Dalam
usaha memenuhi syarat-syarat ini kaum buruh Indonesia sudah mempunyai berbagai
pengalaman dan pelajaran yang baik. Kaum buruh Indonesia sudah mengalami
pemogokan dari lebih-kurang 700.000 buruh perkebunan di bawah pimpinan SARBUPRI
pada pertengahan tahun 1950. Pemogokan raksasa ini telah berakhir dengan
kemenangan disebabkan tepatnya tuntutan, tepatnya memilih waktu pemogokan,
mendapat bantuan kaum tani dan tindakan SOBSI yang tepat pada waktunya. Kaum
buruh Indonesia sudah mengalami pemogokan buruh kendaraan bermotor dalam
aksinya melawan GAPO (Gabungan Perusahaan Otobis) bulan Juli 1951, di bawah
pimpinan SBKB. Aksi ini mendapat kemenangan karena tepat tuntutannya, tepat
waktu mulainya dan tepat pada waktu mengakhirinya. Pemogokan ini tidak hanya
dapat simpati dan sokongan dari golongan buruh lain, tetapi juga dapat simpati
dan sokongan pengusaha-pengusaha otobis nasional. Tetapi disamping itu kaum buruh
Indonesia juga mempunyai pengalaman-pengalaman yang pahit, seperti pemogokan
buruh Cordesius di Jakarta pada permulaan tahun 1950, pemogokan buruh kapal dan
pelabuhan di Belawan dalam tahun 1951, dll. Pemogokan-pemogokan ini tidak memenuhi syarat-syarat diatas, oleh karena
itu ia gagal dan menyebabkan terisolasinya perjuangan-perjuangan buruh itu dari
massa buruh lainnya dan dari Rakyat banyak. Apa yang disebutkan disini hanya
beberapa di antara pengalaman buruh Indonesia yang banyak itu. Disamping ini
masih ada lagi pengalaman-pengalaman buruh percetakan di bawah pimpinan SBPI,
pengalaman-pengalaman buruh minyak kelapa di bawah pimpinan SARBUMIKSI,
pengalaman buruh gula di bawah pimpinan SBG, pengalaman buruh angkutan udara di
bawah pimpinan SERBAUD, pengalaman buruh minyak di bawah pimpinan PERBUM, dan
banyak lagi pengalaman-pengalaman yang baik maupun yang tidak baik, tetapi yang
kedua-duanya adalah pelajaran yang berharga bagi kaum buruh Indonesia. Dan
tidak boleh dilupakan, bahwa kaum buruh Indonesia mempunyai pengalaman yang
baik juga dalam menuntut hadiah lebaran dan gratifikasi.
Dalam
mengemukakan dan membela kepentingan-kepentingan kaum buruh dalam perjuangan
sehari-hari, kita harus memimpin aksi-aksi sedemikian rupa sehingga klas buruh
menjadi bersatu sebagai satu klas, sadar akan tanggung-jawab politiknya dalam
perjuangan melawan susunan masyarakat yang kacau sekarang ini dan berjuang
untuk negara Demokrasi Rakyat, sadar bahwa ia mesti memimpin perjuangan dalam
front persatuan nasional menuju kemenangan yang gemilang sebagai syarat untuk
menjamin perdamaian dunia yang abadi.
Untuk
memenuhi rencana perangnya kaum imperialis makin lama makin hebat menguras
kekayaan alam dan tenaga Rakyat lndonesia. Upah riil dari kaum buruh makin lama
makin merosot. Guna menindas perlawanan kaum buruh yang menuntut kenaikan upah,
pemerintah RI-KMB melakukan tindakan-tindakan fasis terhadap gerakan klas
buruh. Dengan demikian jelaslah bahwa perjuangan untuk perdamaian dunia, untuk
sepiring nasi dan untuk kemerdekaan nasional adalah Perjuangan yang saling
berbubungan, yang satu dengan lainnya tidak mungkin dipisahkan. Oleh karena itu
adalah juga kewajiban klas buruh yang terpenting untuk ambil bagian yang
sungguh-sungguh di dalam perjuangan untuk perdamaian dunia yang abadi, dan
terutama untuk berjuang guna terlaksananya Pact Perdamaian Lima Besar (Inggris,
Perancis, Soviet Uni, Amerika Serikat dan RRT).
Dalam
keadaan sekarang, dimana lmperialis Amerika makin lama makin dalam mencampuri
soal-soal dalam negeri Indonesia, pertumbuhan demokrasi makin lama makin sangat
tertekan. Sampai-sampai kepada demokrasi parlementer tidak terjamin di
Indonesia. Tanda-tanda yang terpenting daripada demokrasi parlementer, yaitu mempersoalkan soal-soal umum secara
terbuka,
makin lama makin tidak nampak. Soal-soal umum banyak dibicarakan hanya diantara
dan oleh beberapa gelintir orang-orang pemerintah dengan wakil-wakil Amerika di
Jakarta (misalnya "bantuan" senjata Amerika untuk polisi Indonesia,
MSA, dll.). Keadaan ini semuanya, dan dibuktikan pula oleh Razia Agustus
(1951), menunjukkan bahwa ada usaha yang keras dari pihak reaksi untuk
memfasiskan sistim pemerintahan Indonesia. Oleh karena itu, klas buruh, sebagai klas
yang paling maju, yang paling teguh organisasinya, yang menempati kedudukan
penting dalam produksi, berkewajiban untuk mempelopori perjuangan seluruh
Rakyat dalam melawan bahaya fasisme yang mengancam seluruh kehidupan Rakyat
Indonesia.
Oleh
karena itu adalah kewajiban yang sangat penting untuk mempertahankan dengan
sungguh-sungguh dan dengan sengit tiap-tiap hak dan tuntutan kaum buruh dari
serangan-serangan reaksi yang makin kurang ajar. Dan senantiasa harus dijaga
agar tiap-tiap perjuangan kaum buruh tidak terisolasi dari seksi-seksi lain
dari kaum buruh dan dari seluruh Rakyat. Dimana keadaan mengizinkan harus
diadakan propaganda besar-besaran tentang hak-hak dan tuntutan-tuntutan kaum
buruh, dan tepat pada waktunya mengadakan serangan-serangan kembali pada
propaganda-propaganda yang merusak dari pemerintah dan dari kaum imperialis
yang bermaksud menarik simpati Rakyat guna memisahkan kaum buruh dari golongan
Rakyat lainnya. Jika propaganda-propaganda yang merusak ini tidak segera
dibantah dan sebagian Rakyat untuk sementara mempercayainya, maka ini berarti
menyerahkan inisiatif pada lawan.
Untuk
bisa menunaikan kewajibannya, seksi-seksi yang sudah militant dari klas buruh
harus membersihkan diri dari penyakit-penyakit sektarisme dan dari semboyan
"kiri" yang kosong.
Sektarisme dan slogan-slogan "kiri" yang kosong yang tidak disokong
oleh massa luas dari kaum buruh tidak hanya membantu lawan dan pemecah-pemecah
klas buruh, tetapi ia juga merupakan rintangan dalam usaha mempersatukan klas
buruh. Orang-orang yang sektaris dalam teorinya menerima keperluan untuk
bersatu, keperluan guna bekerja untuk itu, sebab mereka mesti menerima
kenyataan; tetapi apabila sudah dalam pekerjaan sehari-hari, penerimaan mereka
secara teori itu, tidak nampak dalam prakteknya. Oleh karena itulah, sektarisme
adalah penyakit yang terus-menerus dan dengan sengit mesti dibasmi. Hanya
dengan lenyapnya sektarisme, seksi-seksi yang sudah militant dari klas buruh
bisa menarik massa kaum buruh yang masih terbelakang, dan bisa menarik seluruh
Rakyat dalam perjuangan untuk perdamaian dan kemerdekaan nasional.
Jelaslah,
bahwa sejalan dengan perjuangan membela kepentingan-kepentingan sehari-hari,
klas buruh adalah kampiun dalam membela kepentingan seluruh Rakyat, kampiun
dalam perjuangan kemerdekaan dan pembela perdarmaian dunia. Kaum buruh
mengorganisasi aksi-aksi politik secara besar-besaran untuk melawan tiap-tiap
tindakan yang tidak adil terhadap kaum buruh sendiri, terhadap kaum tani,
terhadap pemuda, terhadap pelajar, intelektual dan terhadap golongan-golongan
lain dari Rakyat. Kaum buruh adalah pemuka dan organisator dalam perjuangan
untuk membatalkan persetujuan KMB yang jahat itu, untuk memasukkan Irian barat
ke dalam wilayah Republik Indonesia, untuk menentang dijalankannya Embargo
terhadap negeri-negeri demokrasi, untuk menentang persetujuan San Francisco dan
MSA yang didikte oleh Amerika itu, dsb.
Dengan
melalui aksi-aksi solidaritas, melalui pemogokan-pemogokan simpati dan
lain-lain bentuk aksi politik yang bisa dipahamkan, yang dapat simpati dan
disokong oleh massa yang luas, kaum buruh Indonesia akan membajakan kesatuan
berjuang dari massa, dan lambat laun akan tampil ke muka sebagai pembela
hak-hak dan kebebasan demokrasi, akan tampil sebagai kampiun perdamaian,
sebagai pemimpin, sebagai juru mempersatukan seluruh golongan Rakyat dan
sebagai pembangunan front persatuan nasional.
Demikianlah
kewajiban front persatuan buruh kita.
Jakarta,
1 Maret 1952.
Central
Comite Partai Komunis Indonesia
SUMBER: KEWAIIBAN FRONT PERSATUAN BURUH
Penerbit
Yayasan “Pembaruan”
Jakarta,
Juli 1952.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar