Dari bermacam doktrin sosialis, Marxisme-lah
yang saat ini paling dominan di Eropa. Perjuangan untuk mencapai masyarakat
sosialis hampir sepenuhnya dipahami oleh Marxisme sebagai perjuangan kelas
buruh di bawah pimpinan partai-partai Sosial-Demokratis. Dominasi sosialisme
proletariat ini berdasar pada ajaran Marxisme tidak dicapai seketika, tetapi
semata setelah terjadi perjuangan panjang menentang bermacam doktrin usang,
sosialisme borjuis kecil, anarkisme dan lain-lain. Sekitar 30 tahun yang lalu
Marxisme tidak dominan, sekalipun di Jerman. Pandangan yang berlaku di negara
tersebut bersifat transisi, bercampur baur dan eklektis, terletak diantara
sosialisme borjuis kecil dan sosialisme proletariat. Doktrin-doktrin yang
paling menyebar dikalangan buruh maju di negara-negara Romawi, di Perancis,
Spanyol dan Belgia adalah Proudhonisme[1],
Blanquisme dan anarkisme yang nyata-nyata mengekspresikan cara pandang borjuis
kecil, bukan proletariat. Apa yang menyebabkan cepat dan tuntasnya kemenangan
Marxisme dalam dekade terakhir ini? Ketepatan pandangan Marxis dalam banyak hal
telah dibuktikan oleh semua perkembangan masyarakat kontemporer baik ekonomi
maupun politik, dan oleh seluruh pengalaman gerakan revolusioner serta
perjuangan kelas-kelas tertindas. Kemunduran borjuis kecil, cepat atau lambat,
tak dapat dielakkan akan mengakibatkan kepunahan segala macam prasangka borjuis
kecil. Sementara itu tumbuhnya kapitalisme dan kian dalamnya perjuangan kelas
dalam masyarakat kapitalis jadi agitasi terbaik bagi gagasan sosialisme
proletar. Keterbelakangan Rusia itulah pada dasarnya yang bisa menjelaskan
tetap kokohnya bermacam doktrin sosialis usang di sana. Seluruh sejarah aliran
pemikiran revolusioner Rusia sepanjang perempat terakhir abad 19 adalah sejarah
perjuangan Marxisme melawan sosialisme borjuis kecil Narodnik.[2] Meskipun kemajuan pesat dan keberhasilan luar
biasa gerakan kelas pekerja Rusia pun sudah berhasil membuahkan kemenangan bagi
Marxisme di Rusia tapi berkembangnya sebuah gerakan petani yang jelas
revolusioner – khususnya revolusi petani terkenal di Ukraina tahun 1902[3]
- di satu sisi malah membangkitkan lagi Narodnisme kuno. Teori-teori Narodnik
yang kuno dengan diwarnai oleh oportunisme Eropa yang populer masa itu (Revisionisme,
Bernteinsime[4] dan
kritisisme atas Marx), mendadani seluruh persediaan ideologis asli golongan
yang umum disebut Sosialis-Revolusioner.[5]
Itulah sebabnya mengapa masalah kaum petani menonjol dalam pertentangan Marxis
melawan Narodnik sejati maupun golongan sosialis-revolusioner.
Untuk satu hal tertentu, Narodnisme adalah sebuah doktrin
yang integral dan konsisten. Narodnisme menolak adanya dominasi kapitalisme di
Rusia; menentang peran buruh pabrik sebagai pemimpin garis depan perjuangan
kaum proletar; menolak pentingnya sebuah revolusi politik dan kebebasan politik
borjuis; ia menyerukan perlu segera dilaksanakannya sebuah revolusi sosialis
yang berangkat dari komune petani berikut bentuk-bentuk pertanian kecil-nya.
Semua yang masih bertahan dalam teori integral ini sekarang hanyalah
serpihan-serpihan saja, tapi untuk secara pandai memahami kontroversi-kontroversi
yang berlangsung saat ini,dan menjaga supaya kontroversi itu tidak melorot
menjadi sekedar perang mulut, orang semestinya ingat akar-akar Narodnik yang
paling dasar dan umum yang sekaligus merupakan akar kesalahan
Sosialis-Revolusioner kita.
Kaum Narodnik beranggapan bahwa kaum Muzhik adalah manusia
Rusia masa depan. Pandangan ini tak pelak berkembang karena keyakinan mereka
pada masa depan kapitalisme. Sedangkan kaum Marxis beranggapan bahwa buruh
pekerja adalah manusia masa depan, dan perkembangan kapitalisme Rusia baik di
bidang pertanian maupun industri makin menegaskan pandangan mereka. Gerakan
kelas pekerja di Rusia telah berhasil memperoleh pengakuan bagi keberadaannya
sendiri. Tetapi bagi gerakan petani, masih ada jurang pemisah antara Narodisme
dan Marxisme hingga sekarang, yang mana hal ini terungkap dalam penafsiran
mereka yang berbeda atas gerakan (petani) ini. Bagi kaum Narodnik, gerakan
petani tersebut dengan sendirinya membuktikan kekeliruan Marxisme. Ini adalah
gerakan yang bekerja untuk suatu revolusi sosialis yang langsung; gerakan ini
tidak mengakui kebebasan politik borjuis; gerakan yang berangkat dari produksi
skala kecil dan bukan produksi berskala besar. Singkatnya, bagi kaum Narodnik,
gerakan petani lah yang benar-benar sosialis sejati dan segera merupakan
gerakan sosialis. Kesetiaan Narodnik pada komune petani dan bentuk tertentu
anarkisme Narodnik sepenuhnya bisa menjelaskan mengapa kesimpulan demikian yang
selalu terumuskan. Bagi kaum Marxis, gerakan petani adalah gerakan demokratik,
bukan gerakan sosialis. Di Rusia, seperti juga kasus di negara-negara lain,
gerakan ini pasti sejalan dengan revolusi demokratik, revolusi yang borjuis
kandungan sosial ekonominya. Gerakan yang sampai titik akhirnya memang tidak
ditujukan untuk menggoyang pondasi tatanan borjuis, menentang prodksi komoditi
atau melawan kapital. Sebaliknya gerakan itu ditujukan untuk menentang hubungan
pra-kapitalis, hubungan perhambaan kuno di wilayah pedesaan dan melawan
tuan-tanahisme, yang menjadi kunci seluruh kelangsungan hidup pemilikan
hamba-hamba. Konsekuensinya kemenangan penuh gerakan petani ini tak akan
menghapus kapitalisme; malahan sebaliknya, gerakan ini akan menciptakan pondasi
lebih luas lagi bagi perkembangan kapitalisme, akan mempercepat serta memperdalam
perkembangan kapitalis sejati. Kemenangan penuh pemberontakan kaum petani hanya
bisa menciptakan benteng bagi republik demokrasi borjuis, yang didalamnya
tumbuh untuk pertama kalinya suatu perjuangan proletariat melawan kehendak
borjuasi dalam bentuk yang paling murni. Lantas, ada dua pandangan bertentangan
yang harus dimengerti dengan jelas oleh siapapun yang ingin mempelajari jurang
perbedaan prinsipil antara Sosialis-Revolusioner dan Sosialis-Demokrat. Merujuk
ke salah satu pandangan, gerakan petani adalah gerakan sosialis, sedangkan
merujuk ke pandangan lain gerakan petani adalah gerakan borjuis-demokratik.
Dengan ini orang bisa lihat betapa gobloknya ungkapan orang-orang
Sosialis-Revolusioner kita ketika mereka mengulang beratus kali (lihat, misalnya,
dalam Revolutsionnaya Rossiya,
no. 75) bahwa Marxis ortodoks telah mengabaikan masalah petani. Hanya ada satu
cara untuk memberantas kebodohan berbahaya macam ini dan itu bisa diakukan
dengan mengulang ABC; menyusun pandangan-pandangan Narodnik yang secara
konsisten sudah kuno itu, dan beratus bahkan beribu kali menekan bahwa
perbedaan yang sesungguhnya di antara kita itu tidak terletak pada soal
berhasrat atau tidak berhasrat pada masalah petani, juga tidak terletak pada
mengakui atau tidak mengakui masalah petani, tapi terletak pada perbedaan
penilaian kita atas gerakan petani dan masalah petani saat ini di
Rusia. Dia yang berkata bahwa Marxis mengabaikan masalah petani di Rusia
adalah, pertama, seorang pengabai absolut. Sebab seluruh tulisan prinsipil Marcis
Rusia, mulai dari tulisan Plekhanov Our Differences
(muncul kurang lebih 20 tahun yang lalu), telah mencurahkan tenaga untuk
menjelaskan kesalahan pandangan-pandangan kaum Narodnik mengenai masalah petani
Rusia. Kedua, dia yang menyatakan bahwa Marcis mangabaikan masalah petani jelas
menunjukkan hasratnya untuk menghindari keharusan memberi penilaian yang
lengkap atas perbedaan prinsipil yang sesungguhnya, memberi jawaban atas
pertanyaan apakah gerakan petani sekarang ini adalah gerakan borjuis atau tidak,
apakah gerakan itu secara obyektif diarahkan untuk menghancurkan kelangsungan
hidup penghambaan atau tidak.
Kaum Sosialis-Revolusioner tidak pernah memberikan, dan tidak
selalu dapat memberikan satu jawaban jelas dan tepat pada masalah itu karena
mereka menggapai-gapai tanpa harapan di antara pandangan kuno Narodnik dan
pandangan Marxis saat ini mengenai masalah petani di Rusia. Kaum Marxis
menyatakan bahwa kaum Sosialis-Revolusioner mewakili pendirian kaum borjuis
kecil (mereka adalah ideolog kaum borjuis kecil) dengan alasan yang kuat bahwa
mereka tidak dapat membersihkan diri dari ilusi-ilusi kaum borjuis kecil dan
bayangan Narodnik dalam menilai gerakan buruh tani.
Itulah sebabnya mengapa kita mengulang ABC sekali lagi. Untuk
apakah perjuangan kaum petani di Rusia saat ini? Untuk tanah dan kebebasan.
Arti penting apa yang bakal dimiliki oleh seluruh kemenangan gerakan ini?
Setelah meraih kemerdekaan, gerakan tersebut akan menghapuskan kekuasaan para
tuan tanah dan birokrasi dalam adiminstrasi negara. Setelah berhasil menjaga
tanah, gerakan itu akan memberikan tanah para tuan tanah kepada para petani.
Akankah kemerdekaan penuh dan perampasan tanah dari para tuan tanah tersebut
juga berarti penghapusan produksi komoditi? Tidak, tidak akan. Akankah kemerdekaan
penuh dan perampasan tanah tuan tanah tersebut mengganti bentuk pertanian
individual dengan bentuk rumah tangga petani atas dasar, tanah komunal, atau
tanah yang "disosialkan"? Tidak, tidak akan. Akankah kemerdekaan
penuh dan perampasan tanah tuan tanah menjembatani jurang dalam yang memisahkan
petani kaya, yang memiliki sekian kuda dan sapi, dari pertanian-cangkulan,
buruh harian, misalnya: jurang pemisah antara borjuis petani dengan proletar
pedesaan? Tidak, tidak akan! Sebaliknya, makin tuntas sosial-estate (para Tuan
Tanah) yang paling tinggi itu dienyahkan dan dilenyapkan maka akan makin
dalamlah perbedaan kelas antara borjuis dan proletariat. Apakah yang secara
obyektif bakal punya arti dengan adanya kemenangan penuh kebangkitan perlawanan
buruh tani? Kemenangan tersebut akan menghilangkan seluruh kelangsungan hidup
perhambaan, tetapi sama sekali tidak menghancurkan sistem ekonomi borjuis atau
menghancurkan kapitalisme atau menghancurkan pembagian masyarakat ke dalam
kelas-kelas – ke dalam golongan kaya dan miskin, borjuis dan proletar. Mengapa
gerakan petani saat ini adalah gerakan borjuis-demokratik? Karena setelah
menghancurkan kekuasaan birokrasi dan tuan-tuan tanah, gerakan itu akan
menyusun sebuah sistem masyarakat demokratik, tapi bagaimanapun juga, itu
dilakukan tanpa mengubah pondasi borjuis dari masyarakat demokratis tersebut,
tanpa menghapuskan kekuasaan kapital. Bagaimanakah seharusnya buruh
berkesadaran kelas, kaum sosialis, memandang gerakan petani saat ini? Ia harus
mendukung gerakan ini, menolong petani dalam kondisi yang paling bertenaga,
menolong mereka menyingkirkan tuntas segala kekuasaan birokrasi dan kekuasaan
tuan-tuan tanah. Bagaimanapun, pada saat yang sama mereka harus menjelaskan
kepada para petani bahwa tidak cukup cuma merobohkan kekuasaan birokrasi dan
para tuan tanah. Ketika mereka merobohkan kekuasaan birokrasi dan para tuan
tanah tersebut, saat itu juga mereka harus bersiap untuk menghapuskan kekuasaan
kapital, kekuasaan borjuis, dan untuk maksud ini maka suatu doktrin yang
sepenuhnya berwatak sosialis; yaitu Marxist, harus segera disebar, proletariat
pedesaan harus dipersatukan, digalang bersama dan diorganisir untuk perjuangan
melawan borjuis petani dan semua borjuis Rusia. Dapatkah seorang buruh yang
berkesadaran kelas melupakan perjuangan demokratik demi perjuangan sosalis,
atau melupakan perjuangan sosialis demi perjuangan demokratik? Tidak, seorang
buruh yang berkesadaran kelas akan menyebut dirinya seorang sosial demokrat
karena ia memahami kaitan dua perjuangan tersebut. Dia tahu bahwa tidak ada
jalan lain yang bisa menyelamatkan jalan menuju sosialisme selain melalui
demokrasi, kebebasan politik. Karenanya ia berjuang mencapai demokrasi
sepenuhnya dan sekonsisten mungkin untuk mencapai tujuan puncak – sosialisme.
Mengapa kondisi untuk perjuangan demokratik tidak sama dengan kondisi untuk
perjuangan sosialis? Karena para buruh pekerja pasti akan memiliki sekutu yang
berbeda di masing-masing dua perjuangan ini. Perjuangan demokratik dilakukan
oleh buruh bersama dengan satu bagian dari borjuis, khususnya borjuis kecil. Di
lain pihak, perjuangan sosialis dilakukan oleh buruh pekerja melawan seluruh
borjuasi. Perjuangan melawan birokrat dan para tuan tanah dapat dan harus
dilakukan bersama-sama dengan seluruh petani, bahkan bersama petani
berkecukupan dan petani menengah. Di lain pihak, cuma berjuang bersama
proletariat pedesaan sajalah, maka perjuangan melawan borjuis, dan karenanya
juga berarti melawan petani berkecukupan, bisa diakukan dengan tepat. Bila kita
selalu mengingat semua kebenaran Marxis yang elementer ini, yang oleh kaum
Sosialis-Revolusioner selalu lebih suka dihindari, maka kita tak akan punya
banyak kesulitan dalam menilai keberatan kaum Sosialis-Revolusioner "yang
terakhir" atas Marxisme, seperti berikut ini:
"Mengapa itu perlu?" seruan dalam Revolutsionnaya
Rossiya (no. 75), "Pertama mendukung kaum petani secara umum
dalam melawan para tuan tanah, dan kemudian (yaitu, pada saat yang sama)
mendukung kaum proletar menentang seluruh kaum petani, yang sekaligus sebagai
ganti dari tindakan mendukung kaum proletar menentang para tuan tanah; dan apa
yang Marxisme harus lakukan setelah itu, hanya surga yang tahu."
Ini adalah titik pandang anarkisme paling primitif, yang naif
kekanak-kanakan. Selama berabad-abad dan bahkan ribuan tahun, manusia bermimpi
melenyapkan "secara sekaligus" segala bentuk dan jenis penghisapan.
Mimpi ini tetap sekedar mimpi sampai jutaan orang di seluruh dunia yang dihisap
mulai bersatu untuk melakukan perjuangan konsisten, kokoh dan komprehensif
merubah masyarakat kapitalis dalam arahan evolusi masyarakat tersebut yang
terjadi secara alamiah. Mimpi-mimpi sosialis beralih menjadi perjuangan
sosialis berjuta manusia hanya ketika sosialisme ilmiah Marx berhasil
mengkaitkan desakan untuk berubah dengan perjuangan dari suatu kelas tertentu.
Di luar perjuangan kelas, sosialisme hanyalah ungkapan kosong dan mimpi naif.
Bagaimanapun, di Rusia, dua bentuk perjuangan yang berbeda dari dua kekuatan
sosial yang berbeda tengah berlangsung di belakang penglihatan kita. Kaum
proletar sedang berjuang melawan borjuasi, dimanapun hubungan-hubungan produksi
kapitalis itu ada (dan hubungan produksi kapitalis itu ada – ini patut
diketahui kaum revolusioner kita – bahkan dalam komune petani, misalnya: di
tanah-tanah yang menurut titik pandang mereka telah seratus persenn
"disosialisasikan"). Sedang sebagai bagian dari strata pemilik tanah
kecil, borjuis kecil, kaum petani berjuang melawan seluruh kelangsungan hidup
perhambaan, melawan birokrat dan para tuan tanah. Hanya mereka yang benar-benar
mengabaikan ekonomi politik dan sejarah revolusi-revolusi dunia yang bisa
keliru melihat bahwa ini adalah dua perang sosial yang terpisah dan berbeda.
Menutup mata terhadap perbedaan perang-perang tersebut dengan cara menuntut
suatu gerakan yang "sekaligus" sama saja menyembunyikan kepala di
bawah ketiak orang dan menolak membuat analisis realita. Kaum
sosialis-revolusioner yang telah kehilangan integritas pandangan-pandangan kuno
Narodnik, bahkan telah merupakan ajaran-ajaran Narodnik itu sendiri. Seperti
itu-itu juga ditulis dalam Revolutsionnaya Rossiya dalam artikel yang sama:
"Dengan menolong kaum petani untuk mengenyahkan tuan tanah, tuan Lenin
tanpa sadar sudah membantu berdirinya ekonomi borjuis kecil di atas reruntuhan
pertanian kepitalis yang kurang lebih sudah berkembang. Tidakkah ini sebuah
"langah mundur" dari titik pandang Marxisme ortodoks?"
Memalukan, saudara-saudara! Mengapa anda lupa dengan tulisan
orang-orang anda sendiri, Mr. V.V.! Periksa tulisannya, Destiny
of Capitalism, juga Sketches, tulisan tuan
Nikolai-on,[6]
dan sumber-sumber lain tentang bijaknya anda. Anda kemudian akan mengingat
kembali bahwa pertanian tuan tanah di Rusia itu memadukan dalam dirinya
gambaran baik kapitalisme dan pemilikan hamba-hamba. Kemudian anda akan
menemukan bahwa terdapat suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada sewa buruh,
suatu sistem yang langsung mempertahankan sistem kerja tanpa upah. Jika lebih
jauh lagi anda mencari pemecahan kesulitan tersebut pada buku macam Marxis
ortodoks, seperti volume ke tiga Kapital-nya Marx,[7]
anda akan temui bahwa dimanapun tak ada sistem kerja tanpa upah yang
berkembang, dan dimanapun sistem itu tak bisa berkembang serta kemudian berubah
menjadi pertanian kapitalis kecuali melalui perantaraan pertanian petani
borjuis kecil. Dalam usaha anda menghalau Marxisme, anda malah mundur ke metode
yang terlalu primitif, metode yang sudah demikian lampau digunakan; pada
Marxisme secara langsung anda memberikan satu konsepsi pertanian kapitalis
skala besar yang amat dangkal dan aneh melebihi konsep pertanian skala besar
dengan dasar sistem kerja tanpa upah. Anda berpendapat bahwa karena hasil
pertanian di tanah milik tuan tanah itu lebih tinggi dibandingkan dengan
pertanian petani maka perampasan tanah milik tuan tanah adalah suatu langkah
yang terbelakang. Argumentasi ini layak dinyatakan oleh seorang anak sekolah
dasar kelas 4. Sekedar pertimbangan, Tuan-tuan: memisahkan hasil-rendah tanah
petani dari hasil-tinggi perkebunan tuan-tuan tanah ketika perbudakan
dihapuskan, tidakkah itu merupakan sebuah "langkah mundur"?
Sistem ekonomi tuan tanah di Rusia saat ini merupakan
perpaduan antara ciri-ciri kapitalisme dan pemilikan-perhambaan. Secara
obyektif, saat ini perjuangan kaum petani melawan para tuan tanah adalah
perjuangan melawan kelangsungan hidup perhambaan. Tapi mencoba menghitung
seluruh kasus individual, mempertimbangkan setiap kasusnya dan menentukan
secara tepat dengan ukuran skala seorang ahli obat, untuk menemukan kapan
berakhirnya masa pemilikan-perhambaan dan kapitalisme dimulai, itu berarti
mencoba menganggap Marxis sama dengan sifat teliti dan cermat. Kita tidak bisa
menghitung bagian apa dari harga bahan-bahan yang dibeli dari sebuah toko
kecil, yang mewakili nilai lebih dan bagian apa dari harga itu yang mewakili
penipuan atas kerja buruh, dan sebagainya. Apakah itu berarti kita harus
membuang teori nilai kerja, saudara-saudara?
Ekonomi tuan tanah kontemporer memadukan gambaran kapitalisme
dan perhambaan. Tetapi dari kenyataan tersebut hanya ilmuwan saja yang bisa
berkesimpulan bahwa inilah tugas kita untuk mempertimbangkan, menghitung dan
memaparkan tiap menit gambaran dalam katagori sosial ini dan itu. Oleh
karenanya hanya kaum utopialah yang dapat berkesimpulan bahwa, "tidak ada
kebutuhan" bagi kita untuk melukiskan perbedaan di antara dua perang
sosial yang berbeda. Sehingga sebenarnya, satu-satunya kesimpulan sesungguhnya
yang muncul adalah bahwa baik dalam program maupun taktik, kita harus memadukan
perjuangan proletariat yang sejati melawan kapitalisme dengan perjuangan
demokrasi secara umum (dan petani secara umum) melawan penghambaan.
Makin jelas gambaran kapitalis pada ekonomi tuan tanah
semifeodal saat ini, maka makin mendesak keharusan untuk mengorganisir
proletariat pedesaan secara terpisah, karena ini akan lebih cepat menolong
kapitalis sejati atau proletariat sejati, pihak yang berantagonisme ini
menegaskan posisi mereka dimanapun perampasan tanah terjadi. Makin jelas
gambaran kapitalis dalam ekonomi tuan tanah, makin cepat perebutan yang
demokratik memberi dorongan pada perjuangan yang sesungguhnya untuk sosialisme–dan
konsekuensinya, makin bahayanya membangun cita-cita palsu revolusi demokratik
melalui pemakaian slogan "sosialisasi". Ini adalah kesimpulan yang
ditarik dari kenyataan bahwa ekonomi tuan tanah adalah percampuran antara
kapitalisme dan hubungan-hubungan pemilikan-perhambaan.
Jadi kita harus menggabungkan perjuangan proletar yang sejati
dengan perjuangan petani pada umumnya, tetapi tidak mencampuradukan keduanya.
Kita harus mendukung perjuangan demokratik dan perjuangan petani secara umum,
tetapi tidak menenggelamkan diri dalam perjuangan yang tak berwatak kelas itu;
kita tidak pernah boleh mencita-citakan perjuangan itu dengan slogan-slogan
palsu seperti "sosialisasi", atau melupakan kebutuhan untuk
mengorganisir kaum proletariat urban dan pedesaan dalam sebuah partai kelas
yang sepenuhnya mandiri dari Sosial-Demokrasi. Sambil memberikan dukungan
sepenuhnya para demokratisme yang paling kokoh, partai tersebut tidak akan
membolehkan dirinya dialihkan dari jalan revolusioner oleh mimpi-mimpi
reaksioner dan usaha coba-coba melakukan "persamaan" dalam sistem
produksi komoditi. Perjuangan kaum petani melawan para tuan tanah saat ini
merupakan sebuah perjuangan revolusioner; perampasan tanah-tanah milik para
tuan tanah pada tahap sekarang dari suatu evolusi ekonomi dan politik adalah
revolusioner dalam setiap seginya dan kita mendukung serta menjaga tindakan
Revolusioner-Demokratik ini. Tapi menyebut tindakan ini adalah "sosialisasi",
dan menipu dirinya maupun rakyat dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
"persamaan" dalam pola penguasaan tanah di bawah sistem produksi
komoditi, merupakan utopia kaum borjuis kecil yang reaksioner, pandangan yang
kita letakkan pada kaum Sosialis-Reaksioner.
1.
Proudhonisme
adalah sebuah aliran yang namanya berasal dari nama Pierre Joseph Proudhon
(1809-1865), seorang sosialis borjuis kecil dan anarkis Perancis. Meskipun
tajam mengkritik masyarakat kapitalis, Proudhon gagal memahami bahwa
satu-satunya jalan untuk mengakhiri kemiskinan, ketidaksamaan, penghisapan dan
kebusukan-kebusukan hubungan kapitalis lainnya adalah dengan menghapuskan
hubungan itu. Blanquisme adalah sebuah trend dalam gerakan sosialis Perancis
yang diwakili oleh tokoh revolusioner terkemuka dan eksponen komunisme utopia:
Louise Auguste Blanqui (1805-1881). Menurut Lenin, kaum Blanquis
"mengharapkan umat manusia akan dibebaskan dari perbudakan upah, tidak
melalui perjuangan kelas tetapi melalui suatu persekongkolan yang ditumbuhkan
oleh sekelompok kecil intelektual." (V. I. Lenin, Collected Works, vol. 10, hlm.392).
3.
Suatu
referensi pada aksi-aksi revolusioner kaum petani gubernia Poltava dan Kharkov
di wilayah Ukraina (Rusia Kecil) akhir bulan Maret dan awal April 1902. Revolusi-revolusi
itu dipercepat oleh kondisi petani yang sangat berat dan diperburuk oleh
kegagalan panen dan kelaparan. Kaum petani menyerang tanah-tanah milik
tuan-tuan tanah, merampas makanan dan makanan ternak serta menuntut
redistribusi tanah. Gerakan ini dipadamkan dengan kekerasan.
4.
Bernsteinisme adalah trend oportunis dalam gerakan
Sosial Demokrat internasional pada akhir abad 19. Paham tersebut mengambil nama
dari seorang revisionis, Eduard Bernstein (1850-1932), pemimpin sayap kanan
ekstrim partai Sosialis-Demokrat Jerman dan Internasional kedua. Bernstein
menentang perjuangan revolusioner oleh kelas buruh dan diktator proletariat,
menyerukan kolaborasi antara golongan proletar dan borjuis dan menggaungkan
slogan: "Gerakan adalah segalanya, tujuan akhir bukan apa-apa", yang
berarti mengganti perjuangan revolusioner untuk sosialisme dengan perjuangan
untuk reformasi dalam kerangka negara borjuis.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar