Rapat Polit-Biro CC PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948 di
Yogyakarta, setelah mendengar uraian Kawan Musso tentang pekerjaan dan
kesalahan Partai dalam dasar-dasar organisasi dan politik serta setelah
mengadakan diskusi sedalam-dalamnya memutuskan, mengambil resolusi sebagai
berikut :
I
Lapangan Organisasi
Untuk dapat memahamkan kesalahan-kesalahan PKI di lapangan
organisasi, sebaiknya diuraikan lebih dahulu sedikit riwayat PKI.
Dalam tahun 1935 PKI dibangunkan kembali secara illegal atas
inisiatif Kawan Musso. Selanjutnya PKI illegal inilah yang memimpin perjuangan
anti-fasis selama pendudukan Jepang. Kesalahan pokok di lapangan organisasi
yang dibuat oleh PKI illegal ialah, tidak dimengertinya perubahan-perubahan
keadaan politik di dalam negeri sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya
pada saat itulah, PKI harus melepaskan bentuknya yang illegal dan muncul dalam
masyarakat Indonesia Merdeka dengan terang-terangan.
Akan tetapi karena pada saat itu dan seterusnya bentuk yang
illegal ini masih dipegang teguh, maka dengan demikian PKI telah mendorong
orang-orang yang menghendaki adanya PKI, untuk mendirikan PKI legal, dan telah
memberi kesempatan kepada anasir-anasir avonturir yang berhaluan Trotskis untuk
mendirikan PBI. Dengan berdirinya PKI legal dan PBI ini, maka timbullah
keharusan bagi PKI illegal untuk merebut selekas-lekasnya pimpinan atas
partai-partai ini, supaya perjuangan klas buruh jangan sampai menyimpang dari
rel revolusioner. Dengan sendirinya keharusan ini mengakibatkan terbagi-baginya
kader illegal kita, yang sudah tentu melemahkan organisasi.
Oleh sebagian kawan-kawan dari PKI illegal, didirikan Partai
Sosialis Indonesia yang, kemudian membuat kesalahan besar karena mengadakan
fusi dengan Partai Rakyat Sosialis dari Sutan Syahrir dan menjelma menjadi
Partai Sosialis. Dengan adanya fusi ini, maka terbukalah jalan bagi Sutan
Syahrir dan kawan-kawannya untuk memperkuda Partai Sosialis. Kejadian ini
dimungkinkan oleh kurang sadar dan kurang waspadanya kawan-kawan dari PKI
illegal yang turut mengemudikan Partai Sosialis.
Kemudian tidak sedikit jumlah kader-kader illegal kita yang
diperlukan baik di dalam Pemerintahan maupun di dalarn Badan Pekerja KNIP.
Sehingga dengan sendirinya tidak mungkin lagi bagi kawan-kawan ini mencurahkan
segenap tenaganya kepada pekerjaan dalam ketiga Partai tersebut diatas (PKI
legal, PBI, Partai Sosialis). Hal ini lebih melemahkan organisasi.
Berhubung dengan semua ini, maka kedudukan dan rol Partai
Komunis Indonesia sebagai partai klas buruh dan pelopor revolusi telah
diperkecil. PKI ditempatkan pada tempat yang tidak semestinya, sehingga sebagai
partai dan organisasi sama sekali tidak mewujudkan kekuatan yang berarti.
Dengan demikian sangat berkuranglah tradisi baik dan popularitas PKI dalam
waktu sebelum dan selama Perang Dunia ke-II. Kesalahan besar dalam lapangan
organisasi ini diperbesar lagi, karena kaum Komunis sangat mengecilkan kekuatan
klas buruh dan rakyat seluruhnya dan karena kaum Komunis terpengaruh oleh
propaganda dan ancaman Amerika. Oleh sebab itu telah menjadi takut dan kurang
percaya kepada kekuatan tenaga anti-imperialis yang dipelopori oleh Uni Soviet.
Dengan demikian PKI membesar-besarkan kekuatan imperialisme umumnya dan
imperialisme Amerika khususnya. Dengan demikian pula PKI memberikan terlampau
banyak konsesi kepada imperialisme dan klas borjuis.
Adanya tiga partai klas buruh sampai sekarang (PKI legal, PBI
dan Partai Sosialis), yang semuanya dipimpin oleh Partai Komunis illegal,
mengakui dasar-dasar Marxisme-Leninisme dan sekarang tergabung dalam Front
Demokrasi Rakyat serta menjalankan aksi bersama berdasarkan program bersama,
telah mengakibatkan ruwetnya gerakan buruh seumumnya. Hal ini sangat menghalangi
kemajuan dan perkembangan kekuatan organisasi klas buruh, juga sangat
menghalangi meluas dan mendalamnya ideologi Marxisme-Leninisme yang konsekwen.
Dengan demikian telah memberi banyak kesempatan kepada musuh klas buruh untuk
menghalangi kemajuan gerakan Komunis dengan jalan mendirikan bermacam-macam
partai Kiri yang palsu dan yang memakai semboyan-semboyan yang semestinya
menjadi semboyan PKI (di antaranya : "Perundingan atas dasar Kemerdekaan
100%").
Oleh karena sikap yang anti-Leninis dalam hal politik
organisasi ini, maka di lapangan serikat buruh pun kaum Komunis dengan demikian
telah sangat menghalangi tumbuhnya keinsafan politik kaum buruh seumumnya
sebagai pemimpin Revolusi Nasional. Kaum Komunis yang memimpin gerakan buruh
(serikat buruh) lupa, bahwa menurut Lenin serikat buruh itu adalah sekolahan
untuk Komunisme. Melalaikan propaganda Komunisme di kalangan kaum buruh,
berarti dengan langsung menghalangi bertambah sadarnya kaum buruh sebagai pemimpin
Revolusi Nasional yang anti-imperialisme dan anti-feodalisme. Berarti melupakan
arti gerakan kaum buruh sebagai sumber yang terpenting bagi PKI untuk mendapat
kader-kadernya.
Pengaruh daripada kesalahan dalam lapangan organisasi yang
telah dilakukan oleh kaum Komunis dengan jelas dan terang nampak juga di
kalangan perjuangan tani, di mana pengaruh PKI juga sangat lemah. Padahal kaum
tani amat besar artinya sebagai sekutu kaum buruh dalam Revolusi Nasional.
Dengan tidak adanya bantuan yang aktif dari kaum tani, Revolusi Nasional tentu
akan kalah.
Dari sudut organisasi kaum Komunis mempunyai pengaruh yang
tidak kecil di kalangan pemuda, terutama dalam Pesindo. Akan tetapi karena
gerakan ini tidak langsung terkenal sebagai massa organisasi PKI, sedangkan PKI
sebagai Partai tidak terang-terangan memeloporinya, maka ideologi Komunisme di
kalangan pemuda terbukti kurang terang dan ruwet, sehingga pendirian pemuda
ragu-ragu. Akibat yang langsung dari politik organisasi semacam ini ialah,
terhalangnya kemajuan perkembangan propaganda Komunisme di kalangan pemuda.
Pun di kalangan wanita, kaum Komunis tidak mempunyai pengaruh
yang agak penting. Terang bahwa kaum Komunis mengecilkan peran penting kaum
wanita dalam Revolusi sekarang.
Di kalangan prajurit, kaum Komunis mempunyai pengaruh yang
agak penting juga. Akan tetapi karena adanya tiga Partai kaum buruh, maka kaum
proletar dan kaum tani yang bersenjata ini dalam prakteknya tidak bersikap
terang terhadap PKI dan dengan demikian simpati golongan prajurit pada Komunisme
tidak dapat diperluas.
Di lapangan organisasi, PKI tidak mempunyai akar yang kuat
dan dalam di kalangan prajurit.
Semua keruwetan dalam lapangan organisasi juga menyebabkan
tidak kuatnya PKI dalam gerakan sosial dan kebudayaan seperti sport, kesenian,
dll, baik dalam lapangan organisasi maupun dalam lapangan ideologi.
Berhubung
dengan kesalahan-kesalahan yang mengenai azas dalam lapangan organisasi seperti
tersebut diatas dan menarik pelajaran dengan sebaik-baiknya dari kejadian di
Yugoslavia, maka rapat Polit-Biro PKI memutuskan untuk mengadakan perubahan
yang radikal, yang bertujuan supaya :
1.
Selekas-lekasnya mengembalikan kedudukan PKI sebagai pelopor klas buruh.
2.
Selekas-lekasnya mengembalikan tradisi PKI yang baik pada waktu sebelum dan
selama Perang Dunia ke-II.
3.
PKI mendapat HEGEMONI (kekuasaan yang terbesar) dalam pimpinan Revolusi
Nasional ini.
Dalam pekerjaan yang maha sukar ini,
Polit-Biro yakin, bahwa PKI akan dapat melakukan perubahan radikal tersebut di
atas dengan cepat. Waktu akhir-akhir ini, kalangan kaum Komunis sendiri, oleh
karena pekerjaan sehari-hari di kalangan rakyat lebih diperhatikan dan
bertambah terasanya keruwetan dan kekacauan, telah mulai mencari jalan untuk
keluar dari jurang reformisme dengan mengadakan kritik dan self-kritik,
terutama di dalam rapat pleno CC PKI tanggal 10-11 Juni 1948 dan dalam rapat
Polit-Biro tanggal 2 Juli 1948. Akan tetapi oleh karena kritik dan self-kritik
ini belum benar-benar merdeka dan bersifat bolshevik, maka rapat tersebut belum
dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang benar-benar mengenai strategi dalam
lapangan organisasi maupun politik. Akan tetapi selama pertukaran pikiran
dengan Kawan Musso dalam rapat Polit-Biro kritik dan self-kritik dijalankan
dengan leluasa. Semua anggota Polit-Biro seiya-sekata mengakui
kesalahan-kesalahannya dengan terus terang dan sanggup akan memperbaiki
selekas-lekasnya.
Jalan satu-satunya untuk melikwidasi kesalahan pokok itu
dengan cara radikal ialah mengadakan hanya SATU Partai yang LEGAL daripada klas
buruh. Ini berarti dihapuskannya pimpinan PKI yang illegal. Seperti tersebut di
atas, PKI yang dibangunkan kembali oleh Kawan Musso secara illegal pada tahun
1935 itu melanjutkan perjuangannya pada waktu penjajahan Jepang sampai zaman
Republik, dan hingga waktu ini masih memimpin gerakan anti-imperialis.
PKI illegal ini hingga sekarang dijadikan sasaran oleh kaum
Trotskis yang langsung atau tidak langsung tergabung dalam Pari, dengan maksud
untuk mengacaukan gerakan Rakyat dengan mengatakan, bahwa PKI itu adalah PKI
yang diperkuda oleh Belanda atau "PKI Van der Plas", artinya PKI yang
didirikan untuk kepentingan Belanda. Tuduhan ini lebih-lebih lagi menunjukkan
kecurangan golongan Trotskis untuk membusukkan PKI illegal, yang benar dibangunkan
kembali oleh Kawan Musso dengan kawan-kawan yang lain, diantaranya kawan-kawan
almarhum Pamuji, Sukajat, Abdul Aziz, Abdul Rakhim dan kawan-kawan jokosujono,
Akhmad Sumadi, Ruskak, Marsaid, kemudian diteruskan oleh kawan-kawan Amir
Sjarifuddin, Wikana, Sudisman, Sarjono, Subijanto almarhum, Sutrisno, Aidit,
dll.
Semua kesalahan-kesalahan di lapangan politik organisasi yang
tersebut di atas, pada pokoknya ialah mengecilkan peran Partai Komunis
Indonesia sebagai satu-satunya kekuatan yang seharusnya memegang pimpinan
daripada klas buruh dalam menjalankan revolusi. Berdasarkan itu, maka rapat
Polit-Biro PKI telah memutuskan, bahwa seterusnya harus hanya ada satu Partai
yang berdasarkan Marxisme-Leninisme dalam kalangan kaum Buruh. Polit-Biro PKI
memutuskan mengajukan usul, supaya di antara tiga Partai yang mengakui
dasar-dasar Marxisme-Leninisme yang sekarang telah tergabung dalam Front
Demokrasi Rakyat serta telah menjalankan aksi bersama, berdasarkan program
bersama, selekas-lekasnya diadakan fusi (peleburan), sehingga menjadi SATU
Partai klas buruh dengan memakai nama yang bersejarah, yaitu Partai Komunis
Indonesia, disingkat PKI. Hanya Partai sedemikian itulah yang akan dapat
memegang peran sebagai pelopor dalam gerakan kemerdekaan sekarang ini.
Revolusi kita adalah Revolusi Nasional atau Revolusi
Demokrasi Borjuis dalam zaman imperialisme dan Revolusi Proletar dunia. Menurut
kodratnya dan dipandang dari sudut sejarah maka hanya klas buruhlah, sebagai klas
yang paling revolusioner dan konsekwen anti-imperialisme, yang semestinya
memimpin revolusi ini, dan bukan klas lain.
Adapun cara mewujudkan fusi ini dengan selekas-lekasnya
hendaknya sebagai berikut:
1.
Membersihkan PKI dari anasir-anasir yang tidak baik.
2.
Membentuk Komite Fusi yang berkewajiban:
a.
Mendaftar anggota-anggota PBI dan Partai Sosialis yang dapat diusulkan dengan
segera menjadi anggota PKI.
b.
Menyiapkan masuknya anggota-anggota lainnya yang masih kurang maju dengan
memberi kepada mereka, kewajiban untuk mempelajari buku-buku Marxisme-Leninisme,
kursus-kursus, pekerjaan yang tertentu, dsb.
3.
Setelah semua ini selesai, lalu mengadakan Kongres Fusi daripada ketiga Partai,
di mana ketiga Partai dilebur menjadi satu dengan memakai nama Partai Komunis
Indonesia dan dipilih Central Comite yang baru secara demokratis.
Dengan adanya hanya satu partai klas buruh
yaitu PKI, maka pekerjaan akan menjadi lebih sederhana dan rasional.
Adanya satu PKI yang legal, memudahkan dan menegaskan
pekerjaan tiap-tiap Komunis dalam serikat buruh, dalam perjuangan tani, pemuda,
wanita, dalam gerakan sosial, dll.
Oleh karena PKI adalah partai klas yang miskin dan yang
tertindas, seharusnya susunan pimpinan dan susunan partai seluruhnya sebagian
besar terdiri dari elemen-elemen proletar sedangkan kaum intelektual seharusnya
menjadi pembantu yang tidak dapat diabaikan dalam semua hal terutama dalam
pekerjaan pembentukan kader-kader dan dalam mempertinggi tingkatan teori
anggota PKI. Kesalahan-kesalahan pokok hingga sekarang, disebabkan pula oleh
karena kurangnya elemen-elemen proletar dalam pimpinan Partai.
Rapat Polit-Biro memperkuat putusan CC PKI untuk membentuk
suatu organisasi-massa baru, ialah : "Lembaga Persahabatan
Indonesia-Uni Soviet ". Ini perlu sekali, oleh karena di Indonesia
terdapat sangat banyak orang yang bersimpati kepada Uni Soviet dan yang masih
segan memasuki PKI. Perlu sekali adanya lembaga itu, supaya rakyat jelata
mengetahui lebih banyak tentang Uni Soviet, supaya rakyat jelata mempunyai
kepercayaan lebih besar kepada gerakan demokrasi rakyat yang dipimpin oleh Uni
Soviet. Kekuatan Uni Soviet dan kekuatan-kekuatan anti-imperialis lainnya di
seluruh dunia sebenarnya adalah jauh lebih besar daripada kekuatan blok
imperialisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat, yang juga berniat menjajah
kembali tanah air kita.
Sumber: Yayasan Pembaruan, Jakarta, 1953, Cetakan ke-VII
Sumber: Yayasan Pembaruan, Jakarta, 1953, Cetakan ke-VII
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar