Semua
pemilik harta, seluruh burjuasi, berusaha menarik petani-sedang ke pihak mereka
dengan menjanjikan kepadanya dengan segala macam tindakan untuk memperbaiki
usaha pertaniannya (bajak-bajak yang murah, bank-bank tani, dilakukannya
penanaman rumput, penjualan ternak dan rabuk dengan murah, dan sebagainya), dan
juga dengan membuat petani menjadi anggota bermacam-macam perkumpulan pertanian
(koperasi-koperasi, sebagaimana itu dinamakan di dalam buku-buku),
perkumpulan-perkumpulan yang mempersatukan segala macam majikan dengan tujuan
memperbaiki pengusahaan-pertanian. Dengan jalan begini burjuasi berusaha
mencegak petani-sedang dan bahkan petani-kecil, setengah proletar mengadakan
persatuan dengan kaum buruh, dan berusaha membujuk mereka supaya memihak kaum
kaya, memihak burjuasi, dalam perjuangannya menentang kaum buruh, menentang
proletariat.
Terhadap
ini kaum buruh Sosial-Demokrat menjawab: memperbaiki pengusahaan-pertanian
adalah suatu hal yang baik. Sama sekali tak ada sesuatu yang jelek kalau orang
membeli bajak-bajak dengan lebih murah; dewasa ini sebarang saudagarpun, yang
tidak tolol, berusaha menjual dengan murah untuk menarik para pembeli. Tetapi
apabila kepada seorang petani-miskin atau petani-sedang dikatakan bahwa
diperbaikinya pengusahaan-pertanian dan dimurahkannya bajak-bajak itu akan
menolong semua mereka untuk memanjat keluar dari kemiskinan dan berdiri di atas
kaki mereka sendiri, dengan samasekali tiada menyinggung orang-orang kaya, ini adalah suatu penipuan. Semua perbaikan ini,
harga-harga yang lebih rendah dan koperasi-koperasi (perkumpulan-perkumpulan
untuk penjualan serta pembelian barang-barang) jauh lebih menguntungkan kaum kaya. Kaum kaya menjadi makin kuat
dan makin mendesak petani-petani miskin serta petani-petani sedang. Selama kaum
kaya tetap kaya, selama mereka memegang dalam tangannya sebagian besar tanah,
perkakas dan uang – selama ini tetap demikian, maka bukan saja petani-petani
miskin, tetapi petani-petani-sedangpun tak
akan pernah dapat meloloskan diri kekurangan. Satu atau dua
muzyik-sedang mungkin menyelinap ke barisan kaum kaya dengan bantuan segala
perbaikan dan koperasi ini, tetapi Rakyat dalam keseluruhannya, dan semua
petani sedang, akan kian lama kian dalam tenggelam di dalam kemiskinan. Agar
supaya semua muzyik-sedang dapat menjadi kaya, maka kaum kaya itu sendiri harus
ditiadakan, dan mereka dapat ditiadakan hanya jika kaum buruh kota dan kaum
miskin desa bersatu.
Berkata
burjuasi kepada petani sedang (dan bahkan kepada petani kecil): kami akan
menjual tanah kepadamu dengan harga rendah, dan menjual bajak-bajak dengan
harga rendah pula, tetapi sebagai balasannya kamu harus menjual jiwamu kepada
kami, kamu harus menolak perjuangan menentang semua kaum kaya.
Buruh
Sosial-Demokrat berkata: jika kamu betul-betul ditawari barang-barang dengan
harga rendah, mengapa barang-barang itu tidak kamu beli, jika padamu ada uang;
itu adalah urusan dagang. Tetapi jangan sekali-kali menjual jiwamu. Menolak
perjuangan dengan bersekutu dengan kuam buruh kota menentang seluruh burjuasi
akan berarti tetap berada di dalam kemiskinan dan kekurangan selama-lamanya.
Jika barang-barang menjadi lebih murah kaum kaya akan lebih beruntung lagi dan
menjadi lebih kaya. Tetapi mereka yang tidak mempunyai uang simpanan tak akan
ditolong dengan pemurahan barang-barang apa saja sebelum mereka merebut uang
itu dari burjuasi.
Marilah
kita ambil suatu contoh. Mereka yang menyokong burjuasi membuat banyak ribut
tentang segala macam koperasi (perkumpulan-perkumpulan untuk membeli murah dan
menjual dengan laba). Bahkan ada orang-orang yang menamakan dirinya kaum
“Sosialis-Revolusioner”, yang membeo burjuasi, juga meneriakkan bahwa yang
terutama dibutuhkan petani yalah koperasi-koperasi. Segala macam koperasi
sedang mulai dipraktekkan di Rusia juga, tetapi jumlahnya masih sedikit sekali
di sini, dan tak akan banyak jumlahnya sebelum kita mempunyai kebebasan
politik. Sedangkan di Jerman petani-petani mempunyai sangat banyak koperasi
dari segala macam. Tetapi lihatlah siapa yang paling beruntung dari
koperasi-koperasi ini. Di seluruh Jerman, 140.000 pengusaha-pertanian masuk
menjadi anggota perkumpulan-perkumpulan untuk penjualan susu dan barang-barang
dari susu, dan 140.000 pengusaha-pengusaha pertanian ini (untuk penyederhanaan
kita sekali lagi ambil angka-angka bulat) memiliki 1.100.000 ekor sapi.
Ditaksir bahwa di seluruh Jerman terdapat empat juta petani miskin. Dari jumlah ini, hanya 40.000
saja yang masuk koperasi-koperasi: jadi hanya
satu dari setiap seratus petani-miskin menikmati manfaat dari
koperasi-koperasi ini. 40.000 petani-miskin ini memiliki hanya 100.000
ekor sapi. Selanjutnya, pengusaha-pengusaha pertanian-sedang,
petani-petani-sedang, berjumlah satu
juta; dari jumlah ini, 50.000 menjadi anggota koperasi-koperasi (artinya
lima dari setiap seratus) dan mereka memiliki 200.000 ekor sapi. Akhirnya,
pengusaha-pengusaha pertanian kaya (yaitu, kaum tuan tanah dan kaum tani-kaya
disatukan) berjumlah sepertiga juta;
dari jumlah ini, 500.000 menjadi anggota koperasi-koperasi (artinya, tujuh belas orang dari setiap seratus)
dan mereka memiliki 800.000 ekor sapi!
Orang-orang
itulah yang pertama-tama dan terutama dibantu oleh koperasi-koperasi. Begitulah
caranya petani dikelabui matanya oleh orang-orang yang bergembar-gembor tentang
menyelamatkan petani-sedang dengan jalan segala macam perkumpulan untuk membeli
murah dan menjual dengan laba yang sedemikian itu. Terlalu murah sekali
burjuasi hendak “menebus” petani dari kaum Sosial-Demokrat yang menyerukan baik
kepada petani-miskin maupun petani-sedang supaya menggabungkan diri dengan
mereka.
Juga
di negeri kita berbagai-bagai koperasi perusahaan keju dan perusahaan
pengumpulan susu mulai dibentuk. Juga di negeri kita terdapat banyak sekali
orang-orang yang bergembar-gembor: artel-artel, persatuan komune desa dan
koperasi-koperasi – itulah yang diperlukan muzyik. Tatapi lihatlah siapa yang
beruntung dari artel-artel, koperasi-koperasi dan penyewaan oleh komune. Dari
tiap seratus keluarga di negeri kita, sekurang-kurangnya duapuluh tidak
mempunyai sapi sama sekali; tigapuluh keluarga hanya mempunyai satu ekor sapi
masing-masing: mereka ini menjual susu karena kekurangan yang amat sangat,
anak-anak mereka sendiri harus tanpa minum susu, mereka kelaparan dan mati
sebagai lalat. Akan tetapi petani-petani-kaya masing-masing mempunyai sapi
tiga, empat ekor dan lebih, dan petani-petani kaya ini memiliki separuh dari
seluruh jumlah sapi yang dimiliki petani-petani. Jadi siapakah beruntung
dari koperasi perusahaan keju itu? Jelaslah sama sekali, tuan tanah-tuan tanah
dan burjuasi-tanilah yang pertama-tama beruntung. Jelaslah sama sekali,
menguntungkan merekalah jika petani-petani-sedang dan kaum miskin condong pada
mereka dan jika mereka percaya bahwa jalan untuk lolos dari kekurangan
itu bukanlah perjuangan dari seluruh kaum buruh menentang seluruh burjuasi,
melainkan usaha pengusaha-pengusaha pertanian kecil seorang-seorang untuk
memanjat keluar dari posisi mereka yang sekarang ini dan menyelinap kebarisan
kaum kaya.
Usaha
ini dipupuk serta didorong dengan segala nada oleh semua pembela burjuasi yang
berlaku pura-pra sebagai pembela-pembela dan sahabat-sahabat petani-kecil. Dan
banyak orang yang naif tidak mengenal serigala yang berbulu kambing, dan
mengulangi penipuan burjuis ini dengan kepercayaan bahwa mereka membantu
petani-petani-miskin dan sedang. Misalnya, dalam buku-buku dan dalam
pidato-pidato mereka mendalilkan seolah-olah pengusahaan pertanian kecil-kecilan
adalah yang paling berfaedah, yang paling menguntungkan, seolah-olah
pengusahaan pertanian kecil-kecilan sedang tumbuh subur, dan itulah sebabnya
maka, kata mereka, dalam pertanian di mana-mana terdapat begitu banyak
pengusaha-pengusaha kecil-kecilan, dan itulah sebabnya maka, katanya, mereka
berpegang dengan begitu teguhnya pada tanah mereka (dan bukan karena semua
tanah yang terbaik sudah diduduki oleh burjuasi, dan semua uang juga dalam
tangan mereka, sedang kaum miskin harus hidup seumur hidupnya terkurung dan
memeras keringatnya di atas kepingan-kepingan tanah yang kecil sekali!).
Petani-kecil tidak banyak memerlukan uang, kata orang-orang yang bermulut manis
ini; petani-kecil dan petani-sedang itu lebih hemat dan lebih rajin daripada
pengusaha-pertanian besar, dan tambahan pula pandai hidup lebih sederhana:
daripada membeli kekurangan rumput kering untuk ternaknya, dia cukup puas
dengan memberi ternaknya makan jerami. Daripada membeli mesin yang mahal, dia
bangun lebih pagi dan membanting tulang lebih lama dan mengerjakan sebanyak
yang dikerjakan oleh mesin itu; daripada memboroskan uang pada orang lain untuk
mengerjakan suatu reparasi, petani itu sendiri mengambil kapak pada suatu hari
pesta dan bekerja sebentar sebagai seorang tukang kayu — dan ini jauh lebih
murah daripada cara yang dijalankan oleh seorang pengusaha-pertanian-besar;
daripada memelihara kuda atau lembu jantan yang mahal, dia memakai sapi
perahannya untuk membajak. Di Jerman semua petani miskin membajak dengan sapi
perahan, dan di negeri kita juga Rakyat telah menjadi begitu miskin sehingga
mereka untuk membajak mulai memakai tidak saja sapi perahan, tetapi bahkan
laki-laki dan wanita! Dan betapa menguntungkannya! Betapa murahnya semua ini!
Betapa patut dipujinya petani-sedang dan petani-kecil yang begitu getol, begitu
rajin, hidup begitu sederhana, tidak membuang-buang waktu mereka untuk yang
bukan-bukan, tidak memikirkan Sosialisme, tetapi hanya memikirkan usaha-usaha
pertanian mereka! Tidak condong kepada kaum buruh yang mengorganisasi
pemogokan-pemogokan menentang burjuasi, tetapi mengikuti kaum kaya, dan
berikhtiar untuk menjadi orang-orang yang patut dihormati! Nah, andaikata
semuanya begitu getol, begitu rajin, dan hidup sederhana, tidak terus minum
minuman keras, menyimpan uang lebih banyak, dan lebih sedikit mengeluarkan uang
untuk membeli kain katun macam-macam dan beranak lebih sedikit – maka kiranya
akan berbahagialah semua dan tak akan ada kemiskinan serta kekurangan apapun
juga!
Demikian
lagu-lagu merdu yang dinyanyikan oleh burjuasi kepada petani sedang dan ada
orang-orang naif yang mempercayai lagu-lagu ini serta mengulanginya sendiri! [*10]
Sebenarnya segala omongan yang bermadu itu tidak lain dan tidak bukan adalah
penipuan serta olok-olok terhadap petani. Apa yang dinamakan
pengusahaan-pertanian yang murah dan menguntungkan oleh orang-orang yang
bermulut manis ini ialah kekurangan, kekurangan yang pahit, yang memaksa petani
sedang dan petani kecil bekerja dari pagi sampai malam, menghitung-hitung
setiap potong roti, menghitung-hitung setiap peser yang dia keluarkan. Tentu
saja apa yang dapat lebih “murah” dan “lebih menguntungkan” daripada
memakai celana itu-itu juga selama tiga tahun, pergi kemana-mana dengan kaki
telanjang di musim panas, membetulkan bajak kayu dengan seutas tali den memberi
makan sapi dengan jerami busuk dari atap! Taruhlah sebarang orang burjuis atau
sebarang orang petani-kaya di usaha-pertanian yang “murah” dan “menguntungkan”
sedemikian itu, maka dia kiranya akan lekas lupa pada segala omongan yang
bermadu itu!
Orang-orang
yang menyanjung-nyanjung pengusahaan-pertanian kecil-kecilan itu kadang-kadang ingin menolong
petani, tetapi sebenarnya mereka hanya merugikan dia saja. Dengan kata-kata
yang bermadu itu mereka menipu muzyik sama seperti Rakyat ditipu oleh lotere. Akan saya ceriterakan apa itu
lotere. Marilah kita misalkan bahwa saya mempunyai seekor sapi, yang berharga
50 Rubel. Saya hendak menjual sapi itu dengan jalan lotere, maka itu kepada
setiap orang saya tawarkan surat undian yang masing-masing berharga satu Rubel.
Ada kemungkinan dengan satu Rubel mendapat satu sapi itu! Orang-orang terbujuk,
Rubel-Rubel membanjir masuk. Sesudah terkumpul seratus Rubel lotere terus saya
tarik: orang yang nomornya tercabut mendapat sapi itu untuk satu Rubel, yang
lain tidak mendapat apa-apa. “Murahkah” sapi itu bagi orang-orang tersebut?
Tidak, itu mahal sekali, sebab jumlah uang yang mereka bayar adalah dua kali
nilai sapi itu, sebab dua orang (orang yang menyelenggarakan lotere dan yang
memperoleh sapi) mendapat untung tanpa kerja apa-apa, dan dalam pada itu
beruntung atas kerugiannya 99 orang yang kehilangan uang mereka. Jadi,
orang-orang yang mengatakan bahwa lotere menguntungkan Rakyat adalah
semata-mata menipu Rakyat. Mereka yang menjanjikan akan melepaskan petani dari
kemiskinan serta kesengsaraan dengan jalan berbagai macam koperasi
(perkumpulan-perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan berlaba),
berbagai macam perbaikan pengusahaan-pertanian, berbagai macam bank-bank dan
segala macam hal begituan adalah menipu kaum tani persis seperti itu. Persis
seperti di dalam lotere di mana terdapat satu orang yang beruntung dan
selebihnya adalah orang-orang yang rugi, maka begitu pulalah dengan hal-hal
ini: seorang petani-sedang cukup cerdik dan menjadi orang-orang kaya, sedangkan
99 orang sesama petani membongkokkan punggungnya seumur hidup mereka, tak
pernah membebaskan dirinya dari kekurangan, dan malah menjadi semakin
bangkrut. Biar setiap penduduk desa memeriksa komunenya dan seluruh distriknya
dengan satelit-satelitnya: banyakkah petani-petani sedang yang menjadi kaya dan
lupa akan kekurangan? Dan berapa banyak yang seumur hidupnya tak pernah
membebaskan diri dari kekurangan? Berapa banyak yang bangkrut dan meninggalkan
desa mereka? Sebagaimana telah kita lihat, di seluruh Rusia ditaksir tidak
lebih dari dua juta usaha pertanian petani-sedang. Andaikanlah ada segala macam
perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan laba yang jumlahnya sepuluh
kali sebanyak yang sekarang. Apa akibatnya? Sebanyak-banyaknya seratus ribu
petani-sedang berhasil menaikkan diri ketingkat kaum kaya. Apakah artinya ini?
Ini berarti bahwa dari tiap seratus petani-sedang, lima akan menjadi kaya.
Tetapi bagaimana dengan 95 lainnya? Mereka akan tetap dalam kesusahan seperti
sedia kala, dan banyak di atara mereka akan merada dalam kesusahan-kesusahan
yang lebih besar lagi! Dan kaum miskin akan lebih-lebih lagi bangkrutnya.
Sudah
barang tentu, burjuasi menghendaki justru supaya
sebesar mungkin jumlah petani-petani-miskin dan sedang
akan condong pada kaum kaya, supaya mereka percaya pada kemungkinan meloloskan diri dari kemiskinan tanpa
berjuang melawan burjuasi, supaya mereka menaruh harapan-harapan pada kerajinan mereka serta kecermatannya yang
rakus, pada kemungkinan memperkaya diri dan bukan pada bersatu dengan kaum
buruh desa dan kota. Burjuasi berdaya upaya sekuat tenaga untuk memupuk
kepercayaan dan harapan yang bersifat khayalan ini pada muzyik dan berusaha
meninabobokkannya dengan segala macam kata yang bermadu.
Untuk
menelanjangi penipuan yang dilakukan oleh semua orang yang bermulut manis ini
cukuplah dengan mengajukan tiga pertanyaa kepada mereka.
Pertanyaan
petama. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan dan
kemiskinan, apabila di Rusia seratus juta desiatina dari 240 juta desiatina
tanah yang dapat dikerjakan dimiliki oleh pemilik-pemiliktanah perseorangan?
Apabila enambelas ribu pemilik tanah yang paling besar memiliki tanah enampuluh
lima juta desiatina?
Pertanyaan
kedua. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan serta
kemiskinan, apabila satu setengah juta keluarga petani-kaya (dari jumlah
sepuluh juta seluruhnya) telah memusatkan dalam tangan mereka separuh dari
seluruh tanah garapan petani, separuh dari seluruh jumlah kuda dan seluruh
jumlah ternak yang dimiliki petani-petani, dan jauh lebih banyak daripada
separuh dari seluruh persediaan serta uang simpanan petani? Apabila kaum
burjuasi tani ini kian lama kian bertambah kaya, mendesak petani-petani miskin
dan petani-petani sedang, memperkaya dari atas kerja orang lain, buruh-buruh
tani dan buruh-buruh tani harian? Apabila enam setangah juta keluarga kaum tani
merupakan kaum miskin yang bangkrut, yang selalu menderita lapar, dan terpaksa
mencari sepotong roti yang menyedihkan dengan segala macam kerja upahan?
Pertanyaan
ketiga. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan serta
kemiskinan apabila uang telah menjadi kekuatan yang utama, apabila
segala-galanya dapat dibeli dengan uang – pabrik-pabrik dan tanah: dan bahkan
manusia dapat dibeli untuk dipekerjakan sebagai pekerja-pekerja upahan, sebagai
budak-budak upahan? Apabila tanpa uang orang tak dapat hidup atau menjalankan
suatu usaha-pertanian? Apabila seorang pengusaha pertanian kecil, seorang
petani miskin, harus melakukan perjuangan menentang pengusaha pertanian besar
guna mendapat uang? Apabila beberapa ribu tuan tanah, saudagar, pemilik pabrik
dan bankir telah memusatkan dalam tangan mereka ratusan juta Rubel, dan lebih
daripada itu, menguasai semua bank, di mana tersimpan ribuan juta Rubel?
Tak
ada kata-kata yang bermadu mengenai keuntungan-keuntungan dari
pengusahaan-pertanian kecil-kecilan, atau dari koperasi-koperasi akan
memperkenankan orang mengelakkan pertanyaan-pertanyaan ini. Atas pertanyaan-petanyaan
ini hanya mungkin ada satu jawaban saja: “koperasi” sejati yang dapat
menyelamatkan Rakyat pekerja yalah persekutuan
kaum miskin desa dengan kaum buruh Sosial-Demokrat di kota-kota untuk melawan
sleuruh burjuasi. Makin cepat persekutuan demikian tumbuh dan menjadi kuat, maka makin lekaslah
petani-sedang menyadari seluruh kebohongan dari janji-janji burjuasi, dan makin
lekas pula petani sedang itu datang ke pihak kita.
Burjuasi
tahu hal ini, dan itulah sebabnya, di samping kata-kata yang bermadu, mereka
menyebarkan segala macam kebohongan tentang kaum Sosial-Demokrat. Mereka
mengatakan bahwa kaum Sosial-Demokrat hendak merampas milik petani-petani-
sedang dan petani-petani-kecil. Itu
adalah bohong. Kaum Sosial-Demokrat hendak merampas hanya milik
pemilik-pemilik besar saja, hanya milik
mereka saja yang hidup atas orang lain. Kaum Sosial-Demokrat kapanpun tak akan pernah mengambil milik
pengusaha-pengusaha pertanian kecil dan sedang yang tidak menyewa buruh. Kaum Sosial Demokrat membela serta
mempertahankan kepentingan-kepentingan seluruh Rakyat pekerja, tidak saja
kepentingan-kepentingan kaum buruh kota, yang lebih berkedaran klas dan lebih
bersatu daripada semua yang lain-lainnya, tetapi juga
kepentingan-kepentingan kaum buruh desa, dan pula kepentingan-kepentingan
tukang-tukang kecil serta petani-petani kalau mereka tidak menyewa buruh, tidak
condong pada kaum kaya, dan tidak memihak burjuasi. Kaum Sosial-Demokrat berjuang untuk segala macam perbaikan dalam kehidupan kaum buruh dan petani, yang dapat
dijalankan segera, sebelum kita menghancurkan kekuasaan burjuasi, dan yang
meringankan perjuangan menentang burjuasi ini. Tetapi kaum Sosial-Demokrat
tidak menipu petani, mereka mengatakan seluruh kebenaran kepadanya, mereka
sebelumnya dan dengan terus terang mengatakan kepadanya bahwa tak ada perbaikan
apapun yang akan dapat membebaskan Rakyat dari kekurangan serta
kemiskinan selama burjuasi berkuasa. Untuk memungkinkan seluruh Rakyat mengetahui itu kaum
Sosial-Demokrat dan apa yang mereka kehendaki, kaum Sosial-Demokrat telah
menyusun sebuah programnya [*11].
Program berarti suatu pernyataan singkat, terang dan tepat tentang segala hal
yang diusahakan serta diperjuangkan oleh sebuah partai. Partai Sosial-Demokrat
adalah satu-satunya Partai yang memajukan sebuah program yang terang serta
tepat agar supaya seluruh Rakyat tahu dan memakluminya dan agar supaya ke dalam
Partai hanya dapat masuk orang-orang yang benar-benar hendak berjuang untuk
membebaskan seluruh Rakyat pekerja dari penindasan burjuasi, dan dalam pada itu
orang-orang yang mengerti dengan tepat siapa yang harus bersatu untuk berjuang
ini dan bagaimana seharusnya melakukan perjuangan itu. Selain itu, kaum
Sosial-Demokrat berpendapat bahwa di dalam program harus dijelaskan secara terus terang,
terbuka dan tepat, sebab-musabab dari
kemiskinan serta kesengsaraan Rakyat pekerja, dan apa sebabnya persatuan
kaum buruh menjadi semakin luas serta kuat. Tidaklah cukup untuk mengatakan
bahwa kehidupan sukar, dan menyerukan akan pendurhakaan; setiap tukang
gembar-gembor dapat melakukan itu, Tetapi sedikit gunanya. Yang perlu
yalah supaya Rakyat pekerja mengerti dengan jelas apa sebabnya mereka hidup dalam kesengsaraan dan dengan siapa mereka harus bersatu untuk berjuang supaya membebaskan diri mereka
dari kekurangan.
Kami
sudah mengatakan apa yang dikehendaki kaum Sosial-Demokrat; sudah kami jelaskan
sebab-musabab dari kekurangan serta kemiskinan Rakyat pekerja; sudah kami
tunjukkan siapa yang harus dilawan kaum miskin desa dengan siapa mereka harus
bersatu untuk perjuangan ini.
Sekarang akan kami terangkan perbaikan-perbaikan apa yang dapat
kita capai dengan segera dengan
perjuangan kita, perbaikan-perbaikan dalam kehidupan kaum buruh maupun dalam
kehidupan petani-petani.
Catatan:
[*10]
Di Rusia orang-orang naif yang menginginkan kebaikan bagi petani, tetapipun
sebentar-sebentar memulai omongan bermadu macam ini, dinamakan kaum “Narodnik”
atau “ pendekar-pendekar pengusahaan-pertanian kecil-kecilan”. Kaum “ Sosialis
Revolusioner”, karena ketiadaan pengertian, mengikuti juga jejak-jejak mereka.
Di Jerman juga terdapat tidak sedikit orang yang bermulut manis. Salah seorang
di antara mereka, Eduard David, baru saja menulis sebuah buku tebal. Dalam buku
ini dia mengatakan bahwa usaha-usaha pertanian kecil adalah tak terhingga lebih
menguntungkan daripada usaha-usaha pertanian besar, sebab petani kecil tidak
mengeluarkan uang yang tak perlu-perlu, tidak memelihara kuda untuk
membajak, dan puas dengan memakai sapi perahannya itu-itu juga untuk membajak.
[*11]
Lihat lebih lanjut, pada akhir buku
ini, suatu Lampiran – Program Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia, yang
diusulkan oleh suratkabar Sosial-Demokrat Iskra dan majalah Zarya.
Sumber: KEPADA KAUM MISKIN DESA / 1903, BAB 4
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar