Banyak
petani barangkali sudah mendengar tentang kegelisahan buruh di kota-kota. Di
antara mereka ada yang telah ke ibukota-ibukota dan pabrik-pabrik
serta melihat sendiri perusuhan-perusuhan itu, sebagaimana polisi menamakannya.
Lain-lainnya tahu kaum buruh yang ambil bagian dalam kegelisahan-kegelisahan
dan diusir ke pedesaan oleh yang berkuasa. Lainnya lagi berkesempatan
memperoleh selebaran-selebaran yang dikeluarkan oleh kaum buruh, atau
brosur-brosur tentang perjuangan kaum buruh. Yang lainnya lagi hanya mendengar
ceritera-ceritera tentang apa yang sedang berlangsung di kota-kota dari orang
yang telah kesana.
Dulu,
hanya para mahasiswalah yang memberontak, tetapi sekarang ribuan dan puluhan
ribu kaum buruh telah bangun di semua kota besar. Mereka kebanyakannya berjuang
menentang majikan-majikan mereka, menentang pemilik-pemilik pabrik, menentang
kaum kapitalis. Kaum buruh mengadakan pemogokan, semua buruh di satu pabrik
berhenti bekerja dengan serentak dan menuntut jangan dipaksa bekerja sebelas
atau sepuluh jam sehari, tetapi bekerja hanya delapan jam saja. Kaum buruh juga
menuntut bermacam-macam peringana lain dalam kehidupan seorang buruh. Mereka
menghendaki supaya bengkel-bengkel diperbaiki dan supaya mesin-mesin
dilindungan dengan alat-alat yang khusus guna mencegah mesin-mesin itu membikin
cacat kaum buruh; mereka menghendaki supaya anak-anak mereka dapat pergi ke
sekolah, supaya yang sakit mendapat pertolongan yang selayaknya di rumah sakit-rumah
sakit; mereka menghendaki supaya tempat tinggal kaum buruh itu menyerupai rumah
manusia dan bukannya kandang anjing.
Polisi
turun tangan dalam perjuangan kaum buruh. Polisi menangkap kaum buruh,
menjebloskan mereka ke dalam penjara, membuang mereka tanpa pemeriksaan
pengadilan kembali ke tempat kelahiran mereka, atau bahkan ke Siberia.
Pemerintah telah menyatakan pemogokan-pemogokan serta rapat-rapat kaum buruh di
luar uandang-undang. Tetapi kaum buruh terus melakukan perjuangan melawan
polisi, maupun melawan pemerintah. Kaum buruh berkata: Cukuplah bagi kami,
jutaan Rakyat pekerja, untuk membungkukkan punggung kami! Cukuplah bagi kami
untuk bekerja demi keuntungan orang-orang kaya, sambil sendiri tetap tinggal
sebagai orang-orang miskin! Cukuplah kami memperbolehkan mereka merampok kami!
Kami hendak bersatu dalam perserikatan-perserikatan, mempersatukan semua kaum
buruh dalam satu serikat kaum buruh (sebagai partai kaum buruh) yang besar dan bersama-sama
memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Kami hendak mencapai suatu susunan
masyarakat yang baru dan lebih baik: di dalam masyarakat yang baru dan lebih
baik ini tidak boleh ada si kaya ataupun si miskin; semua orang harus ikut
bekerja. Bukan golongan kecil orang-orang kaya, melainkan seluruh Rakyat
pekerja harus menikmati hasil-hasil kerja bersama. Mesin-mesin serta
penyempurnaan-penyempurnaan lain harus meringankan pekerjaan semua dan bukan
memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kaya atas kerugian ber-juta-juta
dan puluhan juta Rakyat. Masyarakat yang baru dan lebih baik ini dinamakan masyarakat
sosialis. Ajaran tentang masyarakat yang lebih baik ini dinamakan Sosialisme. Serikat-serikat buruh yang
memperjuangkan masyarakat yang lebih baik ini dinamakan partai-partai kaum Sosial-Demokrat. Partai-partai
sedemikian itu berdiri secara terbuka hampir di semua negeri (kecuali Rusia dan
Turki), dan kaum buruh kita, bersama-sama dengan kaum Sosialis dari kalangan
orang-orang terpelajar, juga telah membentuk sebuag partai sedemikian itu: Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia.
Pemerintah
mengejar-kejar Partai itu, tetapi ia berdiri secara rahasia, kendatipun segala
larangan; ia menerbitkan suratkabar-suratkabar serta brosur-brosurnya dan
mengorganisasi serikat-serikat rahasia. Dan kaum buruh tidak hanya berapat
secara rahasia, mereka juga keluar ke jalan-jalan berbondong-bondong dan
mengibarkan panji-panji mereka yang bertuliskan: – “Hidup hari kerja delapan
jam! Hidup kemerdekaan! Hidup Sosialisme!” Karena ini pemerintah mengeja-ngejar
kaum buruh dengan keganasan. Bahkan ia mengirim pasukan-pasukan untuk menembaki
kaum buruh. Serdadu-serdadu Rusia pernah membunuh kaum buruh Rusia di Yaroslawl
dan Petersburg, di Riga, di Rostov, di Don, di Zlatoust [*1].
Tetapi
kaum buruh tidak menyerah. Mereka harus berjuang. Mereka berkata: baik
pengejaran maupun penjara, pembuangan, hukuman kerjapaksa, ataupun maut tak
dapat menakut-nakuti kami. Urusan kami adalah urusan yang adil. Kami berjuang
untuk kemerdekaan dan kebahagiaan semua yang bekerja. Kami berjuang untuk
membebaskan puluhan dan ratusan juta Rakyat dari kekerasan, penindasan dan
kemiskinan. Kaum buruh sedang kian menjadi sadar klas. Jumlah kaum
Sosia-Demokrat sedang membesar dengan cepatnya di semua negeri. Kami akan
menang kendatipun segala pengejaran.
Kaum miskin desa haruslah jelas
mengerti siapa kaum Sosial-Demokrat ini, apa yang mereka kehendaki dan
bagaimana orang harus bekerja di pedesaan guna membantu kaum Sosial-Demokrat
mencapai kebahagiaan bagi Rakyat.
Catatan:
[*1] Dalam terbitan tahun 1905 teksnya,
mulai dari kata-kata “ia menerbitkan” sampai kata-kata” di Zlatoust” diganti
dengan teks sebagai berikut: ”Kini pemerintah menjanjikan kebebasan berbicara, kebebasan
berapat, kekebalan pribadi, tetapi janji itu ternyata kepalsuan. Polisi sekali
lagi mulai membubarkan rapat-rapat. Surat kabar-surat kabar kaum buruh ditutup
kembali. Kaum Sosial-Demokrat sekali lagi mulai ditangkap dan dijebloskan ke
dalam penjara. Pejuang-pejuang untuk kemerdekaan telah ditembak di Kronstadt,
di Sebastopol, di Moskwa, di Kaukas, di bagian Selatan negeri dan di seluruh
Rusia”, – Red.
Sumber: KEPADA KAUM MISKIN DESA / 1903, BAB 1
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar