Dalam
"Jalan Baru" (Resolusi CC PKI bulan Agustus 1948) diterangkan: tiap-tiap Komunis harus yakin benar-benar,
bahwa dengan tidak adanya Front Nasional kemenangan tidak akan datang. Oleh karena itu adalah
kewajiban Partai Komunis Indonesia dan serikat buruh - serikat buruh untuk
ambil bagian yang paling penting, paling besar dan paling sungguh-sungguh dalam
perjuangan membela kepentingan-kepentingan kaum buruh. Perjuangan ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak hanya kaum buruh saja yang mendapat
kemenangan yang gilang-gemilang; tetapi juga supaya bisa memberikan inspirasi
kepada klas-klas dan golongan-golongan lain, kepada kaum tani,
pengusaha-pengusaha kecil dan sedang, golongan intelektual serta golongan
Rakyat lainnya, supaya lebih menaruh kepercayaan akan kemenangan pasti dan
kemenangan bersama atas imperialisme, feodalisme dan borjuasi komprador
(borjuasi agen imperialis). Perjuangan membela kepentingan kaum buruh harus
mempersatukan seluruh kaum buruh di bawah pimpinan organisasi-organisasi buruh,
dimana kaum Komunis harus membuktikan pembelaannya yang sungguh-sungguh
terhadap kepentingan-kepentingan ekonomi dan politik dari kaum buruh.
Front
buruh harus merupakan front yang terkuat, yang paling bersatu, paling maju dan
paling sadar dalam front persatuan masional yang luas. Front buruh dan Front
tani harus ambil bagian yang terpenting di dalam perjuangan untuk menggalang
front persatuan nasional (front demokrasi atau front pembela tanah air), yaitu
persekutuan daripada seluruh Rakyat Indonesia untuk melaksanakan cita-cita
politiknya, dimana sumber kekuasaan ada pada Rakyat dengan terbentuknya
Republik Demokrasi Rakyat. Dalam front persatuan nasional ini kaum buruh dan
kaum tani harus menjadi basisnya.
Front
persatuan nasional adalah syarat mutlak untuk mencapai kemerdekaan nasional.
Kemerdekaan nasional adalah syarat guna perkembangan sesuatu bangsa.
Perdamaian, perbaikan dan kemajuan hanya bisa dicapai oleh bangsa Indonesia
dengan melalui kemerdekaan nasional. Perjuangan nasional untuk melepaskan diri
dari imperialisme Belanda dan Amerika tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan
melawan reaksi, perjuangan untuk perdamaian, untuk demokrasi dan untuk sepiring nasi. Jelaslah, bahwa hak-hak dan kebebasan bagi
kaum buruh, yaitu: hak mendapat pekerjaan, bebas dari ancaman pengangguran, hak
mendapat bayaran penuh, bebas dari perbedaan ras dan jenis, bebas dari
penghisapan kapitalis dan hak atas kebudayaan, hanya bisa dicapai apabila
didahului oleh adanya kemerdekaan nasional yang sejati. Jadi kaum buruh tidak mungkin merdeka dan
mendapat semua hak-haknya jika tidak ada kemerdekaan nasional.
Sekarang
ini massa kaum buruh Indonesia belum berada di bawah satu pimpinan. Sebagian
besar berada di bawah pimpinan SOBSI, sedangkan bagian-bagian lainnya berada di
bawah pimpinan kaum nasionalis (seperti GSBI) dan kaum sosialis (seperti POB).
Sebagian yang sangat kecil berada di bawah pimpinan orang-orag trotskis (SOBRI)
atau klik-klik lain yang sengaja dibayar oleh imperialis untuk memecah-belah
dan mengadu-domba massa kaum buruh serta untuk mengadakan rintangan-rintangan
dalam perkembangan gerakan kaum buruh dengan menjalankan kegiatan-kegiatan
polisionil dan spionase. Juga ada golongan yang tidak jujur yang menggunakan
agama untuk memecah-belah gerakan
buruh
dengan mendirikan serikat buruh - serikat buruh yang "berdasarkan
agama" (seperti SBII, Serikat Buruh Katolik). Keadaan ini tentu menimbulkan kemarahan di kalangan kaum agama
yang jujur.
Mengingat
kenyataan bahwa kaum buruh Indonesia belum bersatu dengan bulat di bawah satu
pimpinan yang jujur dan
militant, sedangkan
usaha-usaha reaksi semakin keras untuk menghancurkan gerakan buruh, maka
lebih-lebih dari waktu yang sudah-sudah, sekarang dibutuhkan adanya
kesatuan-kesatuan aksi di dalam tiap-tiap perjuangan kaum buruh. Untuk ini kaum buruh dari
berbagai serikat buruh (SOBSI dan non-SOBSI) bisa mengadakan Kongres Upah yang
khusus untuk memperbincangkan soal-soal upah, bisa mengadakan Komite Makanan
Rakyat, bisa mengadakan Komite Kaum Penganggur, bisa mengadakan Pernyataan
Bersama tentang sesuatu atau beberapa soal, bisa mengadakan front buruh di
dalam Dewan Perwakilan Rakyat atau perwakilan-perwakilan lainnya, bisa
mengadakan Sekretariat Bersama untuk melaksanakan suatu fusi, dsb.
Kesatuan
aksi bisa diadakan ketika baru menghadapi perjuangan atau ketika perjuangan itu
sedang berjalan. Kesatuan perjuangan seluruh kaum buruh ini pasti bisa dicapai,
karena secara objektif perjuangan buruh selanjutnya, dalam melawan
akibat-akibat krisis ekonomi yang semakin memuncak, menghendaki adanya
persatuan ini. Krisis tidak hanya menimpa segolongan buruh saja, tetapi ia
menimpa semua golongan buruh, tidak perduli apakah ia dipimpin oleh kaum
Komunis, oleh Nasionalis, oleh Sosialis atau oleh lainnya, tidak perduli apakah
ia beragama Islam, Katolik, Protestan atau lain-lainnya. Perjuangan buruh yang
makin sengit dalam membela kepentingannya pasti akan membukakan kedok
badut-badut dan tengkulak-tengkulak dalam gerakan buruh. pemimpin-pemimpin
buruh yang jujur, terutama kaum Komunis, diwajibkan supaya pandai menjalankan
taktik yang tepat (correct) dalam menarik tiap golongan ke dalam perjuangan
bersama dari kaum buruh untuk menghadapi majikan. Kesatuan perjuangan semacam
ini akan memberikan pelajaran yang sangat baik kepada klas buruh tentang rol
khianat daripada pemimpin-pemimpin serikat buruh kuning dan tentang
kebutuhannya akan serikat buruh - serikat buruh dan akan satu Vaksentral yang
revolusioner.
Sebagaimana
dikatakan di atas, front buruh diwajibkan ambil bagian yang terpenting, didalam
usaha menggalang front persatuan nasional. Dalam hal ini sungguh-sungguh harus
diperhatikan agar front buruh tidak terisolasi dari golongan-golongan Rakyat
lainnya. Terisolasi berarti bahaya besar bagi seluruh perjuangan buruh. Jika gerakan buruh terisolasi,
pemerintah reaksioner dan imperialis akan mudah bertindak untuk menghancurkan
gerakan kaum buruh dengan terang-terangan dan dengan kejam, dan ini adalah
permulaan dan persiapan untuk menghancurkan seluruh gerakan Rakyat. Dan jika
ini terjadi, fasisme merajalela kembali di Indonesia. Jadi, dapat atau tidaknya
bahaya fasisme dicegah, adalah tergantung dari perlawanan dan kekuatan front
buruh dan tergantung dari hubungan front buruh dengan klas-klas lain (terutama
kaum tani) dan dengan
front-front
lain (front pemuda, front pelajar, front wanita, front kebudayaan, front
perdamaian, dsb.). Untuk berhasilnya aksi-aksi kaum buruh dan untuk memperkuat
front persatuan nasional, dalam aksi-aksi kaum buruh harus senantiasa diingat
tiga syarat-syarat sebagai berikut:
1)
supaya tiap-tiap aksi kaum buruh dibenarkan dan masuk akal sebagian besar dari
Rakyat sehingga mendapat simpati dan sokongannya;
2)
supaya tiap-tiap aksi kaum buruh dimulai dimana keadaan sedang baik untuk massa
dan kemungkinan mendapat sukses adalah besar;
3)
supaya tiap-tiap aksi kaum buruh dimulai dan diakhiri pada titik yang paling
tepat dan saat yang paling baik, ia tidak boleh merupakan perjuangan melawan
musuh yang tidak ada ketentuan kapan selesainya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar