalkan mereka secara bebas mencapai suatu saling-pengertian satu-sama-lain dan menjadi bersatu! Barang siapa saja yang jujur tak dapat menyangkal bahwa tanah-tanah potongan itu sering berlaku sebagai alat perbudakan perhambaan yang paling keji. Barang siapa saja yang jujur tak dapat menyangkal bahwa tuntutan kita adalah tuntutan yang paling urgen dan paling adil: biar kaum tani memilih panitia-panitia mereka sendiri secara bebas, tanpa amtenar-amtenar, untuk maksud menghapuskan segala macam perbudakan perhambaan.
           Di dalam panitia-panitia tani yang bebas (dan begitu juga di dalam Dewan perwakilan se-Rusia yang bebas) kaum Sosial-Demokrat segera akan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk mengkonsolidasi perstuan kaum proletar desa  dengan kaum proletar kota yang khusus itu. Kaum Sosial-Demokrat akan mempertahakan segala tindakan guna kepentingan kaum proletar desa dan akan membantu mereka supaya secepat mungkin serta secara serukun mungkin meneruskan langkah yang pertama dengan langkah yang kedua dan ketiga, dan seterusnya sampai pada penghabisannya sekali, sampai kemenangan proletariat yang sempurna. Tetapi dapatkah kita kini mengatakan, sekarang juga, tuntutan apa yang akan timbul besok untuk langkah yang kedua? Tidak, tidak dapat mengatakan, sebab kita tak tahu sikap apa yang akan  diambil  besok oleh petani-petani kaya dan oleh banyak orang-orang terpelajar yang menaruh minat pada segala macam koperasi  dan segala macam pengaliran tanah dari kapital kepada kerja.
          Mungkin besok mereka tidak masih tidak akan sempat menggabungkan diri pada kaum tuan tanah dan akan berkemauan menghabisi kekuasaan tuan tanah sama-sekali. Baik sekali. Kaum Sosial-Demokrat sangat menghendaki terjadinya hal ini, dan kaum Sosial-Demokrat akan menasehati kaum proletar desa dan kota supaya menuntut agar seluruh tanah diambil dari tuan tanah dan diserahkan kepada negara Rakyat yang bebas. Kaum Sosial-Demokrat akan mengusahakan dengan waspada supaya kaum proletar desa tidak diakali selama berlangsungnya hal ini dan supaya mereka lebih terkonsolidasi lagi untuk perjuangan terakhir untuk pembebasan proletariat sepenuhnya.
            Tetapi boleh jadi mungkin akan ternyata lain sekali halnya. Sebenarnya, lebih besar kemungkinannya akan ternyata lain. Pada keesokan harinya juga, segera sesudah bentuk-bentuk perbudakan yang terjahat dibatasi serta dikurangi, petani-petani kaya dan banyak diantara orang-orang terpelajar, pada keesokan harinya juga dapat bersatu dengan tuan tanah-tuan tanah dan pada ketika itu terhadap  seluruh proletariat desa  akan bangkit seluruh burjuasi desa. Jika begitu maka akan menggelikan kalau kita hanya menentang tuan tanah-tuan tanah saja. Jika  demkian maka kita akan harus berjuang menentang seluruh burjuasi dan menuntut pertama-tama kebebasan serta kelonggaran yang seluas-luasnya untuk perjuangan ini, menuntut peringanan ini keadaan-keadaan hidup kaum buruh guna memudahkan mereka berjuang.
             Bagaimanapun juga, dengan tak pandang jalan kejadiannya, tugas kita yang pertama, tugas kita yang utama dan pasti yalah memperkuat persatuan antara kaum proletariat dan setengah proletar desa dengan kaum proletar kota. Untuk persatuan ini kita memerlukan sekarang juga, dengan segera, kebebasan politik yang penuh bagi Rakyat, kesamaan hak-hak yang penuh bagi kaum tani dan penghapusan perbudakan perhambaan. Dan apabila persatuan itu sudah didirikan serta menjadi kuat, kita akan mudah membokar segala penipuan yang dipergunakan burjuasi untuk memikat petani-sedang, kita akan mudah dan cepat mengambil langkah kedua, ketiga dan yang terakhir untuk menentang seluruh burjuasi, untuk menentang semua kekuatan pemerintah dan kita akan maju dengan tak menyeleweng ke kemenangan serta dengan cepat memperjuangkan pembebasan sepenuhnya bagi seluruh Rakyat pekerja.


Catatan:
[*17] Istilah-istilah Rusia untuk kerja-hamba — Pent.
[*18] Dalam terbitan tahun 1905 sesudah kata “petani-petani” disisipkan teks sebagai berikut:
“Panitia-panitia tani harus berhak mensita seluruh tanah dari  tuan tanah-tuan tanah dan dari semua pemilik tanah swasta pada umunya, dalam pada itu Dewan perwakilan Rakyat sendiri menetapkan cara, bagaimana berbuat dengan tanah yang disita itu, yang beralih menjadi milik seluruh Rakyat” — Red.
[*19] Dalam terbitan tahun 1905 sesudah kata “tanah-tanah-potongan” disispkan kata-kata berikutnya:”dan merampas seluruh tanah dari tuan tanah-tuan tanah” — Red.
[*20] Dalam terbitan tahun 1905 teks dari kata “kita akan merampas” sampai dengan katak-kata “masyarakat Sosialis”diganti dengan teks berikutnya:”penghapusan hakmilik perseorangan atas tanah dan pabrik-pabrik dan pembentukan masyarakat Sosialis” – Red.
[*21] Dalam terbitan tahun 1905 sesudah kata “komune desa” disisipkan teks berikutnya:”Seluruh  tanah harus dirampas dari tuan tanah dan diserahkan secara samarata hanya kepada mereka yang menggarapnya sendiri” – Red.
[*22] Dalam terbitan tahun 1905 sesudah kata “tanah-potonga” disisipkan teks berikutnya: “Panitia-panitia tani harus berhak merampas seluruh tanah dari tuan tanah-tuan tanah. Wakil-wakil Rakyat akan menetapkan bagaimana harus bertindak dengan tanah Rakyat. Tetapi kita harus mengusahakan perwujudan sepenuhnya dari masyarakat Sosialis dan jangan melupakan bahwa selama uang, selama kapital tetap berkuasa, maka pembagian tanah secara samarata yang manapun tidak akan menyelamatkan Rakyat dari kemiskinan” — Red.


Sumber: KEPADA KAUM MISKIN DESA / 1903, BAB 6 
More aboutPERBAIKAN APA YANG SEDANG DIPERJUANGKAN OLEH KAUM SOSDEM BAGI PETANI?

PERBAIKAN APA YANG DIPERJUANGKAN KAUM SOSDEM BAGI SELURUH RAKYAT

Diposting oleh poentjak harapan

         
           Kaum Sosial-Demokrat sedang berjuang untuk membebaskan seluruh rakyat pekerja dari segala perampokan, dari segala penindasan serta segala macam ketidakadilan. Untuk menjadi bebas klas buruh pertama-tama harus menjadi bersatu. Sedangkan untuk menjadi bersatu orang harus mempunyai kebebasan untuk bersatu, hak untuk bersatu, harus mempunyai kebebasan politik. Sudah kami katakan bahwa pemerintah otokratis berarti perbudakan Rakyat oleh amtenar-amtenar dan polisi. Karena itu kebebasan politik dibutuhkan oleh seluruh Rakyat, kecuali beberapa gelintir orang istana dan beberapa orang hartawan serta pembesar-pembesar tinggi, yang diterima dalam istana.  Tetapi kebebsana politik itu terutama sekali dibutuhkan oleh kaum buruh dan kaum tani. Kaum kaya dapat memperlindungi diri dengan kekayaannya dari kesewenang-wenangan serta tingkah-olah para amtenar dan polisi. Kaum kaya dapat membikin keluhan-keluhan mereka didengar di tempat-tempat yang tinggi. Itulah sebabnya maka polisi dan para amtenar jauh lebih jarang memberanikan diri untuk mencaricari kesalahan pada kaum kaya daripada kaum miskin. Kaum buruh dan petani-petani tidak mempunyai uang untuk menyogok polisi atau para amtenar, mereka tak mempunyai seorangpun pada siapa dapat mereka mengadu, mereka tak mampu menuntut polisi atau amtenar di muka pengadilan. Kaum buruh dan petani-petani sama-sekali tak dapat membebaskan diri dari pemerasan-pemerasan, kelaliman atau penghinaan-penghinaan polisi dan amtenar-amtenar selama di dalam negara belum ada pemerintah yang dipilih, selama belum ada Dewan Perwakilan Rakyat. Hanya Dewan Perwakilan Rakyat itulah yang dapat membebaskan Rakyat dari perbudakan oleh amtenar-amtenar. Setiap petani yang sadar harus memihak kaum Sosial-Demokrat, yang pertama-tama dan terutama menuntut pada pemerintah tsar supaya [*12] memanggil bersidang Dewan perwakilan Rakyat. Para wakil harus dipilih oleh semua orang, dengan tiada memandang pangkat sosial, dengan tiada memandang kaya atau miskin. Pemilihan itu harus bebas, tanpa suatu campur tangan dari pihak amtenar-amtenar; aturan pemilihan harus diawasi oleh orang-orang yang dipercayai Rakyat dan bukan oleh agen-agen polisi atau kepala-kepala Zemstwo. Di bawah keadaan yang demikian itu, para wakil yang mewakili seluruh Rakyat akan dapat membahas segala kebutuhan-kebutuhan Rakyat, dapat menegakkan tata aturan-tata aturan yang lebih baik di Rusia [*13].
             Kaum Sosial-Demokrat menuntut supaya polisi tidak diperbolehkan memenjarakan seorangpun tanpa pengadilan. Amtenar-amtenar harus dihukum keras kalau menangkap orang dengan sewenang-wenang. Untuk meniadakan tindakan-tindakan semau-maunya dari para penjabat adalah perlu berbuat demikian supaya Rakyat sendiri memilih pejabat-pejabat itu, supaya setiap orang mempunyai hak untuk mengadukan sebarang penjabat secara langsung di muka pengadilan. Kalau tidak, apa gunanya mengadukan seorang polisi kepada seorang Zetswo, atau mengadukan seorang kepala Zetswo kepada seorang gubernur? Kepala Zetswo tentulah akan selalu melindungi polisi, dan gubernur akan selalu melindungi kepala Zetswo, dan bagi si penuntut ada kemungkinan besar dihukum sendiri, dimasukkan dalam penjara atau dibuang ke Siberia.Amtenar-amtenar akan terkekang hanya apabila setiap orang di Rusia kita (seperti di semua negeri lainnya) mempunyai hak mengadu kepada majelis Rakyat, maupun kepada pengadilan yang dipilih, dan berhak berbicara secara bebas tentang kebutuhan-kebutuhannya, atau menulis tentang kebutuhan-kebutuhannya itu di dalam surat kabar-surat kabar.
                Rakyat Rusia sampai sekarang masih berada dalam pembudakan oleh para amtenar. Tanpa izin amtenar Rakyat tak dapat baik mengadakan rapat-rapat maupun mencetak buku-buku atau suratkabar-suratkabar!Apakah itu bukan pembudakan? Jika rapat-rapat tak dapat diadakan secara bebas, bagaimana orang dapat membatasi kesewenang-wenangan para amtenar dan kaum kaya? Sudah barang tentu, amtenar-amtenar justru melarang setiap buku, melarang setiap perkataan yang menyatakan kebenaran tentang kekurangan-kekurangan Rakyat. Dan buku inipun harus dicetak oleh partai Sosial-Demokratis secara rahasia dan diedarkan secara rahasia pula: setiap orang yang ketahuan memiliki buku ini akan ditarik ke muka pengadilan serta dijebloskan kedalam penjara dengan tiada habis-habisnya. Tetapi kaum buruh Sosial-Demokrat tidak takut akan hal ini: mereka makin banyak mencetak buku-bubku, dan memberikan makin banyak buku-buku yang penuh kebenaran ini kepada Rakyat untuk dibaca. Dan tiada penjara, tiada pengejaran yang dapat menghentikan perjuangan untuk kebebasan Rakyat!
               Kaum Sosial-Demokrat menuntut supaya pangkat-pangkat sosial dihapuskan, dan supaya semua warga negara mempunyai hak-hak yang betul-betul sama. Kini di negeri kita ada pangkat pembayar-pajak-kepala, pangkat berhak istimewa dan pangkat tak berhak istimewa, berdarah bangsawan dan berdarah orang jembel. Di negeri lain manapun kaum buruh  dan kaum tani tidak berada tidak berada dalam kedudukan yang begitu hinanya. Di negeri manapun kecuali Rusia tak ada undang-undang yang berlain-lainan pula. Sudah tiba waktunya Rakyat Rusia juga menuntut supaya setiap muzyik mempunyai semua hak yang dipunyai kaum ningrat. Bukankah suatu keaiban bahwa cemeti masih dipergunakan dan bahwa masih juga ada pangkat pembayar-pajak-kepala sesudah lebih dari 40 tahun sistim perhambaan dihapuskan?
                Kaum Sosial-Demokrat menuntut supaya Rakyat mempunyai kebebasan penuh untuk bergerak dan untuk melakukan sebarang pekerjaan. Apakah artinya kebebasan bergerak itu? Artinya bahwa petani berhak pergi kemana saja sesukanya, pindah ke tempat manapun juga sekehendaknya, berdiam di desa atau di kota manapun juga yang dipilihnya dengan tiada minta izin kepada siapapun juga. Artinya bahwa suratpas-suratpas harus dihapuskan di Rusia juga (di negera-negera lain suratpas-suratpas itu sudah lama dihapuskan), supaya sebarang agen polisi, sebarang kepala Zemstwo, tidak diperbolehkan menahan sebarang petani menetap atau bekerja di tempat manapun yang disukainya. Muzyik Rusia masih begitu diperhamba oleh amtenar-amtenar sehingga dia tidak dapat dengan bebas pergi menetap di sebuah wilayah baru. Menteri mengeluarkan perintah supaya para  gubernur tidak memperbolehkan pemindahan ke tempat baru tanpa izin! Seorang gubernur mengetahui lebih baik daripada si muzyik ke tempat mana muzyik itu harus pindah! Muzyik adalah seorang anak kecil dan jangan berani-berani pindah tanpa izin pihak yang berwajib! Bukankah ini suatu ketergantungan penghambaan? Bukankah ini suatu penghinaan kepada Rakyat jika setiap orang bangsawan yang membuang-buang hartanya dibolehkan main kuasa atas pengusaha-pengusaha pertanian yang sudah dewasa?
                   Ada sebuah buku yang berjudul “Kegagalan Panen dan Kesengsaraan Rakyat” (kelaparan), ditulis oleh “Menteri Agraria” yang sekarang, tuan Yermolov. Buku ini dengan terus terang mengatakan: petani tidak boleh bertukar tempat tinggal karena tuan tanah-tuan tanah membutuhkan tenaga kerjanya di tempat-tempat. Menteri tersebut mengatakan hal ini secara terbuka, tidak malu-malu dan mengira, bahwa muzyik tidak akan mendengar ucapan sedemikian dan tidak akan mengertinya. Mengapa membolehkan Rakyat pergi jika tuan tanah-tuan tanah membutuhkan pekerja-pekerja yang murah?  Makin padat orang-orang di atas tanah tertentu, makin untung bagi tuan tanah-tuan tanah; makin miskin petani-petani itu, makin murah sewaannya dan makin patuh petani-petani akan menyerah kepada segala macam penindasan. Dulu, juru milik tuan atanah menjaga kepentingan-kepentingan tuan tanah, sekarang kepala-kepala Zemstwo dan gubernur-gubernur yang mengerjakan itu. Dulu, juru milik menyuruh petani-petani dicambuki di kandang-kadang kuda, sekarang kepala Zemstwo yang menyuruh mendera di kantor Wolost.
                  Kaum Sosial-Demokrat menuntut supaya tentara tetap dihapuskan dan supaya sebagai gantinya diadakan milisi, supaya seluruh Rakyat dipersenjatai. Tentara tetap adalah suatu tentara yang dipisahkan dari Rakyat dan dilatih untuk menembaki Rakyat. Jika sekiranya seorang serdadu tidak dikurung di dalam tangsi bertahun-tahun lamanya dan dilatih di sana menurut cara cara sersan-pelatih yang tak berprikemanusiaan, mungkinkah dia akan setuju menembaki saudara-saudaranya, kaum buruh dan kaum tani? Mungkin dia akan pergi melawan petani-petani yang sedang kelaparan? Tentara tetap sama-sekali tidak dibutuhkan untuk mempertahankan negara dari serangan musuh; suatu milisi Rakyat sudahlah cukup untuk itu. Jika setiap warga negara dipersenjati, maka Rusia tidak perlu takut pada musuh manapun juga. Dan Rakyat akan dibebaskan dari beban militeris; untuk kaum militeris dikeluarkan beaya ratusan juta Rubel setiap tahunnya, dan semua uang ini dikumpulkan dari Rakyat; itulah sebabnya maka pajak-pajak begitu berat dan mengapa menjadi semakin sulit untuk hidup. Militerisme lebih memperhebat lagi kekuasaan para amtenar dan polisi atas Rakyat. Militerisme diperlukan untuk meranpok Rakyat-Rakyat lain, misalnya, merampas tanah dari bangsa Tionghoa. Ini tidak meringankan tetapi, sebalinya, menambah beban Rakyat tersebab oleh timbulnya pajak yang baru lagi. Penggantian tentara tetap oleh Rakyat yang dipersenjatai akan sangat meringankan beban semua kaum buruh dan semua kaum tani.
                Begitu pula penghapusan pajak tak langsung, hal mana diusahakan kaum Sosial-Demokrat, akan merupakan suatu keringanan yang sangat besar bagi mereka. Yang disebut pajak-pajak tak langsung adalah pajak-pajak yang tidak dikenakan langsung pada tanah atau pada usaha-pertanian, tetapi dibayar oleh Rakyat secara tak langsung, dalam bentuk harga-harga yang lebih tinggi untuk barang. Negara mengenakan pajak pada gula, minuman keras, minyak tanah, korek api, dan segala macam barang konsumsi lainnya; pajak-pajak itu dibayar kepada negara oleh pedagang atau oleh pemilik-pabrik tetapi, sudah barang tentu, dia membayar pajak itu bukan dari kantongnya sendiri, melainkan dari uang yang dibayarkan kepadanya oleh para pembeli. Harga minuman keras, gula, minyak tanah dan korek-api, dinaikkan dan setiap pembeli sebotol minuman keras atai sepon gula membayar bukan saja harga barang-barang tersebut, tetapi juga pajak-pajak atasnya. Misalnya jika, katakan saja, orang membayar 14 kopek untuk satu pon gula, maka yang 4 kopek (kira-kira) merupakan pajak: si-pemilik pabrik gula sudah membayar pajak kepada Kementerian Keuangan dan sekarang menagih setiap pembeli untuk julah uang yang telah dibayarkan itu. Jadi, pajak-pajak tak langsung itu adalah pajak-pajak atas barang-barang konsumsi, pajak-pajak yang dibayar oleh si-pembeli dalam bentuk harga-harga yang lebih tinggi untuk barang yang dibelinya. Kadang-kadang dikatakan bahwa pajak tak langsung adalah bentuk pajak yang paling adil: orang membayar menurut jumlah yang orang beli. Tetapi ini tidaklah benar. Pajak tak langsung adalah bentuk pajak yang paling tak adil, sebab jauh lebih berat bagi kaum miskin untuk membayar pajak-pajak tak langsung daripada bagi kaum kaya. Pendapatan seorang kaya sepuluh kali atau bahkan seratus kali lebih besar daripada pendapatan seorang petani atau seorang buruh. Tetapi apakah orang kaya membutuhkan gula seratus kali lebih banyak? Atau membutuhkan minuman keras, atau korek-api, atau minyak tanah, yang sepuluh kali lebih banyak? Sudah tentu tidak! Suatu keluarga kaya akana membeli minyaktanah, minuman keras atau gula dua kali, paling banyak, tiga kali lebih banyak daripada yang dibeli oleh satu keluarga miskin. Tetapi ini berarti bahwa seorang kaya akan membayar sebagian yang lebih kecil daripada pendapatannya untuk pajak-pajak daripada seorang miskin. Marilah kita andaikan bahwa pendapatan seorang petani miskin 200 Rubel setahun; baiklah kita misalkan dia membeli seharga 60 Rubel barang-barang yang dikenakan pajak dan yang oleh karenanya lebih mahal (pajak gula, korek-api, minyaktanah, adalah cukai, yaitu pemilik-pabrik membayar cukai sebelum menaruh barang-barang di pasar; dalam hal minuman keras – suatu monopoli negara, Kementerian Keuangan begitu saja menaikkan harganya: harga barang-barang katun, barang-barang besi dan barang-barang lainnya telah naik sebab barang-barang luarnegeri yang murah tidak diperkenaknan masuk ke Rusia tanpa dibayarnya be-masuk yang tinggi). Dari 60 Rubel ini duapuluh Rubel akan merupakan pajak. Jadi, dari pendapatnnya setiap Rubel petani miskin harus membayar sepuluh kopek untuk pajak taklangsung (tidak terhitung pajak-pajak langsung, pembayaran-pembayaran uang-tebusan-tanah, canon [*14], pajak tanah, pajak-pajak untuk Zemstwo, untuk Wolost dan komune desa). Sedangkan orang petani kaya berpendapatan seribu Rubel; dia akan membeli barang-barang yang dikenakan pajak seratus limapuluh Rubel dan membayar limapuluh Rubel untuk pajak-pajak (termasuk juga dalam jumlah seratus limapuluh Rubel ini). Jadi dari pendapatannya setiap Rubel petani kaya hanya membayar lima kopek untuk pajak-pajak tak langsung. Makin kaya orang, makin kecil bagian dari pendapatannya yang dia bayarkan untuk pajak-pajak taklangsung. Itulah sebabnya maka pajak taklangsung adalah bentuk pajak yang paling tak adil. Pajak-pajak tak langsung adalah pajak-pajak atas kaum miskin. Kaum tani dan kaum buruh bersama-sama merupakan 9/10 penduduk dan membayar 9/10 atau 8/10 dari semua pajak-pajak tak langsung. Sedangkan, mungkin sekali, pendapatan petani-petani dan kaum buruh berjumlah tidak lebih dari 4/10 dari seluruh pendapatan! Maka itu, kaum Sosial-Demokrat menuntut penghapusan pajak taklangsung dan dijalankannya pajak progresif atas pendapatan-pendapatan serta warisan-warisan. Ini berarti bahwa, makin tinggi pendapatan maka makin tinggi seharusnya pajaknya. Orang-orang yang berpendapatan seribu Rubel harus membayar satu kopek untuk satu Rubel; jika pendapatannya itu 2000, maka harus membayar dua kopek untuk satu Rubel, dan seterusnya. Orang-orang yang pendapatannya terkecil (misalnya, pendapatan-pendapatn di bawah 400 Rubel) tidak membayar apa-apa. Orang yang terkaya membayar pajak yang tertinggi. Pajak sedemikian itu, pajak pendapatan, atau lebih tepat, pajak pendapatan-progresif, akan jauh lebih adil daripada pajak-pajak tak langsung. Dan itulah sebabnya maka kaum Sosial-Demokrat berjuang untuk mencapai penghapusan pajak taklangsung dan dijalankannya pajak pendapatan-progresif. Tetapi, sudah barang tentu, semua pemilik harta, seluruh burjuasi, berkeberatan terhadap tindakan ini dan menentangnya. Hanya dengan persatuan yang kokoh antara kaum minskin desa dan kaum buruh kota perbaikan ini dapat dimenangkan dari burjuasi.
                  Akhirnya, suatu perbaikan yang sangat penting bagi seluruh Rakyat, dan terutama bagi kaum miskin desa, yalah pendidikan cuma-cuma bagi anak-anak, hal mana dituntut kaum Sosial-Demokrat. Dewasa ini jauh lebih sedikit sekolah-sekolah di desa-desa daripada di kota-kota, dan baik di kota maupun di desa hanyalah klas-klas kaya, hanyalah burjuasi, yang mampu memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak. Hanya pendidikan yang cuma-cuma dan wajib bagi semua anak-anak yang dapat membebaskan Rakyat setidak-tidaknya sampai pada batas tertentu dari keadaan kegelapan sekarang ini. Dan kaum miskin desa paling menderita karena kegelapan ini dan teristimewa membutuhkan pendidikan. Tetapi, sudah barang tentu, kita membutuhkan pendidikan yang benar-benar dan bebas, dan bukan macam pendidikan yang diingini para amtenar dan para pendeta.
                Lebih lanjut, kaum Sosial-Demokrat menuntut supaya setiap orang mempunyai hak penuh untuk menganut dengan bebas sama-sekali sebarang agama sesukanya. Di antara negara-negara Eropa hanyalah Rusia dan Turki yang mempertahankan undang-undang yang memalukan, yang ditujukan melawan orang-orang bukan beragama Ortodoks, yaitu melawan kaum Dissenter [*15], kaum non-Konformis [*16] dan kaum Yahudi. Undang-undang ini atau sama sekali memantangkan agama tertentu, atau melarang penyebarannya, atau merampas hak-hak tertentu dari mereka yang memeluk agama-agama yang bersangkutan. Semua undang-undang ini adalah paling tak adil, paling sewenang-wenang dan paling memalukan. Setiap orang mesti bebas sama-sekali tidak hanya menganut agama apa saja yang disukainya, tetapi juga untuk menyebarkan sembarang agama, atau untuk bertukar agama. Tak seorang amtenar pun berhak  sekalipun hanya menanyakan agama sebarang orang; ini adalah soal kata hati masing-masing orang dan tak seorangpun berhak campur tangan di sini. Tidak boleh ada agama atau gereja yang “berdominasi”. Semua agama, semua gereja harus berhak sama di hadapan undang-undang. Para pendeta dari berbagai agama dapat diberi nafkah hidup oleh orang-orang yang masuk agama yang bersangkutan, dan negara tidak boleh menggunakan uang negara untuk menyokong suatu agama manapun juga, tidak boleh memberikan nafkah hidup untuk sebarang pendeta, Ortodoks, Dissenter, Non-Konformis, atau lainnya lagi. Itulah yang diperjuangkan oleh kaum Sosial-Demokrat,dan selama tindakan-tindakan ini belum dijalankan tanpa suatu syarat serta tanpa sesuatu dalih, Rakyat tak akan bebas dari pengejaran kepolisian yang memalukan karena soal agama, atau dari pemberian derma kepolisian yang tak kurang memalukan kepada salah satu di antara agama-agama itu.
* * *
                Sesudah kita tinjau perbaikan-perbaikan apa yang diusahakan oleh kaum Sosial-Demokrat bagi seluruh Rakyat, dan terutama bagi kaum miskin. Sekarang baiklah kita lihat perbaikan-perbaikan apa yang mereka usahakan bagi kaum buruh, tidak hanya bagi kaum buruh pabrik dan kaum buruh kota saja, tetapi juga bagi kaum buruh desa. Kaum buruh pabrik dan bengkel hidup lebih berkerumun, lebih terpusat; mereka bekerja di bengkel-bengkel besar, bagi mereka lebih mudah untuk mempergunakan bantuan kaum Sosial-Demokrat dari orang-orang yang terpelajar.
               Oleh karena semuanya ini maka kaum buruh kota memulai perjuangan menentang kaum majikan jauh lebih dulu dari semua yang lain-lainnya dan telah mencapai perbaikan-perbaikan yang lebih esensiil; mereka juga telah mencapai diterimanya undang-undang perburuhan. Tetapi kaum Sosial-Demokrat sedang memperjuangkan diperluasnya perbaikan-perbaikan semacam ini sampai pada semua kaum buruh: sampai pada tukang-tukang kerajinan tangan baik di kota maupun di desa yang bekerja di rumah untuk kaum majikan, kaum buruh upahan yang dipekerjakan oleh majikan-majikan kecil dan tukang-tukang, kaum buruh pembangunan (tukang kayu, tukang batu, dan sebagainya) sampai pada kaum buruh kehutanan serta kaum buruh tak ahli, dan begitu juga sampai pada kaum buruh desa. Di seluruh Rusia, semua buruh ini sekarang sedang mulai bersatu, mengikuti contoh kaum buruh pabrik serta dengan bantuan kaum buruh pabrik, bersatu untuk memperjuangkan syarat-syarat hidup yang lebih baik, hari kerja yang lebih pendek, upah yang lebih tinggi. Dan Partai Sosial-Demokrat telah menugaskan dirinya sendiri membantu semua buruh dalam perjuangan mereka untuk hidup yang lebih baik, membantu mereka mengorganisasi (mempersatukan) kaum buruh yang paling mantap dan paling dapat dipercaya dalam serikat buruh-serikat buruh yang kuat, membantu mereka dengan menyebarkan brosur-brosur serta surat sebaran-surat sebaran, dengan mengirimkan buruh-buruh yang berpengalaman kepada mereka yang masih baru dalam gerakan dan pada umumnya  membantu mereka dengan segala jalan yang mungkin. Apabila kita sudah memperoleh kebebasan politik, maka dalam Dewan perwakilan Rakyat juga akan terdapat orang-orang kita, wakil-wakil buruh, orang-orang Sosial-Demokrat, dan seperti kawan-kawan mereka di negeri-negeri lain, mereka akan menuntut penerimaan undang-undang untuk kepentingan kaum buruh.
                Di sini kami tak akan menyebutkan satu persatu semua perbaikan yang sedang diperjuangkan oleh Partai Sosial-Demokrat bagi kaum buruh: perbaikan-perbaikan itu telah diuraikan dalam program kita dan diterangkan secara terperinci dalam brosur “Tujuan Kaum Buruh di Rusia”.  Di sini cukup kami sebutkan perbaikan-perbaikan yang terpenting di antaranya. Hari kerja tidak boleh lebih lama daripada delapan jam. Dalam seminggu pasti harus ada satu hari istirahat. Lembur harus mutlak dilarang, dan begitu pula kerja malam. Anak-anak sampai umur 16 tahun harus mendapat pendidikan cuma-cuma dan, oleh karenanya, tidak boleh diijinkan bekerja untuk uang sewa sampai umur sekian itu. Wanita tidak boleh bekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan kesehatan. Majikan harus membayar ganti rugi bagi semua cacat yang terjadi sewaktu bekerja, misalnya, bagi cacat yang terjadi sewaktu bekerja pada mesin-mesin penebah, mesin-mesin penampi, dan sebagainya. Semua buruh upahan harus dibayar pasti tiap-tiap minggu, dan bukan sekali dalam dua bulan atau sekali dalam tiga bulan sebagaimana sering halnya dengan kaum buruh upahan di desa. Bagi kaum buruh penting sekali dibayar tetap setiap minggu dan dalam pada itu dibayar pasti dengan uang tunai, dan bukan dengan barang-barang. Kaum majikan suka sekali memaksa kaum buruh menerima segala macam barang yang buruk mutunya dengan harga-harga yang terlalu mahal sebagai ganti pembayaran upah; supaya mengakhiri kebiasaan yang tercela ini maka pembayaran upah dengan barang-barang harus mutlak dilarang oleh undang-undang. Selanjutnya kaum buruh yang sudah lanjut usianya harus mendapat pensiun dari negara. Kaum buruh dengan kerja mereka memberi hidup kepada semua klas kaya, dan seluruh negara, karena itu mereka tidak kurang berhak daripada pegawai-pegawai pemerintah untuk mendapat pensiun. Untuk membuat kaum majikan jangan sampai menyalah-gunakan kedudukan mereka untuk melanggar peraturan-peraturan yang diadakan guna melindungi kaum buruh, harus diangkat inspektur-inspektur untuk mengawasi tidak saja pabrik-pabrik tetapi juga perusahaan-perusahaan pertanian tuan tanaha besar dan, pada umunya, semua perusahaan di mana dipekerjakan buruh upahan. Tetapi inspektur-inspektur ini tidak boleh amtenar-amtenar pemerintah, mereka tidak boleh diangkat oleh menteri-menteri atau gubernur-gubernur, mereka tidak boleh bekerja untuk polisi. Yang harus menjadi inspektur-inspektur itu yalah para buruh yang dipilih; negara harus menggaji orang-orang yang mendapat kepercayaan kaum buruh dan yang telah mereka pilih secara bebas. Dan wakil-wakil kaum buruh yang dipilih ini harus mengawasi supaya tempattinggal-tempattinggal kaum buruh dijaga dalam keadaan yang baik, supaya kaum majikan tidak berani memaksa kaum buruh tinggal dalam apa yang seperti kandang-kandang anjing atau dalam gubuk-gubuk di bawah tanah (sebagaimana hal itu sering terjadi dalam pekerjaan pertanian), supaya peraturan-peraturan mengenai istirahat kaum buruh ditepati, dan seterusnya. Dalam pada itu tidak boleh dilupakan bahwa wakil-wakil buruh yang dipilih yang manapun akan tiada guna sedikitpun selama tak ada kebebasan politik, selama polisi berkuasa dan tidak bertanggungjawab kepada Rakyat. Setiap orang tahu bahwa polisi sekarang menangkap tanpa pemeriksaan tidak hanya wakil-wakil buruh, tetapi juga sebarang buruh yang berani berbicara atas nama semua kawan-buruhnya, yang berani membeberkan pelanggaran-pelanggaran undang-undang, atau berseru kepada kuam buruh supaya bersatu. Tetapi apabila kita mempunyai kebebasan politik, wakil-wakil kaum buruh itu akan sangat besar gunanya.
                 Semua majikan (pemilik-pemilik pabrik, tuan tanah-tuan tanah, pemborong-pemborong, petani-petani kaya) harus mutlak dilarang mengadakan sebarang pemotongan secara sewenang-wenang dari upah kaum buruh mereka, misalnya, pemotongan-pemotongan untuk barang-barang yang apkir, pemotongan-pemotongan dalam bentuk denda, dan lain-lainnya. Adalah tidak syah dan lalim kalau kaum majikan melakukan pemotongan-pemotongan secara sewenang-wenang dari upah. Majikan tidak boleh mengurangi upah  seorang buruh dengan jalan denda dan pemotongan-pemotongan manapun, dengan dalih apapun juga. Majikan tak boleh bertindak sebagai hakim dan algojo (bagus hakim itu yang mengantongi potongan-potongan dari upah buruh), dia harus pergi ke pengadilan yang semestinya, dan pengadilan ini harus terdiri dari wakil-wakil yang dipilih oleh kaum buruh dan majikan-majikan dalam jumlah yang sama. Hanya pengadilan yang sedemikianlah yang akan dapat mengadili secara adil segala ketidakpuasan kaum majikan terhadap kaum buruh dan ketidakpuasan kaum buruh terhadap majikan.
                 Demikianlah perbaikan yang sedang diperjuangkan oleh kaum Sosial-Demokrat untuk dicapainya bagi seluruh klas buruh. Kaum buruh di setiap perusahaan tuan tanah, di setiap perusahaan pertanian besar, kaum buruh harus bekerja pada setiap pemborong, harus berusaha mengadakan pertemuan dan berdiskusi bersama dengan orang-orang yang dapat dipercayai mengenai perbaikan-perbaikan apa yang harus mereka perjuangkan untuk dicapainya dan mengenai tuntutan-tuntutan apa yang harus mereka ajukan (karena tuntutan-tuntutan kaum buruh, sudah barang tentu, akan ber-lain-lainan di berbagai pabrik, di berbagai perusahaan pertanian besar dan dengan berbagai pemborong).
             Comite-comite Sosial-Demokrat di seluruh Rusia membantu kaum buruh merumuskan tuntutan-tuntutan mereka secara jelas dan tepat dan sedang membantu mereka mengeluarkan surat sebaran-surat sebaran tercetak di mana diutarakan tuntutan-tuntutan ini, sehingga tuntutan-tuntutan tersebut dapat diketahui oleh semua kaum buruh dan oleh kaum majikan serta pihak yang berewajib. Apabila kaum buruh bersatu sebagai satu orang dalam mempertahankan tuntutan-tuntutan mereka itu, maka kaum majikan terpaksa mengalah dan mengabulkannya. Di kota-kota kaum buruh sudah mencapai banyak perbaikan dengan jalan ini, dan sekarang pekerjatangan-pekertangan, tukang-tukang, dan kaum buruh desa juga sedang mulai bersatu (berorganisasi) dan berjuang untuk tuntutan-tuntutan mereka. Selama kita belum mempunyai kebebasan politik, perjuangan itu kita lakukan secara rahasia, bersembunyi dari polisi yang melarang menerbitkan segala macam surat sebaran dan melarang segala macam perserikatan kaum buruh. Tetapi apabila kita sudah memperoleh kebebasan politik, maka perjuangan itu akan kita lakukan secara lebih luas dan terbuka sama-sekali, supaya seluruh Rakyat pekerja dan seluruh Rusia menjadi bersatu dan membela diri dengan lebih rukun terhadap penindasan-penindasan. Semakin banyak jumlah kaum buruh yang bersatu dalam Partai kaum buruh Sosial-Demokrat, maka semakin kuatlah mereka, semakin cepat mereka dapat mencapai pembebasan klas buruh yang sempurna dari segala macam penindasan, dari segala macam kerja-upahan, dari segala macam kerja untuk kepentingan burjuasi.
* * *
               Kami sudah mengatakan bahwa Partai Buruh Sosial-Demokrat sedang memperjuangkan perbaikan-perbaikan tidak hanya bagi kaum buruh saja, tetapi juga bagi semua petani. Sekarang marilah kita lihat perbaikan-perbaikan apa yang sedang diperjuangkan bagi semua petani.


Catatan:
[*12] Dalam terbitan tahun 1905 teksnya dari kata “memihak” sampai dengan kata “supaya” diganti dengan kata-kata”menyetujui tuntutan segera”— Red.
[*13] Dalam terbitan tahun 1905 sesudah kata-kata “di Rusia” dimasukkan teks sebagai berikut:
        “Sudah kami katakan, bahwa Duma Negara bukannya Dewan Perwakilan Rakyat yang sejati, melainkan suatu penipuan      bersifat polisi, karena pemilihan untuknya adalah tidak samarata (kaum bangsawan dan saudagar-saudagar mengungguli kaum tani dan kaum buruh), pemilihan untuknya adalah tidak bebas tetapi dilakukan di bawah cemeti polisi. Duma Negara bukan Dewan perwakilan Rakyat, tetapi suatu Dewan polisi dari kaum bangsawan dan saudagar-saudagar. Duma Negara dipanggil bersidang bukan untuk menjamin kebebasan bagi Rakyat serta pemerintahan atas dasar pemilihan, melainkan untuk menipu kaum buruh dan kaum tani sambil memperbudak mereka lebih hebat lagi. Rakyat membutuhkan bukannya Duma yang birokratis, tetapi Konstituante yang dipilih secara bebas dan samarata oleh semua warganegara tanpa mem-beda-bedakan pangkat sosialnya” — Red  
[*14] Canon – pembayaran pajak tanah erfpach — Red  
[*15] Orang-orang yang mengasingkan diri dari gereja umum — Red.
[*16] Orang-orang yang tidak menganut salah satu gereja resmi — Red.

Sumber: KEPADA KAUM MISKIN DESA / 1903, BAB 5 
More aboutPERBAIKAN APA YANG DIPERJUANGKAN KAUM SOSDEM BAGI SELURUH RAKYAT