Dum spiro spero! [Di mana ada kehidupan, di sana ada
harapan!] … Bila saya adalah salah satu dari benda-benda di langit, saya akan
melihat dengan detasemen bola debu dan kotoran yang buruk rupa ini … Saya akan
bersinar diatas yang baik dan buruk dengan serupa … Tetapi saya adalah seorang
manusia. Sejarah dunia untuk anda, pemakan ilmu pengetahuan yang masa bodoh, untuk
anda, penjaga buku keabadian, yang sepertinya hanya merupakan momen tak berarti
di dalam keseimbangan waktu, adalah segalanya untuk saya! Selama saya masih
bernafas, saya akan berjuang demi masa depan, masa depan yang bersinar dimana
manusia, kuat dan indah, akan menjadi tuan dari arus sejarahnya sendiri dan
akan mengarahkannya ke tepi langit keindahan, kesenangan, dan kebahagiaan yang
tidak ada batasnya! …
Abad ke-19 sudah dalam banyak cara memuaskan dan dalam lebih
banyak cara lagi menipu harapan para optimis … Ini sudah memaksa dia untuk
memindahkan harapan dia ke abad ke-20. Setiap kali sang optimis dihadapkan
dengan fakta yang sangat buruk, dia berseru: Apa, dan ini bisa terjadi dalam
batas abad ke-20! Ketika dia melukiskan sebuah gambaran yang indah tentang masa
depan yang harmonis, dia menempatkannya di dalam abad ke-20.
Dan sekarang abad tersebut telah datang! Apa yang sudah
dibawakannya dari permulaan?
Di Prancis, sebuah busa beracun dari kebencian rasial[1];
di Austria – konflik nasionalis …; di Afrika Selatan – kesengsaraan dari
orang-orang kecil yang dibunuhi oleh penguasa[2];
di pulau yang ‘bebas’ itu sendiri – nyanyian himne kemenangan atas keserakahan
para chauvinis; ‘komplikasi’ yang dramatis di timur; pemberontakan massa
populer yang lapar di Itali, Bulgaria, Rumania … Kebencian dan pembunuhan,
kelaparan dan darah …
Sepertinya abad yang baru ini, pendatang yang sangat besar
ini, ditekukkan disaat kedatangannya untuk mendorong sang optimis ke pesimisme
yang absolut dan nirvana publik.
·
Kematian
untuk Utopia! Kematian untuk kepercayaan! Kematian untuk Cinta! Kematian untuk
harapan! menggemuruhkan abad ke-20 di dalam semburan api dan gemuruh senjata.
·
Menyerahlah
kamu pemimpi yang menyedihkan. Inilah aku, abad ke-20 yang kamu lama tunggu,
‘masa depan’ kamu.
Tidak, balas sang optimis yang tidak dihambakan.
Kamu, kamu hanyalah masa sekarang.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar