Jalan Baru Menuju Republik Indonesia [1948] bag 3

Diposting oleh poentjak harapan on Selasa, 20 Maret 2012


III

Front Nasional


Setelah meninjau riwayat gerakan kemerdekaan semenjak permulaan pendudukan negeri kita oleh jepang hingga kini, maka Polit-Biro menetapkan dengan menyesal bahwa kaum Komunis telah lalai mengadakan Front Nasional sebagai senjata Revolusi Nasional terhadap imperialisme. Walaupun kemudian mereka mulai sadar akan kepentingan Front Nasional itu, akan tetapi kaum Komunis belum paham sungguh-sungguh tentang hakekat Front Persatuan Nasional dan tentang cara membentuknya. Beberapa macam bentuk Front Nasional selama tiga tahun ini telah didirikan, akan tetapi selalu tinggal di atas kertas belaka, bahwa hanya berupa konvensi di antara organisasi-organisasi atau di antara pemimpin-pemimpin saja, sehingga jikalau ada sedikit perselisihan di antara pemimpin-pemimpin Front Nasional itu lalu menyebabkan bubarnya. PKI berkeyakinan, bahwa pada saat ini Partai klas buruh tidak dapat menyelesaikan sendiri revolusi demokrasi burjuis ini dan oleh karena itu PKI harus bekerja bersama dengan partai-partai lain. Kaum Komunis sudah semestinya berusaha mengadakan persatuan dengan anggota-anggota partai dan organisasi-organisasi lain. Satu-satunya persatuan semacam itu ialah FRONT NASIONAL. Dalam menyusun ini PKI harus mengambil inisiatif dan dalam Front Nasional itu PKI harus juga memainkan rol yang memimpin. Ini sekali-kali tidak berarti, bahwa kaum Komunis memaksa partai lain atau orang lain supaya mengikutinya, melainkan PKI harus meyakinkan dengan secara sabar kepada orang-orang yang tulus hati, bahwa satu-satunya jalan untuk mendapat kemenangan ialah membentuk Front Nasional yang disokong oleh semua rakyat yang progresif dan anti-imperialis. Tiap-tiap Komunis harus yakin benar-benar, bahwa dengan tidak adanya Front Nasional kemenangan tidak akan datang.
Oleh karena pada dewasa ini telah ada program nasional yang sudah disusun, disetujui dan diterima pula oleh semua partai, maka tidak salah jika program nasional ini dipakai dengan segera sebagai dasar untuk mewujudkan Front Nasional. Front Nasional yang tulen harus disusun dari bawah, semua anggota partai-partai yang sudah menyetujui Front Nasional seharusnya memasukinya, secara individual. Selain daripada itu diberi juga kesempatan kepada beribu orang yang tidak berpartai dan yang progresif turut serta dalam Front Nasional. Komite-komite Front Nasional, baik di daerah maupun di pusat, harus dipilih secara demokratis dari bawah. Front Nasional semacam ini, sekali berdiri, tidak akan mudah hancur, bahkan tidak terlalu bergantung lagi kepada kehendak pemimpin-pemimpin partai. Front Nasional semacam itu memungkinkan juga pengurangan perselisihan politik dan juga memperkecil adanya oposisi sampai pada batas minimum.
Bersamaan dengan itu, PKI harus berdaya-upaya supaya pemerintah sekarang selekas-lekasnya diganti dengan pemerintah FRONT NASIONAL yang berdasar atas program nasional dan yang, bertanggung jawab. Hanya pemerintah semacam itulah yang akan berakar kuat di kalangan rakyat dan sanggup mengatasi kesukaran-kesukaran dalam negeri serta meneruskan perlawanan anti-imperialis secara konsekwen.

IV

PKI dan daerah pendudukan


Polit-Biro menganggap perlu dan memutuskan, bahwa PKI harus sungguh-sungguh mengatur dan memimpin perlawanan rakyat terhadap Belanda di daerah pendudukan. Strategi PKI di daerah pendudukan terutama harus menghalangi Belanda dalam usahanya memperteguh kekuasaannya dan memperbesar produksinya. Kalau Belanda berhasil dalam usahanya itu, maka lambat laun Belanda dapat memadamkan semangat perlawanan rakyat jelata. Perlawanan yang selalu bertambah, yang dilakukan oleh kaum gerilya di daerah-daerah pendudukan di Jawa, di Sumatera dan di pulau-pulau lain harus menjadi tanda bagi semua Komunis untuk aktif dan berani menyokong dan memimpin perlawanan-perlawanan itu.

V

Ideologi


Polit-Biro berpendapat, bahwa kesalahan-kesalahan prinsipil tersebut diatas terutama disebabkan karena lemahnya ideologi Partai. Kelemahan-kelemahan tersebut diatas harus lekas diperbaiki. Dengan tidak adanya teori revolusioner tidak ada gerakan revolusioner kata Lenin. Pendapat Lenin ini terbukti kebenarannya dalam pekerjaan kita. Oleh karena teori Marxisme-Leninisme adalah suatu ilmu (wetenschap) yang tertingi, maka ia pun harus dipelajari sebagai wetenschap juga. Teori kita ini meneguhkan keyakinan, menajamkan kewaspadaan, membesarkan keberanian dan memudahkan pekerjaan kita dalam keadaan yang sulit. Partai Komunis yang benar-benar berdasar atas pelajaran-pelajaran MARX, ENGELS, LENIN dan STALIN tidak akan mudah jatuh dalam keadaan kebingungan, dan bagaimanapun juga sulitnya keadaan dan suasana politik Partai Komunis selalu akan mendapat jalan yang tepat untuk mengatasinya. Berhubung dengan itu, mulai sekarang juga tiap Komunis diwajibkan membaca dan mempelajari secara sistematis teori revolusioner dan diwajibkan mengadakan kursus-kursus di kalangan kaum buruh dan kaum tani, agar supaya dengan jalan demikian mereka selalu dapat menghubungkan teori dan praktek dengan erat. Teori yang tidak dihubungkan dengan massa, tidak dapat merupakan kekuatan, akan tetapi sebaliknya teori yang berhubungan erat dengan massa, merupakan kekuatan yang maha hebat.
Stalin mengatakan, bahwa tidak ada satu benteng pun juga yang tidak dapat direbut oleh kaum Bolshevik. Maka itu yakinlah, bahwa kaum Bolshevik Indonesia akan dapat merebut benteng yang terancam bahaya di hadapan mereka, yaitu benteng Indonesia Merdeka.


Polit-Biro Central Comite Partai Komunis Indonesia
Yogyakarta, Agustus 1948.


Sumber: Yayasan Pembaruan, Jakarta, 1953, Cetakan Ke-VII.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar